12
katekese  dengan  sakramen  inisiasi  Kristen.  Hal  ini  kemudian  dipahami  sebagai hidup  menggereja  yang  terus  menerus  dalam  iman  teristimewa  pada  pelajaran
agama  di  sekolah  bersama  dengan  pendidikan  keluarga  Kristen  yang  membina kaum  muda  PUK,  Art.  60.  Dengan  demikian  Pendidikan  Agama  Katolik  di
sekolah merupakan bagian dari katekese karena PAK bertujuan untuk membantu siswa  agar  beriman  semakin  mendalam  dan  memiliki  kesadaran  untuk  terlibat
dalam kehidupan menggereja juga kehidupan di masyarakat.
a. Katekese sebagai Pendidikan Iman
Berdasarkan  arti  kata,  katekese  berasal  dari  bahasa  Yunani  Katechein, bentukan dari kata „Kat‟ yang berarti meluas atau pergi, dan „echo‟ yang berarti
menggemakan atau menyuarakan. Dengan demikian katechein  berarti perwartaan secara meluas tentang suatu berita.
Pewarta  Kabar  Gembira  yang  utama  dan  pertama  adalah  Yesus    Kristus. Dia  mewartakan  Kerajaan  Allah,  dan  pewartaannya  sebagai  Kabar  Gembira
dirumusakan di dalam Injil PUK, Art. 34. Pewartaan kabar Gembira yang telah dimulai  oleh  Yesus  kemudian  dilanjutkan  oleh  murid-murid-Nya.  Melalui
katekese  umat  beriman  menyampaikan  kata-kata  dan  perbuatan  Wahyu, memaklumkan  dan  menceritakan  sekaligus  memperjelas  misteri  yang  ada  di
dalamnya PUK, Art. 39. Komkat  KWI  memberikan  tekanan  pada  katekese  yaitu  sebagai
komunikasi  iman  dari  pengalaman  iman  dalam  kehidupan  sehari-hari  dan  dapat meneguhkan  iman  para  peserta.  Untuk  itu  katekese  adalah  pendidikan  yang  di
13
dalamnya terdapat  pewartaan iman  yang dapat  saling meneguhkan iman masing- masing  peserta  dengan  pengalaman  iman  yang  dapat  mendekatkan  diri  dengan
Kristus yang terungkap dalam peristiwa hidup sehari-hari. Katekese  sebagai  pendidikan  iman  merupakan  salah  satu  bentuk  karya
pewartaan  Gereja  yang  bertujuan  untuk  membantu  umat  beriman  agar  imannya semakin  mendalam  dan  supaya  mereka  semakin  terlibat  dalam  kehidupan
menggereja dan masyarakat baik sebagai pribadi maupun kelompok Adisusanto, 1995:3.  Dengan  demikian  katekese  membuat  setiap  orang  diundang  untuk
bertobat,  lebih  mendekatkan  diri  dan  mengimani  Yesus.  Pendidikan  iman  ini diharapkan berlangsung terus-menerus sepanjang hidup manusia di dunia.
b. Katekese sebagai Pelayanan Sabda
Pelayanan  sabda  adalah  salah  satu  bentuk  dari  katekese.  Tidak  ada katekese  yang benar kalau nama, ajaran, janji-janji, Kerajaan Allah, Putra Allah,
Yesus  dari  Nasaret  tidak  diwartakan.  Mereka  yang  sudah  menjadi  murid  Kristus juga  harus  disuburkan  dengan  sabda  Allah  agar  mereka  dapat  bertumbuh  dalam
hidup  Kristiani  mereka  PUK,  Art.  50.  Katekese  sebagai  pelayanan  sabda memiliki fungsi yaitu:
1 Dikumpulkan dan dipanggil kepada iman
Fungsi ini merupakan perintah misioner Yesus yang ditujukan kepada orang-orang  yang  tidak  beriman  yaitu  mereka  yang  memilih  untuk  tidak
percaya,  orang-orang  Kristen  yang  ada  di  ambang  batas  hidup  Kristiani  dan
14
mereka yang memeluk agama-agama lain. Selain itu fungsi ini juga ditujukan kepada anak-anak dari keluarga Kristiani.
