Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tenaga kerja memegang peranan penting dalam pertumbuhan sektor industri di Indonesia karena masih banyak dibutuhkan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja. Sumber daya manusia harus memiliki cakrawala yang luas, tidak hanya dituntut untuk menguasai pengetahuan saja tetapi mampu dan terampil dalam bekerja. Pada saat ini karyawan sering menghadapi masalah dalam pekerjaannya, misalnya saja masalah gaji, jaminan sosial tenaga kerja JAMSOSTEK, lingkungan kerja, dan juga masalah ke tenagakerjaan yang lain. Hal ini bisa menimbulkan konflik antar karyawan dan bahkan juga terhadap perusahaan. Konflik yang terjadi dapat menghambat kegiatan operasional perusahaan, bahkan bisa merugikan karyawan sendiri. Apabila lingkungan kerja kurang mendukung, hal tersebut dapat menyebabkan karyawan kurang nyaman dengan lingkungan kerjanya. Karyawan akan merasa bahwa kepulangan dari tempat kerja seakan merupakan saat keluar dari penjara yang tidak menyenangkan. Pekerjaan menjadi suatu aktivitas yang dilakukan dengan penuh keterpaksaan, tidak ada kecintaan terhadap pekerjaan. Kondisi kerja yang tidak memungkinkan untuk mengembangkan karir dan hubungan sesama rekan kerja yang kurang harmonis, jaminan kerja dan masa 2 2 depan, penghargaan terhadap prestasi kerja yang tidak memadai akan mengakibatkan seseorang karyawan tidak betah dalam bekerja apalagi mencintai pekerjaannya Pandji Anaroga, 1992: 93-97. Para karyawan mengharapkan dan layak untuk mendapatkan tinjauan ulang kinerja pekerjaan mereka secara adil, menyeluruh dan teratur. Program pelatihan training diharapkan bisa memberikan peningkatan kualitas kerja karyawan yang ada, selain itu program pelatihan diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan yang sudah dimiliki para karyawan dan juga adanya tuntutan dari tugas-tugas yang ada ataupun untuk mempersiapkan dirinya sehubungan dengan transfer atau promosi pada jabatan yang lain. Program pelatihan secara umum bertujuan untuk memperbaiki penguasaan berbagai ketrampilan dan teknik palaksanaan kerja tertentu untuk kebutuhan sekarang. Program 5S Seiri = pemilahan, Seiton = penataan, Seiso = pembersihan, Seiketsu = pemantapan, Shitsuke = pembiasaaan merupakan salah satu contoh program pelatihan yang saat ini gencar dilaksanakan. Program pelatihan 5S workshop 5S memang masih tergolong baru di Indonesia, namun sebenarnya pelatihan 5S itu sudah lama ada dan tidak ada yang baru didalamnya. Kita hanya belum menyadari betul keberadaannya sampai saat ini. Walaupun pelatihan 5S jelas memberikan hasil dalam penyempurnaan besar didalam ruang lingkupnya, tetapi lebih bermanfaat dalam mengubah cara orang untuk merancang pekerjaannya dan apa yang mereka kerjakan. 3 3 Program 5S mudah dipahami tetapi dalam pelaksanaannya sulit dilakukan dengan benar. Ini dikarenakan banyak orang belum terbiasa untuk hidup teratur. Pada dasarnya program 5S ini merupakan kebulatan tekad untuk mengadakan pemilahan di tempat kerja, mengadakan penataan, pembersihan, memelihara kondisi yang mantap dan memelihara kebiasaaan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik. Berhasilnya suatu perusahaan bukan hanya terletak pada keunggulan teknologi dan tersedianya dana saja, namun tenaga kerja yang handal, efektif dan efisien juga merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan. Di era reformasi ini perusahaan-perusahaan saling bersaing dalam hal tingkat efektivitas dan efisiensi kerja karyawannya. Untuk menghadapi persaingan itu dan memenangkannya, maka perusahaan berusaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, diantaranya dengan melakukan program 5S bagi sumber daya manusianya tenaga kerjanya. Program 5S yang diberikan kepada para karyawan menjadi pendorong bagi para karyawan untuk bekerja lebih keras lagi. Hal ini disebabkan karena para karyawan yang telah mengetahui dengan baik tugas-tugas dan tanggung jawab akan mencapai suatu tingkat moral atau semangat yang lebih tinggi lagi Heidjrahman dan Husnan, 1990:71. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengamati secara langsung bagaimana sikap karyawan terhadap pelaksanaan 5S di lingkungan kerja, sehingga dapat diketahui apakah karyawan tertarik atau bahkan secara tidak langsung sudah melaksanakan program 5S di lingkungan kerja mereka. 4 4 Atas dasar uraian diatas, maka penulis mengambil judul “ANALISIS SIKAP KARYAWAN TERHADAP PELAKSANAAN 5S DI LINGKUNGAN KERJA, STUDI PADA UNIVERSITAS SANATA DHARMA, YOGYAKARTA“.

B. Perumusan Masalah