Cerita Sebagai Media Komunikasi Iman Dalam Pendidikan Agama
                                                                                72
dramatisasi  bukan  saja  hanya  menyampaikan  sebuah  cerita  namun  menantang kreatifitas  guru  ataupun  siswa  dalam  membuat  alat  peraga  seperti  contoh  cerita
mengenai  kelahiran  Yesus  dengan  dibuat  dramatisasi  siswa  ditantang  berkreasi menyiapkan  tempat,  latar  yang  sesuai  tema  mengenai  kelahiran  Yesus,  dekorasi,
kostum  dan  perlengkapan  yang  membuat  cerita  menjadi  lebih  menarik.  Dengan proses  yang  berlangsung  dapat  mempererat  hubungan  antar  siswa  dengan  yang
lainnya  dan  dengan  kreatifitas  membuat  siswa  merasa  bahagia  menyammpaikan ide  masing-masing.  Selain  itu  membantu  para  siswa  memperkembangkan
imannya  dari  makna  yang  disampaikan  lewat  cerita  juga  dalam  proses persiapannya. Sehingga dengan cerita  siswa mampu mengembangkan kreatifitas
juga mengembangkan imannya. Seperti  yang  diura
ikan  Munandar  2004:25  “kreativitas  adalah kemampuan  umum  untuk  menciptakan  sesuatu  yang  baru  yang  dapat  diterapkan
sebagai  kemampuan  untuk  melihat  hubungan-hubungan  baru  antara  unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.” Dengan demikian cerita sebagai bahan yang mampu
menantang  siswa  dalam  kreatifitas  juga  menghantar  siswa  memperkembangkan iman  kristiani  dengan  menciptakan  sesuatu  yang  baru  pada  siswa  dalam
melahirkan  kreasi  dari  masing-masing  pribadi  dalam  melahirkan  ide-ide  dengan menghubungkan  unsur-unsur  yang  ada  dalam  pendidikan  agama  katolik  di
sekolah.
73
C.  Cerita dalam kaitan dengan Bercerita sebagai metode pembelajaran PAK yang memungkinkan peserta didik memperkembangkan imannya
Dalam Pendidikan Agama Katolik di sekolah membutuhkan metode  yang tepat dalam mengajar agar dapat diterima dengan baik dan diterima dengan mudah
oleh  siswa.  Dengan  metode  belajar  yang  tepat  siswa  dapat  dengan  mudah menangkap apa  yang disampaikan. Guru sebagai  fasilitator  yang berperan dalam
membantu  memperkembangkan  iman  anak  harus  mampu  memberikan  informasi yang tidak monoton namun menarik sehingga membuat siswa tertarik dengan apa
yang  disampaikan.  Cerita  memiliki  implikasi  pada  metode  bercerita  sehingga metode bercerita memiliki kekuatan yang menarik nampak pada cerita bergambar
atau film yang relevam dengan kondisi saat ini yaitu zaman digital. Metode  bercerita  adalah  metode  yang  tak  dapat  lepas  dalam  Pendidikan
Agama Katolik di sekolah karena dengan menggunakan cerita bukan hanya cerita pengalaman  saja  namun  cerita  kanonis  atau  kitab  suci  yang  berisi  sejarah
mengenai  Allah  dalam  mewartakan  Injil  dapat  menjadi  metode  yang  tepat sehingga  dengan  bercerita  dapat  membantu  siswa  dalam  mendengar,  meresapi,
menanggapi  dengan  hati  dan  merefleksikannya  Roedi  Hoftman,  194:37  dalam hidup  juga  mengambil  nilai  yang  terkandung  didalamnya  dan  mampu
memperkembangkan iman peserta didik. Yesus  yang  mengajar  dengan  bercerita  menggunakan  perumpamaan  agar
dapat  dimengerti  semua  kalangan  karena  bahasa  yang  mudah  dan  cerita  yang menarik akan membuat orang yang mendengarnya merasa tersentuh imannya dan
                                            
                