2 Inisiasi
Mereka yang karena rahmat memilih untuk mengikuti Yesus kemudian diperkenalkan dengan hidup  iman, liturgi  dan cinta kasih  Umat  Allah. Untuk
mencapai  pada  fungsi  ini  katekese  memiliki  peranan  penting  terutama katekese  mengenai  sakramen-sakramen  inisiasi  yang  akan  atau  sudah
diterima.  Pendidikan  Kristen  dalam  keluarga  dan  pelajaran  agama  di  sekolah juga memiliki fungsi mengawali.
3 Pendidikan iman
Katekese  ini  ditujukan  bagi  orang-orang  Kristen  yang  sudah diperkenalkan  oleh  unsur  dasar  iman  Kristen  namun  masih  perlu  memupuk
dan  memperdalam  iman  selama  hidup.  Fungsi  ini  dilaksanakan  melalui banyak  bentuk  antara  lain:  sistematis  atau  kadang-kadang,  individual  atau
komunal, diatur atau spontan. 4
Fungi Liturgis Pelayanan  sabda  juga  mempunyai  fungsi  liturgis  karena  pelayanan
sabda  merupakan  bagian  utuh  dari  suatu  tindakan  sakral.  Homili  adalah bentuk  pelayanan  sabda  yang  paling  penting  dalam  suatu  liturgi.  Pelayanan
sabda menjadi persiapan langsung bagi penerimaan sakramen-sakramen  yang berbeda,  perayaan  sakramental  dan  yang  terpenting  partisipasi  umat  beriman
dalam Ekaristi, dan sebagai sarana pendidikan iman yang pertama.
15
Katekese  sebagai  pelayanan  sabda  memiliki  banyak  fungsi  yaitu  untuk pertobatan,  pendidikan  iman  baik  dalam  keluarga  maupun  dalam  lembaga-
lembaga pendidikan,
selain itu
pelayanan sabda
diberikan secara
berkesinambungan guna memupuk iman dan mendewasakan iman.
c. Katekese sebagai Ilmu
Kateketik  adalah  teori  tentang  katekese,  refleksi  atas  karya  Gereja,  ilmu yang mengajarkan bagaimana mewartakan ajaran Kristus kepada kaum muda dan
dewasa.  Kateketik  adalah  ilmu  pendidikan  agama  atau  ilmu  bina  iman,  yang mempelajari  segala  sesuatu  yang  berkaitan  dengan  pembinaan  iman
Telaumbanua, 2005: 6. Kateketik sebagai ilmu pendidikan agama atau ilmu bina iman  telah  cukup  lama  ditekuni,  khususnya  dalam  hal  praksis  bina  iman  yang
dinamai katekese Telambuana, 2005: 13. Sedangkan menurut Purwatma 2012: 155  ilmu  kateketik  adalah  sebuah  studi  ilmiah  perihal  katekese  dengan
menggunakan  metode  dan  sistem  yang  spesifik.  Perkembangan  paham,  tujuan, model,  sarana  dan  kedudukan  katekese  dalam  Gereja  serta  hubungan  katekese
dengan  ilmu  pendidikan  ikut  membantu  memperkembangkan  ilmu  kateketik sehingga  umat  semakin  berkembang  dalam  iman  dan  penghayatan  hidup  akan
Yesus Kristus yang menyelamatkan.
1 Objek Formal
Objek  formal  dalam  ilmu  kateketik  memiliki  tiga  aspek  penting  yaitu komunikasi iman, pewartaan dan pendidikan iman.
a Komunikasi iman
16
Dalam  PPKI  II  yang  berlangsung  di  Klender  Jakarta  menjelaskan  bahwa katekese umat adalah komunikasi iman atau tukar pengalaman iman penghayatan
iman  antara  anggota  jemaat  beriman.  Dalam  katekese,  umat  dituntut  untuk mampu  bersaksi  tentang  imannya  akan  Yesus  Kristus  sebagai  pola  hidup  umat
beriman  dalam  Kitab  Suci  khususnya  dalam  Perjanjian  Baru  sebagai  dasar penghayatan  iman  umat  kristiani  sepanjang  hidupnya.  Telambuana  2005:  86
juga  mengungkapkan  bahwa  katekese  yang  menjemaat,  yang  berdasarkan  pada situasi  konkret  setempat  dan  berpola  pada  Yesus  Kristus  adalah  sumber  iman
yang utama menuju pada hidup Kristiani yang utuh.
