40
BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
1. Observasi Awal
Penelitian dilakukan di SLB A Yaketunis Yogyakarta yang terletak di Jalan Parangtritis No. 46 Yogyakarta. Subjek penelitian adalah 2
orang siswa kelas II SLB A Yaketunis Yogyakarta, dimana mereka memiliki keterbatasan dalam penglihatan dan termasuk dalam kategori
low vision . Dalam penelitian ini peneliti adalah fasilitator yang
menyediakan alat peraga serta sebagai pengamat. Materi yang akan dipelajari dan dibahas adalah perkalian secara khusus penanaman
konsep perkalian sebagai penjumlahan berulang. Materi tersebut akan diajarkan dengan menggunakan alat peraga berupa bola. Sebelum
melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi terlebih dahulu. Tujuan dilakukannya observasi adalah untuk melihat kegiatan
pembelajaran, model pembelajaran, dan metode yang digunakan dalam pembelajaran yang dilaksanakan sehari-hari di kelas II SLB A
Yaketunis Yogyakarta, sehingga dapat membantu dalam merancang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan terkait penelitian. Selain
itu kegiatan observasi juga dilakukan untuk membantu peneliti mengenal para siswa yang akan menjadi subjek penelitian sehingga
dapat membantu kelancaran penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti melakukan observasi sebanyak 3 kali sebelum melaksanakan penelitian. Dari kegiatan tiga kali observasi yang
dilakukan yaitu pada tanggal 24 Agustus 2016, 26 Agustus 2016, dan 31 Agustus 2016, peneliti melihat kurikulum dan materi yang
diajarkan sama dengan sekolah umum lainnya, tidak ada yang berbeda. Selain itu, kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di SLB A
Yaketunis tidak jauh berbeda dengan yang dilaksanakan dengan sekolah-sekolah lainnya, hanya saja pemberian materinya disesuaikan
dengan kemampuan masing-masing siswa. Seperti diketahui bahwa kemampuan setiap siswa berbeda, maka ini yang mendasari guru kelas
untuk memberikan materi sesuai dengan kemampuan siswa. Pembelajaran matematika yang dilaksanakan di SLB A Yaketunis
Yogyakarta juga sama seperti sekolah dasar umum yaitu tiga kali dalam seminggu.
Dalam pembelajaran di SLB A Yaketunis Yogyakarta, siswa tidak hanya belajar tentang materi pembelajaran namun juga belajar
membaca dan menulis huruf Braille yang akan siswa gunakan dalam pembelajaran setiap hari. Selain itu siswa juga diberikan pelajaran
Orientasi Mobilitas yaitu pelajaran dimana siswa akan diajar untuk mandiri melakukan sesuatu yang mendasar seperti berpakaian,
memakai sepatu, minum, berjalan menggunakan tongkat, dan lain sebagainya.
Pada observasi yang dilakukan, peneliti juga melihat karakter yang dimiliki siswa, yaitu:
S1 adalah siswa yang tergolong mudah dalam menerima pelajaran setiap harinya. S1 aktif dalam pembelajaran, dan selalu menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru. Namun terkadang S1 kurang fokus dalam pembelajaran, karena dengan mudah dialihkan oleh
beberapa hal seperti suara keras dari teman yang sedang bermain ataupun suara musik yang terdengar hingga ke kelas. S1 mengalami
kendala dalam hal mengingat. Bisa saja S1 sudah menjawab dengan benar ketika ditanya oleh guru, namun ketika diminta untuk
mengulang jawabannya, S1 bisa saja lupa kembali apa yang sudah dijawab.
S2 adalah siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran. S2 merupakan siswa pindahan dari SLB di Magelang. Kemampuan S2
sebenarnya baik, namun perlu banyak pancingan dari guru. Dalam pembelajaran di kelas, S2 bisa dibilang kurang aktif. S2 hanya akan
serius belajar apabila mendapat teguran yang cukup keras dari guru. Suasana pembelajaran saat observasi kondusif. Di SLB A
Yaketunis Yogyakarta setiap kelas mempunyai ruangan masing- masing. Namun ruangan kelas tidak terlalu besar karena menyesuaikan
dengan jumlah siswa tiap kelas. Kelas yang berdempetan kadang menjadi faktor yang membuat kondisi pembelajaran menjadi tidak
kondusif karena suara gaduh yang berasal dari luar kelas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pembelajaran yang terjadi saat peneliti melakukan observasi sangat baik. Guru menyampaikan dan menjelaskan materi tidak terlalu cepat.
Hal ini menyesuaikan dengan kemampuan siswa. Guru juga selalu menciptakan interaksi yang baik dengan siswa dengan cara memberi
pertanyaan di sela penyampaian materi. Walaupun memiliki keterbatasan penglihatan, namun siswa tetap memperhatikan guru
dalam memberikan pelajaran dengan antusias. Di kelas II ini, jadwal pelajaran matematika pada hari Selasa jam pertama dan kedua, hari
Rabu jam ketiga dan keempat, serta hari Jumat jam pertama dan kedua. Jadwal ini sangat sesuai untuk mengajarkan matematika kepada siswa
karena tergolong masih pagi dan siswa masih bersemangat serta masih memiliki konsentrasi yang penuh.
