21
menanggapi masalah, bersikap lemah lembut, semangat, dan perlindungan daripada menuntut bagaimana melakukan sebuah pekerjaan Nicholson, 1985.
Pada anak putri ayah cenderung memberikan dorongan untuk “bersikap baik”. Sebagai contoh kita bisa menemukan dalam keseharian bahwa seorang anak laki-
laki sejak kecil dituntut untuk berhasil di masa depannya sedangkan anak perempuan kurang dituntut mengenai keberhasilan karier. Tidak adanya atau
kurangnya tuntutan keberhailan dari ayah terhadap putrinya tidak berarti tidak ada tuntutan atau harapan, ayah cenderung menekankan pada keberhasilan
seorang putrinya dalam sikap-sikap. Dengan tuntutan yang berbeda inilah maka pembentukan dan perhatian ayah juga berbeda.
Kehadiran seorang ayah menjadi perlu bagi perkembangan putrinya karena dengan demikian seorang ayah bisa ikut mengarahkan dan mendidik
putrinya untuk bersikap lemah lembut, bersemangat, bersikap halus dalam menanggapi masalah, dan menjadi mampu bergaul dan memikat lawan jenis.
Grimm-Wassil 1994 dalam penelitiannya menemukan bahwa anak perempuan tanpa ayah; memiliki ketakutan untuk membangun hubungan dengan lawan jenis,
memiliki pandangan yang cenderung lebih positif kepada ayahnya, dan merasa bahwa kehilangan ayah adalah hal yang paling menyedihkan.
C. DINAMIKA PENELITIAN
Penelitian ini mencoba melihat bagaimana interaksi sosial seorang wanita dewasa dini yang mengalami pola pengasuhan single parents tanpa ayah sejak
22
usia anak-anak. Interaksi sosial yang dilihat oleh peneliti adalah interaksi informan dengan lawan jenisnya, bagaimana informan berinteraksi. Dengan
wawancara dan observasi peneliti berusaha mendapatkan informasi mengenai proses hubungan yang dibangun informan dengan lawan jenis. Informasi yang
didapat itu kemudian digunakan sebagai dasar untuk menggambarkan bagaimana penyesuaian diri informan dengan lawan jenis dengan tidak hadirnya ayah sejak
masa kanak-kanak. Peneliti menggunakan metode studi kasus dalam penelitian ini karena
metode ini mengamati informan secara mendalam dan menyeluruh, peneliti tidak harus terpaku pada batasan tertentu dalam mengumpulkan informasi. Setiap
informasi yang didapat bisa memberikan tambahan gambaran tentang informan.
D. PERTANYAAN PENELITIAN
Dalam penelitan ini peneliti menggunakan wawancara dan observasi sebagai cara untuk mendapatkan informasi dari Db. Dalam sesi wawancara
peneliti mengajukan pertanyaan berikut: 1.
Bagaimana hubungan informan dengan teman-teman lawan jenis? 2.
Bagaimana hubungan informan tentang ayahnya? 3.
Bagaimana hubungan informan dengan keluarganya setelah kehilangan ayah?
4. Apa arti hubungan bagi informan bagaimana proses penyesuaian
diri informan?
23
Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti mengacu pada empat poin utama tersebut, tetapi dalam proses wawancara tidak menutup kemungkinan untuk mengadakan
perubahan yang dirasa perlu oleh peneliti. Selain dengan wawancara peneliti mendapatkan informasi dari observasi yang dilakukan. Observasi diturunkan dari
bahasa latin melihat atau mengamati. Istilah ini dimaksudkan untuk mengamati secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan
hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut Poerwandari, 2005. Observasi ini bertujuan melihat langsung interaksi Db dengan lawan jenisnya sebagai cek
silang antara jawaban verbal informan dalam sesi wawancara.
24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS
PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu sebuah penelitian yang mempelajari dan menggali sebuah fenomena pada kondisi aslinya dengan
perubahan seminimal mungkin atau tanpa perubahan sama sekali Creswell, 1998. Beberapa keistimewaan penelitian kualitatif adalah Asmadi, 2004:
1. Berseting Alamiah Sebagi Sumber Data
. Perilaku manusia secara significant dipengaruhi oleh setting
lingkungannya sehingga untuk mempelajari sebuah perilaku akan menjadi lebih baik jika dilakukan dengan setting alamiahnya tanpa
atau dengan sangat sedikit perubahan. Dengan pendekatan kualitatif dimungkinkan peneliti mendapat data berdasar setting alamiahnya.
2. Peneliti Adalah Instumen Penting.
Peneliti bisa secara luwes melakukan perubahan di lapangan sesuai setting lingkungan dimana data tersebut diambil. Dengan hadirnya
peneliti sebagai instrument penelitian memungkinkan dia untuk berhubungan langsung dengan informan sehingga dapat memahami
kondisi lingkungan secara langsung.