Katekese  umat  merupakan  komunikasi  iman  dari  peserta  sebagai  sesama dalam iman yang sederajat tanpa pandang bulu untuk terus bersaksi tentang iman
mereka  secara  terbuka  ditandai  sikap  saling  menghargai  dan  mendengarkan  satu sama lain Telambuana, 2005: 87-88. Komunikasi iman juga diharapkan mampu
membantu  peserta  agar  menghayati  imannya  di  dalam  kenyataan  hidupnya  atau kebudayaan  dan  cara  berpikirnya  sendiri.  Perjumpaan  antara  kenyataan  hidup
peserta  dengan  kekayaan  iman  Kristiani,  membantu  mereka  supaya  sampai  pada penghayatan  iman  yang  menyeluruh,  yang  membawa  mereka  pada  kematangan
atau kedewasaan iman Heryatno Wono Wulung, 2008: 50.
b Pewartaan Sabda
Pewartaan yang menyampaikan Wahyu kepada dunia, dilaksanakan dalam perkataan-perkataan dan perbuatan. Pelayanan sabda adalah unsur pewartaan yang
fundamental.  Tidak  ada  pewartaan  yang  benar  kalau  nama,  ajaran,  janji-janji,
17
Kerajaan Allah, Putra Allah tidak diwartakan. Mereka yang sudah menjadi murid Kristus juga harus disuburkan dengan sabda Allah agar mereka dapat bertumbuh
dalam hidup Kristiani mereka PUK, art. 50. Katekese  bukan  hanya  membuat  orang  saling  berkontak  satu  sama  lain,
namun  ada  kemesraan  dengan  Yesus  kristus.  Mewartakan  Kabar  Gembira merupakan  kesatuan  dengan  Yesus  Kristus.  Persatuan  dengan  Yesus  Kristus
membawa  murid-murid  menyatukan  diri  dengan  segala  sesuatu  yang mempersatukan  Yesus  Kristus  secara  mendalam  dengan  Allah  Bapa  dan  dengan
Roh Kudus PUK, Art. 80.. c
Pendidikan Iman Pendidikan  Agama  Katolik  dipahami  sebagai  proses  pendidikan  dalam
iman  yang  diselenggarakan  oleh  Gereja,  sekolah,  keluarga  dan  kelompok  jemaat lainnya  untuk  membantu  peserta  agar  semakin  beriman  kepada  Tuhan  Yesus
sehingga  nilai-nilai  Kerajaan  Allah  sungguh  terwujud  di  tengah-tengah  hidup mereka,  sehingga  yang  menjadi  tujuan  PAK  ialah  demi  terwujudnya  nilai-nilai
Kerajaan Allah di tengah-tenggah hidup mereka, demi kedewasaan iman dan demi kebebasan manusia Heryatno  Wono Wulung, 2008:  22.  Adapun titik tolak dari
pendidikan iman itu sendiri yaitu proses perkembangan iman yang nampak dalam pertobatan kita sebagai umat beriman. Pertobatan merupakan kesediaan sikap dan
tindakan  manusia  untuk  mendalami  hidup.  Orang  yang  bertobat  menanggalkan manusia lamanya dan mengenakan manusia baru dengan berbalik kepada Kristus
Adisusanto, 1995: 11.