2. Pelaksanaan Penelitian di dalam kelas
Pelaksanaan penelitian dilakukan sebanyak empat kali pertemuan, yaitu:
a. Pertemuan Pertama
Pertemuan hari pertama dilakukan pada tanggal 2 September 2016. Pada penelitian hari pertama dilakukan pre-test untuk mengetahui
pemahaman awal siswa tentang materi perkalian sebelum dilakukan pembelajaran menggunakan alat peraga. Sebelumnya
siswa sudah menerima materi pembelajaran tentang penjumlahan, dimana materi penjumlahan akan membantu siswa mempelajari
materi perkalian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sebelum melakukan pre-test guru terlebih dahulu mengingatkan siswa tentang materi penjumlahan khususnya penjumlahan
berulang yang akan digunakan untuk mempelajari materi perkalian. Pada pertemuan pertama ini siswa mengerjakan soal pre-test
berdasarkan kemampuan mereka sendiri. Siswa mengerjakan soal dengan tenang dan serius. Waktu yang diberikan untuk
mengerjakan soal pre-test adalah 50 menit. Soal pre-test yang diberikan adalah sebanyak 10 soal. Pada saat mengerjakan soal
pre-test kedua siswa kadang terlihat bingung, namun peneliti
dibantu dengan guru kelas sesekali memberi petunjuk tentang perintah soal, sehingga siswa tidak salah mengartikan soalnya. Pre-
test selesai dalam waktu 50 menit sesuai dengan waktu yang
diberikan oleh peneliti. Setelah mengerjakan pre-test, peneliti melakukan wawancara dengan kedua siswa dan memberikan
beberapa pertanyaan yang dijawab dengan baik oleh siswa. b.
Pertemuan Kedua Pertemuan kedua diadakan pada tanggal 6 September 2016,
dimulai pukul 07.30 dan berakhir pada pukul 08.40. Pertemuan kedua ini diawali dengan kegiatan dimana peneliti kembali
mengingatkan siswa mengenai pre-test yang sudah dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya. Setelah siswa sudah mengingat soal
yang dikerjakan, kemudian peneliti bertanya apakah ada soal yang sulit untuk dikerjakan. Peneliti kemudian mulai mengajarkan
materi perkalian kepada siswa. Pembelajaran matematika pada penelitian kali ini menggunakan alat peraga berupa bola.
Penggunaan bola dalam penelitian bertujuan untuk membuat konsep bilangan yang abstrak menjadi konkret dimana bilangan 1
diwakili dengan sebuah bola, bilangan 2 diwakili dengan dua buah bola, bilangan 3 diwakili dengan tiga buah bola, dan seterusnya.
Peneliti memulai pelajaran dengan mengenalkan alat peraga kepada siswa dan menjelaskan apa yang akan dilakukan dengan
alat peraga tersebut. Setelah dijelaskan dan siswa sudah mengerti, peneliti mulai melaksanakan proses pembelajaran. Diawali dengan
materi penjumlahan bilangan yang sama. Peneliti bertanya beberapa pertanyaan mengenai penjumlahan. 5 + 5 = ….?
Kemudian peneliti meminta siswa menjawab hasilnya. Untuk memastikan jawaban siswa, peneliti mempersilahkan siswa untuk
menggunakan alat peraga bola untuk menghitung hasilnya. Berangkat dari pertanyaan tersebut peneliti kemudian mengajar
materi perkalian. Materi perkalian sebagai penjumlahan berulang diajarkan kepada siswa.
× = ….? Setiap diberikan pertanyaan, siswa diminta untuk menghitung dengan menggunakan alat peraga.
Pada pertemuan kedua ini, peneliti memberikan beberapa soal sebagai latihan untuk siswa. Peneliti juga membantu siswa ketika
kesulitan untuk menjawab atau kesulitan dalam memahami maksud soal yang diberikan.
c. Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga diadakan pada tanggal 7 September 2016 dimulai pukul 08.40 dan berakhir pada pukul 09.50. Kegiatan
pembelajaran pada pertemuan ketiga ini hampir sama dengan pembelajaran pada pertemuan kedua, karena dua pertemuan ini
digunakan peneliti untuk mengajarkan kepada siswa konsep perkalian dengan menggunakan alat peraga.
Sebelum memulai
pembelajaran, peneliti
kembali mengingatkan siswa tentang apa yang sudah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya. Peneliti kemudian menjelaskan bahwa pembelajaran pada pertemuan ketiga ini masih akan belajar dan
berlatih soal-soal perkalian. Siswa terlihat sangat antusias untuk belajar menggunakan alat peraga. Siswa juga mengerjakan soal-
soal latihan dengan bersemangat. Selama pembelajaran, siswa terkadang meminta bantuan peneliti apabila ada soal yang dirasa
sulit untuk dikerjakan. Selebihnya siswa mengerjakan soal secara mandiri karena sudah memahami materi dan juga sudah memahami
cara menggunakan alat peraga. Di akhir pembelajaran, peneliti melakukan wawancara
untuk melihat perkembangan pemahaman siswa, dan juga mengingatkan
bahwa pada
pertemuan selanjutnya
akan dilaksanakan post-test.
d. Pertemuan Keempat
Pada pertemuan keempat ini, tepatnya pada tanggal 9 September 2016 dilakukan post-test. Post-test dimulai pada pukul
07.40 dan berakhir pada pukul 08.30. Siswa diberikan waktu 50 menit untuk mengerjakan post-test. Sama dengan pre-test, jumlah
soal post-test juga sebanyak 10 soal. Sebelum dilaksanakan post- test
, peneliti kembali mengingatkan siswa mengenai penggunaan alat peraga untuk materi perkalian. Setelah diingatkan mengenai
penggunaan alat peraga, siswa mengerjakan soal post-test dengan tenang dan percaya diri. Di akhir pembelajaran, peneliti kembali
mengadakan wawancara dengan kedua siswa untuk memberikan pertanyaan terkait soal post-test dan untuk melihat pemahaman
siswa mengenai materi perkalian.
B. Hasil Penelitian