Konteks PAK di Sekolah

28 sendiri namun memperkembangkan seluruh segi sosial yang bertolak dari kenyataan hidup peserta sehingga membantu mendewasakan dan memperkembangkan imannya bukan hanya segi kognitif namun sikap dan tindakan bagi masyarakat dan sesama.

C. Tujuan PAK di Sekolah

PAK di Sekolah pada dasarnya bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk membangun hidup yang semakin beriman. Membangun hidup beriman berarti membangun kesetiaan pada Injil Yesus Kristus, yang memiliki keprihatinan tunggal, yakni Kerajaan Allah. Kerajaan Allah merupakan situasi dan peristiwa penyelamatan dan perjuangan untuk perdamaian dan keadilan, kebahagiaan dan kesejahteraan, persaudaraan dan kesetiaan, kelestarian lingkungan hidup yang dirindukan oleh setiap orang dari berbagai agama dan kepercayaan Komkat KWI,2007: 7. Heryatno 2008:25 mengatakan bahwa pada hakekatnya tujuan PAK yaitu, demi terwujudnya Kerajaan Allah, iman yang selalu berkembang. 1. Demi Terwujudnya Kerajaan Allah Tujuan orang memeluk agama adalah untuk mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat. Agama Katolik juga menawarkan kebahagian di dunia dan di surga. Terciptanya kebahagian di dunia dan di surga ini dalam bahasa Katolik di istilahkan terciptanya Kerajaan Allah yaitu jika Allah sudah meraja maka di situ akan tercipta suatu kebahagian. Tujuan Pendidikan Agama Katolik di Sekolah 29 adalah untuk menyelamatkan jiwa. Jika Allah sudah meraja maka tentu kita akan selamat dan bahagia karena kita adalah Anak-anakNya. Oleh sebab itu Pendidikan Agama Katolik di Sekolah harusnya mampu menggerakkan siswa untuk ikut mengambil bagian demi terciptanya Kerajaan Allah. Artinya Pendidikan Agama Katolik harus mampu membuat siswa merasa bahagia dan berbagi kebahagian dengan orang-orang di sekitar lewat sikap dan tindakan sehari-hari yang sesuai dengan ajaran Katolik. Dengan demikian Kerajaan Allah di surga akan hadir secara nyata lewat sikap dan tindakan yang memberi kebahagian bagi orang di sekitar. Terwujudnya Kerajaan Allah menjadi tujuan utama dalam PAK di Sekolah, karena Kepercayaan kita kepada Allah memimpin kita untuk menyadari dan mengingat bahwa Kerajaan Allah adalah pemberian. Dalam arti yang definitif Kerajaan telah datang dalam Yesus Kristus. Keselamatan telah dimenangkan bagi kita. Karena Kerajaan Allah telah hadir dan kedatangannya yang terakhir dijanjikan dapat dipercaya, kita dapat menjalani masa kini dengan suka cita, damai dan bahagia. 2. Iman Yang Selalu Berkembang Iman Katolik sebagai realitas yang hidup memiliki tiga dimensi yang esensial, yaitu keyakinan, hubungan yang penuh kepercayaan dan kehidupan agape yang hidup. Maksud dari agape di sini adalah iman tumbuh karena ada rasa keyakinan, kepastian dan kepercayaan yang penuh. Tidak berhenti di situ, iman yang tumbuh karena keyakinan dan kepercayaan akan Yesus Kristus harus dihayati secara penuh dan dilaksanakan secara penuh juga dalam hidup sehari- 30 hari. Iman adalah sebuah realitas yang hidup, maka tiga dimensi tersebut diekspresikan ke dalam tiga kegiatan, yaitu iman sebagai keyakinan faith as believing, iman sebagai kegiatan mempercayakan faith as trusting dan iman sebagai kegiatan melakukan faith as doing. Ketiga dimensi dan kegiatan ini harus ada dalam pendidikan agama Groome, 2010: 81. Menurut Gravissimum Educationis yaitu pernyataan Konsili Vatikan II tentang Pendidikan Kristen tujuan PAK, tampak dalam artikel yang ada art 1-9. Dalam Artikel 2 mengatakan bahwa semua orang Kristen berhak atas pendidikan kristen. Alasannya karena telah dilahirkan kembali dalam air dan Roh Kudus dibaptis. Pendidikan tidak hanya bertujuan mematangkan pribadi manusia saja bdk. art. 1, melainkan juga bertujuan utama agar orang yang telah dibaptis perlahan-lahan memahami misteri penyelamatan Allah, menyadari anugrah- anugrah iman yang diperolehnya, belajar menyembah Allah dalam Roh dan kebenaran Yoh 4:33 terutama dalam karya Liturgi, dan kekudusan yang benar Ef 4:22-24. Konsili mengingatkan para gembala jiwa akan tugas tersebut, agar semua orang beriman menikmati pendidikan Kristen, terutama angkatan muda yang adalah harapan gereja. Pada artikel 4 mengatakan tentang menunaikan tugas pendidikan gereja mengusahakan semua sarana yang tepat, terutama sarana yang khas yaitu, katekese, yang menerangi dan meneguhkan iman, yang mengasuh kehidupan menurut semangat Kristus, yang mengantar kepada peran serta yang aktif dan sadar dalam misteri liturgi dan yang merangsang kegiatan kerasulan. Sarana- sarana lain yang dijiwai dengan semangat Gereja yakni warisan umum umat