18
2 Objek Material
Objek  material  ilmu  kateketik  adalah  iman  Tradisi  Gereja  dalam pengalaman hidup. Iman dalam Tradisi Gereja dan dalam pengalaman hidup akan
diuraikan sebagai berikut: a
Iman Iman merupakan tanggapan manusia terhadap sabda Allah, manusia tidak
bisa  bersifat  pasif  atau  menutup  diri  tetapi  harus  memberi  tanggapan  dengan memutuskan  sikap  yang  tepat  dalam  keseluruhan  rencana  keselamatan  Allah
Adisusanto,  1995:  3.  Iman  mencakup  perubahan  hidup,  suatu  pertobatan  yakni perubahan  budi  dan  hati  yang  mendalam,  iman  yang  membuat  seorang  beriman
menghayati  pertobatan  itu.  Iman  dan  pertobatan  muncul  dari  hati  yakni  muncul dari  kedalaman  pribadi  manusia  dan  melibatkan  seluruh  keberadaannya  melalui
perjumpaan  dengan  Yesus  Kristus  dan  kesetiaan  kepada-Nya  PUK,  art.55. Telaumbanua  2005:
52  juga  mengatakan  “pertobatan  lebih  pada  usaha pembaharuan  diri  yang  terus-menerus  yang  dilakukan  dalam  seluruh  proses
pembangunan iman secara pribadi.” Katekese  merupakan  bentuk  khusus  yang  mematangkan  pertobatan  awal
untuk  menjadikan  suatu  pengakuan  iman  yang  nyata  hidup  dan  berbuah. Permandian  erat  dengan  pengakuan  iman  bersifat  Tritunggal.  Gereja
mempermandikan “dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.  Orang-orang Kristen  menyerahkan  hidup  kepada  Allah  Tritunggal.  Katekese  membantu
mematangkan  pengakuan  iman  dan  pemaklumannya  terdapat  di  dalam  Ekaristi
19
menjadi  penting  untuk  menyatukan  pengakuan  iman  kepada  Kristus  akan  cinta Allah dan sesama menyatakan keberadaan dan tindakan-Nya PUK, Art 82.
Iman  dengan  mana  manusia  menanggapi  pewartaan  Injil  menuntut permandian, yang didasarkan pada kehendak Kristus sendiri yang memerintahkan
murid-Nya  untuk  menjadikan  segala  bangsa  murid-Nya  dan  mempermandikan mereka, misi ini merupakan misi untuk mewartakan Kabar Gembira. Mereka yang
sudah  bertobat  kepada  Yesus  Kristus  dan  telah  dididik  dalam  iman  melalui katekese,  dengan  menerima  sakramen-sakramen  inisiasi  Kristen  Permandian,
Krisma  dan  Ekaristi  dibebaskan  dari  kekuasaan  kejahatan  melalui  sakramen- sakramen inisiasi Kristen PUK, Art. 65.
b Pengalaman Hidup
Pengalaman  membangkitkan  dalam  diri  manusia,  minat,  pertanyaan- pertanyaan,  harapan-harapan,  Kecemasan-kecemasan,  perenungan  dan  penilaian-
penilaian  semuanya  bertemu  untuk  membentuk  suatu  hasrat  untuk  mengubah eksistensinya.  Adalah  tugas  katekese  membuat  orang  sadar  akan  pengalamannya
yang  paling  dasar,  membantu  mereka  menilai  dalam  terang  injil  pertanyaan  dan kebutuhan yang muncul dari pengalaman itu, serta mendidik hingga sampai pada
suatu  cara  hidup  yang  baru  yang  membuat  setiap  pribadi  sanggup  bertindak dengan  aktif  dan  penuh  tanggung  jawab  di  hadapan  karunia  Allah  PUK,  Art.
152. Pengalaman  hidup  peserta  meliputi  segala  kegiatan  hidup  sehari-hari
termasuk  kegiatan  rohani  seperti  hidup  doa,  perayaan  iman  dan  devosi-devosi termasuk juga permasalah serta kesulitan, keprihatinan dan  persoalan hidup yang
20
menekan seperti kekuatiran, ketakutan dan kebingungan tetapi juga kegembiraan, kebahagian,  cita-cita  serta  pengharapan.  Dengan  bertitik  tolak  dari  pengalaman
hidup  peserta,  kegiatan  pendidikan  iman  menjadi  relevan  dan  sungguh menanggapi  kenyataan  hidup  dan  kebutuhan  peserta  karena  setiap  peserta
memiliki  pengalamannya  sendiri  yang  diyakini  maknanya  dan  dipahami  sebagai suatu  bagian  penting  dari  rangkaian  perjalanan  hidup  Heryatno  Wono  Wulung,
2008: 50.
