Metode Pengajaran Anak Tunanetra

D. Metode Pengajaran Anak Tunanetra

Pada dasarnya metode yang digunakan untuk siswa tunanetra hampir sama dengan siswa normal, hanya menurut Ardhi 2013: 63, yang membedakan ialah adanya beberapa modifikasi dalam pelaksanaannya, sehingga para siswa tunanetra mampu mengikuti kegiatan pembelajaran yang bisa mereka ikuti dengan pendengaran ataupun perabaan. Adapun metode-metode yang dapat dilaksanakan pada pembelajaran siswa tunanetra antara lain: 1. Metode ceramah Yang dimaksud dengan metode ceramah ialah cara penyampaian sebuah materi pelajaran dengan cara penuturan lisan kepada siswa. Zuhairini dkk dalam Ardhi 2013: 63 mendefinisikan metode ceramah ialah suatu metode di dalam pendidikan di mana cara penyampaian pengertian-pengertian materi kepada anak didik dengan jalan penjelasan dan penuturan secara lisan. Untuk penjelasan uraiannya, guru dapat menggunakan alat bantu mengajar yang lain, misalnya gambar, peta, denah, dan alat peraga lainnya. Metode ceramah dapat diikuti oleh siswa tunanetra karena dalam pelaksanaannya metode ini guru menyampaikan materi pelajaran dengan penyampaian secara lisan dan siswa mendengar penyampaian materi dari guru. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Metode Tanya jawab Metode Tanya jawab ialah penyampaian pelajaran dengan cara guru mengajukan pertanyaan dan siswa menjawab atau suatu metode di dalam pendidikan di mana guru bertanya sedangkan siswa menjawab tentang materi yang ingin diperolehnya. Siswa tunanetra mampu mengikuti pengajaran dengan menggunakan metode tanya jawab, karena metode ini merupakan tambahan dari metode ceramah yang menggunakan indera pendengaran. 3. Metode diskusi Metode diskusi adalah salah satu alternatif metode yang dapat dipakai oleh seorang guru di kelas dengan tujuan dapat memecahkan suatu masalah berdasarkan pendapat para siswa. Seiring dengan itu metode diskusi berfungsi untuk merangsang siswa berpikir atau mengeluarkan pendapatnya sendiri mengenai persoalan-persoalan yang kadang-kadang tidak dapat dipecahkan oleh suatu jawaban atau suatu cara saja, tetapi memerlukan wawasan atau ilmu pengetahuan yang mampu mencari jalan terbaik atau alternatif terbaik. Anak tunanetra dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar yang menggunakan metode diskusi. Mereka dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan diskusi itu karena dalam metode diskusi, kemampuan data fisik siswa untuk memecahkan suatu persoalan lebih diutamakan. Dan metode ini bisa diikuti tanpa menggunakan indera penglihatan. 4. Metode sorongan Metode sorongan adalah metode individual di mana siswa mendatangi guru untuk mengkaji suatu buku dan guru membimbingnya secara langsung. Metode ini dalam sejarah pendidikan agama Islam dikenal dengan sistem pendidikan “Kuttai”, sementara di dunia barat dikenal dengan metode tutorship dan mentoring . Pada praktiknya siswa diajari dan dibimbing bagaimana cara membaca, menghafal, atau lebih jauh lagi menerjemahkan atau menafsirkan, semua itu dilakukan oleh guru, sementara siswa menyimak penuh perhatian dan mensahkan dengan memberi catatan pada bukunya atau mensahkan bahwa ilmu itu telah diberikan kepadanya. Metode ini dapat diikuti oleh anak tunanetra dan inti dari metode ini adalah adanya bimbingan langsung dari guru kepada anak didiknya dan seorang guru dapat mengetahui langsung sejauh mana kemampuan anak didiknya dalam memahami suatu materi pelajaran. 5. Metode drill Metode drill atau latihan adalah suatu metode dalam menyampaikan pelajaran dengan menggunakan latihan secara terus menerus sampai anak didik memiliki ketangkasan yang diharapkan. Metode drill merupakan salah satu bentuk dari berbagai macam metode yang banyak digunakan oleh para pendidik dalam proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran tercapai. Metode ini lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menitikberatkan kepada keterampilan siswa secara kecakapan motoris, mental, asosiasi yang dibuat dan sebagainya. Metode drill dapat disebut juga dengan metode latihan atau praktik secara langsung. Anak tunanetra mampu mengikuti metode ini jika materi yang disampaikan dan media yang digunakan mampu mendukung mereka untuk memahami materi pelajaran. Berdasarkan beberapa metode pengajaran tersebut, peneliti merasa bahwa metode yang sesuai digunakan untuk anak tunanetra tingkatan sekolah dasar adalah metode ceramah, metode tanya jawab, dan metode drill. Dalam penelitian yang akan dilakukan, peneliti juga akan menggunakan ketiga metode tersebut. Metode ceramah dirasa tepat karena anak tunanetra masih mengandalkan indera pendengaran dengan bantuan suara dari guru. Metode tanya jawab merupakan metode pendukung dari metode ceramah karena dengan metode ini akan membangun interaksi yang baik antara guru dan siswa. Metode drill digunakan karena dalam penelitian menggunakan alat peraga yang menuntut siswa untuk lebih banyak berlatih.

E. Media Pembelajaran untuk Anak Tunanetra

Dokumen yang terkait

Perkembangan Kemandirian Anak Tunanetra di Sekolah Luar Biasa Bagian A (Studi Kasus di SLB-A Karya Murni Medan Johor)

20 191 96

GAMBARAN HARGA DIRI SISWA TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB-A) TPA BINTORO KABUPATEN JEMBER

0 4 92

Peran perpustakaan SLB dalam menumbuhkan kemampuan literasi informasi bagi anak tunanetra : studi kasus perpustakaan SlB-A Pembina Tingkat Nasioanl Jakarta

22 112 102

EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA A (SLB-A) EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA A (SLB-A) (Studi Kasus Pada Tingkat SMP YKAB di SLB-

3 11 16

BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA TUNANETRA (SLB-A) Budaya Belajar Matematika Pada Siswa Sekolah Luar Biasa Tunanetra (SLB-A) (Studi Etnografi Di SLB-A YKAB Surakarta).

0 4 14

PENDAHULUAN Budaya Belajar Matematika Pada Siswa Sekolah Luar Biasa Tunanetra (SLB-A) (Studi Etnografi Di SLB-A YKAB Surakarta).

0 4 6

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KESEHATAN REPRODUKSI UNTUK SISWA TUNANETRA KELAS VI DI SLB A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

1 16 173

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ORIENTASI DAN MOBILITAS MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA TUNANETRA KELAS 2 SLB A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

1 4 159

KEEFEKTIFAN MEDIA MODEL “BOLA PECAHAN” TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN PADA SISWA TUNANETRA KELAS III DI SEKOLAH LUAR BIASA-A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

0 0 261

Pencapaian Kompetensi Guru Anak Tunanetra di SLb/A Yaketunis Yogyakarta

0 0 3