2. Hakikat PAK di Sekolah
a. PAK di sekolah bagian dari Pendidikan Iman
Iman  adalah  pemberian  Allah  yang  anugerah-Nya  menyentuh  inti  batin seseorang  dan  membimbing  seseorang  ke  arah  hubungan  yang  hidup  dengan
Allah
di  dalam  Yesus  Kristus.  Iman  adalah  “pemberian  Allah”  Ef.  2:8  dan “Allah  yang  memberi  pertumbuhan”  1  Kor.  3:7.  Secara  kognitif  iman
merupakan  kegiatan  percaya.  Para  pendidik  khususnya  para  pengajar  PAK bertugas  untuk  mengajarkan  iman  yang mampu  memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk memperdalam dan memperluas pemahaman  mengenai iman. Secara afektif iman adalah kegiatan mempercayakan yaitu mempercayakan semua
pada  kehendak  Kristus  dan  mampu  menanggapi  undangan  dengan  rasa  percaya bahwa Allah yang setia yang menyelamatkan oleh kuasa Roh Kudus.
Pendidikan agama  di  sekolah harus membantu  pertumbuhan spiritual yaitu  membantu  mendekatkan  diri  dengan  Allah  seperti  memberi  kegiatan  doa,
dengan  doa  membuat  peserta  didik  merasakan  kehadiran  Allah  memiliki  rasa
21
hormat  dan  rasa  kagum  pada  kebaikan  yang  Allah  berikan  Thomas  Groome, 2010:109.
Pendidikan iman di sekolah berlangsung secara struktur sesuai dengan perkembangan  anak  dan  tingkatannya  dengan  sengaja  memperkembangkan  iman
peserta didik secara menyeluruh sebagai tujuan utama. Dengan begitu pendidikan agama  Katolik  di  sekolah  salah  satunya  bertujuan  memperkembangkan  iman
peserta  didik  untuk  lebih  mengenal  Allah  lewat  pendidikan  agama  di  sekolah berupa  cerita  ataupun  kutipan  kitab  suci  yang  membawa  peserta  didik  lebih
mengenal  Yesus  selain  membantu  memperkembangkan  iman  membuat  peserta didik  memiliki  nilai  moral  juga  sikap  seperti  yang  diteladankan  Yesus  sehingga
dapat diterapkan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
b. PAK di sekolah bagian dari Pelayanan Sabda
Pendidikan  agama  katolik  di  sekolah  diberikan  para  pendidik  yaitu  guru yang  memiliki  peran  penting  dalam  melayani  dan  mengajar  peserta  didik  di
sekolah.  Secara  khusus  pendidikan  agama  harus  mempresentasi  Yesus  ketika melayani peserta didik dengan pelayanan sabda yang berkenaan dengan inkarnasi
Thomas  Groome,  2010:390.  Merepresentasikan  Yesus  karena  “  Dia  yang memberikan  rasul-rasul,  nabi-nabi,  pemberita  Injil,  gembala-gembala  dan
pengajar-pengajar  untuk  melengkapi  orang  beriman  bagi  pekerjaan  pelayanan dalam membangun
Tubuh Kristus” Ef. 4:11-12. Para  pendidik  atau  guru  memiliki  jabatan  mengajar  yaitu  memberikan
pelayanan  sabda  dengan  memberitakan  Injil,  dari  Injil  diharapkan  tidak  berhenti
22
disitu  saja  namun  para  pendidik  perlu  membawa  peserta  menuju  perwujudan nyata  yang  konkrit  dalam  hidup.  Misalnya  pelayanan  sabda  memberitakan  Injil
mengenai  sikap  saling  mengasihi  tidak  hanya  diwartakan  saja  namun  perlu diwujudnyatakan  dalam  kehidupan  sehari-hari  seperti  saling  mengasihi  dengan
teman,  tetangga  atau  toleransi  antar  umat  beragama.  Pelayanan  sabda  dalam pendidikan  agama  di  sekolah  tidak  hanya  berkotbah  menyampaikan  firman  akan
tetapi  membentuk  peserta didik hidup sesuai dengan ajaran Kristus  yang mampu mewujudkan  tindakan  konkrit  dalam  hidup  sehari-hari.  Selain  itu  para  pendidik
harus  mampu  membuat  peserta  didik  mengenal  Allah  dan  menghadirkan  Allah yang menyelamatkan dalam diri peserta didik.
Oleh  karena  itu  pendidik  dan  peserta  didik  memiliki  peran  penting  yang saling membutuhkan dan meneguhkan dalam pendidikan agama katolik di sekolah
khususnya  seorang  pendidik  yang  memiliki  kewajiban  memberikan  pelayanan sabda  kepada  peserta  didik,  pendidik  juga  berperan  sebagai  seorang  fasilitator
yang menuntun peserta didik dalam pembentukan iman yag terus menerus dalam hidup sesuai sabda.
c. PAK di Sekolah bagian dari Ilmu Katekese
Pendidikan  Agama  Katolik  bila  dilihat  dalam  arti  sempit  adalah pendidikan  agama  yang  bertujuan  agar  peserta  didik  memiliki  pandangan
Kristiani  dalam  kehidupa  sehari-hari  dan  berkembang  terus  menerus  menjadi pribadi yang beriman .
23
Dalam  sidang  PKKI  di  Klender  mengatakan  tentang  katekese  sebagai komunikasi  iman  yaitu  proses  tukar  menukar  pengalaman  iman  dari  satu  peserta
kepada  yang  lainnya.  Dari  proses  tersebut  peserta  mendapatkan  ilmu  dan pengetahuan  berupa  pengalaman  yang  berguna  bagi  pengetahuan  imannya.
Dengan  sharing  pengalaman  iman  kita  mendapat  ilmu  yang  bisa  meneguhkan iman dan meneguhkan iman sebagai seorang Kristiani.
Dengan demikian pendidikan agama Katolik di sekolah adalah bagian dari ilmu  katekese  yang  baik  karena  didalamnya  terdapat  praktek  keagamaan
pendidikan  agama  Katolik  secara  khusus.  Jadi  Pendidikan  agama  katolik  di sekolah  sebagai  ilmu  yang  mampu  menghantar  peserta  didik  memahami
pendidikan  Kristiani  lewat  komunikasi  iman.  Dari  proses  komunikasi  iman peserta  didik  menunjukan  dirinya  sebagai  seorang  Kristiani  yang  sejati  karena
dorongan timbul dari dalam diri bukan dari luar, dorongan untuk semakin beriman kepada Kristus dan bertindak sesuai ajaran Kristiani. Pendidikan agama Katolik di
sekolah  adalah  tujuan  yang  sesungguhnya  dari  proses  belajar  mengajar  yang mampu  membentuk  kepribadian  peserta  didik  yang  menyeluruh  menuju  sosok
pribadi yang berkembang dan semakin beriman.
3. PAK di Sekolah bagian dari Pendidikan Nasional
Pancasila  pada  sila  pertama  menegaskan  tentang  Ketuhanan  Yang  Maha Esa  yaitu  negara  menghormati  Tuhan  sebagai  Yang  Maha  Esa  sebagai  pencipta
alam  semesta.  Maka  dalam  pendidikan  hidup  beriman  dalam  konteks  sekolah sangat penting diberikan karena memperkembangkan iman dan kepercayaan anak
24
pada  Tuhan.  Dengan  diberikan  pendidikan  agama  di  sekolah  dapat  memberikan pendekatan  pada  anak  sekaligus  mendekatkan  diri  anak  dengan  Tuhan  selain  itu
menjadi bekal budi pekerti dan akhlak ana-anak. Pendidikan merupakan sarana yang paling utama dan penting dalam hidup,
karena dengan pendidikan dapat menjadikan masyarakat memiliki kualitas dalam menjalani  kehidupan.  Karena  pentingnya  pendidikan  maka  negara  membuat
Undang-undang  Dasar  1945  yang  berisi  berbagai  hal  mengenai  peraturan  negara salah  satunya  menyelenggarakan  sistem  pendidikan  nasional.  Sebagaimana
tercantum  dalam  Undang-undang  Nomor  20  Tahun  2003  tentang  Sistem Pendidikan Nasional, pemerintah telah menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional. Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan bakat peserta didik menjadi  manusia  yang  beriman  dan  bertakwa  kepada  Tuhan  Yang  Maha  Esa,
berakhlak  mulia,  sehat,  berilmu,  cakap,  kreatif,  mandiri,  dan  menjadi  warga negara demokratis, serta bertanggung jawab.
Di  dalam  Undang-undang  no  20  tahun  2003  tentang  sistem  Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa pendidikan dilakukan agar mendapatkan tujuan
yang diharapkan bersama yaitu: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan  dan  membentuk  watak  serta  peradaban  bangsa  yang  bermartabat
dalam  rangka  mencerdaskan  kehidupan  bangsa,  bertujuan  untuk  berkembangnya potensi  peserta  didik  agar  menjadi  manusia  yang  beriman  dan  bertakwa  kepada
Tuhan  Yang  Maha  Esa,  berakhlak  mulia,  sehat,  berilmu,  cakap,  kreatif,  mandiri dan menj
adi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” Pasal 3 UU RI No 20 2003.
25
Jadi  jelaslah  pendidikan  merupakan  kegiatan  yang  dilakukan  dengan sengaja  agar  anak  didik  memiliki  sikap  dan  kepribadian  yang  baik,  sehingga
penerapan  pendidikan  harus  diselenggarakan  sesuai  dengan  Sistem  Pendidikan Nasional  berdasarkan  UU  No  20  2003.  Menurut  UU  RI  no  20  2003  tentang
Sistem  Pendidikan  Nasional  jenis  pendidikan  dilaksanakan  dalam  rangka memberikan  bekal  kemampuan  dasar  kepada  peserta  didik  serta  mempersiapkan
peserta didik untuk mengikuti pendidikan ke perguruan tinggi. Untuk  itu  agama  memiliki  peran  yang  sangat  penting  dalam  kehidupan
karena  sebagai  pegangan  dlam  mewujudkan  hidup  yang  memiliki  nilai  yang bermakna.  Sehingga  pendidikan  agama  sangat  penting  diberikan  pada  anak  baik
itu dalam lingkungan keluarga maupun di  sekolah. Dengan pendidikan agama di sekolah membuat peserta didik beriman memiliki spiritual dan akhlak yang sesuai
dengan  ajaran  agama.  Pendidikan  dilakukan  secara  berkesinambungan  sesuai dengan  ajaran  Gereja  Katolik  dengan  tetap  memiliki  toleransi  dengan  umat
beragama lain sehingga tercipta persaudaraan dan persatuan nasional. Dengan  begitu  Pendidikan  Agama  Katolik  di  sekolah  meruoakan  salah
satu  bentuk  usaha  untuk  memampukan  peserta  agar  dapt  menghayati  kehadiran Allah, menanggapi panggilan Allah dan mendekatkan diri dengan Allah sehingga
dapat  diterapkan  dalam  hidup  sehari-hari.  Dengan  PAK  di  sekolah  membuat peserta semakin menghayati imannya dan mendewasakan iman peserta.
26
B. Konteks PAK di Sekolah
Dalam  konteks  PAK  di  Sekolah  terdapat  beberapa  elemen  penting  yaitu keluarga,  masyarakat,  Gereja  dan  sekolah,  keempat  hal  tersebut  menjadi  penting
karena  memiliki  hubungan  dan  saling  mempengaruhi  satu  sama  lain.  Dalam konteks  sosial  membantu  memperkembangkan  kepribadian  dan  hati  nurani,
memberikan  rasa  aman,  memberi  semangat  dan  arah  yang  jelas  dalam  hidup pribadi  masing-masing  peserta.  Bila  satu  sama  lain  saling  bersinergi  dan
bekerjasama dengan baik akan membentuk pendidikan yang utuh dan kontekstual Heryatno Wono Wulung, 2008: 39.
1. Sosialisasi Menjadi Manusia yang Matang
Sosialisasi  merupakan proses  yang panjang dan  membutukan waktu  lama dimana  seseorang  memasukan  diri  dan  dimasukan  dalam  etos  hidup  bersama.
Dalam proses tersebut manusia menghadapi pengaruh konteks sosial yang berupa tatanan  hidup,  nilai  yang  dianut,  corak  tingkah  laku  yang  diharapkan  dan  lain
sebagainya Heryatno Wono wulung, 2008:41. Sosialisasi  memerlukan  waktu  yang  lama  karena  didalamnya  manusia
harus berinteraksi dalam berbagai hal dalam lingkungan, masyarakat, budaya dan dengan sesama. Dalam komponen yang bersamaan tersebut saling mempengaruhi
dan  memperkembangkan.  Dalam  lingkungan  sekolah  anak  belajar  besosialisasi dengan teman, guru, adik kelas, kakak kelas maupun lingkungan sekolahnya. Jika
anak tersebut dapat bersosialisasi dengan baik maka akan mempengaruhi hal baik dalam  dirinya  dan  membawa  dampak  yang  baik  juga  dalam  hidup  pribadinya,
27
pendidikan,  pergaulan  maupun  dengan  teman  di  seolahnya.  Sosialisasi  memiliki dampak  besar  dalam  hidup  karena  memberikan  hasil  yang  positif  dan
memperkembangkan manusia menjadi pribadi yang dewasa dan matang.
2. Sosialisasi Menuju Manusia yang Beriman dan dewasa
Menjadi  manusia  Kristiani  yang  mantap  dan  dewasa  sejajar  dengan sosialisasi  menuju  manusia  yang  matang,  kita  perlu  berinteraksi  dengan  sesama
dan  jemaat  lainnya  Heryatno  Wono  Wulung,  2008:46.  Iman  kita  dibentuk  dan dilkembangkan  melalui  interaksi  tersebut.  Pendidikan  Agama  Katolik  di  sekolah
bertitik  tolak  pada  kebutuhan  peserta  didik  dengan  memperhatikan  peserta  didik mampu  menuntun  dan  mengarahkan  untuk  menjadi  manusia  Kristiani  yang
beriman.
3. Pendekatan Dialektis dalam Proses Sosialisai
Proses  sosialisasi  dlam  Pendidikan  agama  Katolik  membutuhkan  proses edukasi  yang  kritis  yang  memiliki  hubungan  dialektis  antara  jemaat  satu  dan
lainnya.  Yang  diperlukan  tidak  saja  hanya  perubahan  namun  mampu menyesuaikan  diri,  menginternalisasi  nilai,  pandangan  hidup  yang  sudah  lama
dimiliki.  Maka  dari  itu  pendidikan  Agama  Katolik  adalah  proses  sosialisasi  dan edukasi  yang kritis dan bernilai emansipatif. Dialektika mendorong Gereja untuk
bersikap kritis pada dirinya dan tatanan hidup masyarakat. Pendidikan Agama Katolik di sekolah membutuhkan komunitas iman yang
kritis  yang dapat membantu peserta didik tidak hanya memperkebangkan dirinya
28
sendiri  namun  memperkembangkan  seluruh  segi  sosial  yang  bertolak  dari kenyataan
hidup peserta
sehingga membantu
mendewasakan dan
memperkembangkan  imannya  bukan  hanya  segi  kognitif  namun  sikap  dan tindakan bagi masyarakat dan sesama.
C. Tujuan PAK di Sekolah
PAK  di  Sekolah  pada  dasarnya  bertujuan  agar  peserta  didik  memiliki kemampuan untuk membangun hidup  yang semakin beriman. Membangun hidup
beriman  berarti  membangun  kesetiaan  pada  Injil  Yesus  Kristus,  yang  memiliki keprihatinan  tunggal,  yakni  Kerajaan  Allah.  Kerajaan  Allah  merupakan  situasi
dan  peristiwa  penyelamatan  dan  perjuangan  untuk  perdamaian  dan  keadilan, kebahagiaan  dan  kesejahteraan,  persaudaraan  dan  kesetiaan,  kelestarian
lingkungan  hidup  yang  dirindukan  oleh  setiap  orang  dari  berbagai  agama  dan kepercayaan Komkat KWI,2007: 7.
Heryatno 2008:25 mengatakan bahwa pada hakekatnya tujuan PAK yaitu, demi terwujudnya Kerajaan Allah, iman yang selalu berkembang.
1. Demi Terwujudnya Kerajaan Allah
Tujuan  orang  memeluk  agama  adalah  untuk  mendapatkan  kebahagian dunia  dan  akhirat.  Agama  Katolik  juga  menawarkan  kebahagian  di  dunia  dan  di
surga. Terciptanya kebahagian di dunia dan di surga ini dalam bahasa Katolik di istilahkan terciptanya Kerajaan  Allah  yaitu jika  Allah sudah meraja maka di  situ
akan  tercipta  suatu  kebahagian.  Tujuan  Pendidikan  Agama  Katolik  di  Sekolah