Sikap 1. Pengertian Sikap LANDASAN TEORI

8 8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Sikap 1. Pengertian Sikap

Apakah sebenarnya pengertian sikap itu? Ada banyak definisi telah kemukakan oleh para ahli. Dari kesemuanya itu, pada umumnya definisi tersebut dapat dimasukkan ke dalam salah satu di antara tiga kerangka pemikiran. Pertama adalah kerangka pemikiran yang diwakili oleh para ahli psikologis seperti Louis Thurstone beliau ini perintis di bidang pengukuran sikap dan Charles Osgood. Menurut mereka ini sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap objek adalah perasaan mendukung atau memihak favorable ataupun perasaan tidak mendukung no favorable objek tersebut. Formulasi oleh Thurstone sendiri mengatakan bahwa sikap adalah derajat afek negatif yang dikaitkan dengan suatu objek psikologis. Ahli yang lain, seperti Gordon Allport beliau ini terkenal di bidang psikologi sosial dan psikologi kepribadian, mempunyai konsep tentang sikap lebih kompleks. Menurut Allport, sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap sesuatu objek dengan cara-cara tertentu sepertinya tidak keliru bila kita menafsirkan kesiapan dalam definisi ini sebagai suatu 9 9 kecenderungan potensial untuk bereaksi apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon. Kelompok pemikiran yang ketiga adalah kelompok yang berorientasi kepada teori kognitif. Menurut kelompok ini, suatu sikap merupakan kostelasi komponen kognitif, afektif, dan konatif, yang berinteraksi dalemahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek. Sebuah sikap merupakan suatu keadaan siap mental, yang dipelajari dan diorganisasi menurut pengalaman dan yang menyebabkan timbulnya pengaruh khusus atau reaksi seseorang terhadap objek-objek dan situasi- situasi dengan siapa ia berhubungan. Sikap akan menempatkan seseorang ke dalam suatu pikiran menyukai sesuatu, bergerak mendekat atau menjauhi sesuatu tersebut. Salah satu teori mengatakan bahwa manusia berupaya untuk mencari suatu keselarasan antara keyakinan mereka dan perasaan mereka terhadap objek-objek yang sedang dihadapinya. Teori tersebut mengasumsikan bahwa manusia memiliki sikap yang terstruktur yang terdiri dari berbagai macam komponen-komponen efektif dan kognitif. Keterkaitan antara komponen-komponen tersebut berarti bahwa perubahan yang terjadi pada salah satu komponen akan menyebabkan timbulnya perubahan pada komponen lain. Beberapa pengertian sikap telah dikemukakan di atas, tidak satu pun di antara titik pandang mengenai sikap tersebut yang kita pegang secara eksklusif. Hal itu dikarenakan kenyataan bahwa untuk memahami masalah 1 1 sikap ternyata tidaklah mudah dilakukan dengan berpegang hanya pada satu batasan saja. Apalagi dalam pembahasan yang menyangkut tidak hanya mengenai organisasi sikap serta strukturnya saja, akan tetapi mengenai pula aspek pengukuran sikap yang menghendaki adanya definisi operasional yang lebih kongkrit penerjemahannya dalam bentuk batasan yang terukur measurable. Dilihat dari strukturnya, sikap terdiri dari tiga komponen yang saling menunjang, yaitu komponen kognitif cognitive, komponen afektif affective, dan komponen konatif conative. Komponen kognitif berupa apa yang dipercayai oleh subjek pemilik sikap, komponen afektif merupakan komponen perasaan yang menyangkut aspek emosional, dan komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh subjek. Kothandapani merumuskan ketiga komponen tersebut sebagai komponen kognitif kepercayaan atau beliefs, komponen emosional perasaan, dan komponen perilaku tindakan. Mann menjelaskan bawa komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan, dan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Seringkali komponen kognitif ini dapat disamakan dengan pandangan opini, terutama apabila menyangkut masalah isyu atau problem yang kontraversial. Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan perasaan menyangkut 1 1 1 1 masalah emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin merubah sikap seseorang. Komponen perilaku berisi tendensi Komponen afektif affective merupakan komponen emosional atau perasaan. Komponen kognitif sebuah sikap terdiri dari persepsi, opini dan keyakinan-keyakinan seseorang. Komponen perilaku sebuah sikap berhubungan dengan kecenderungan seseorang untuk bertindak terhadap seseorang atau hal tertentu dengan cara tertentu Winardi, 1992:51. Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih daripada sekedar adanya kontak sosial dan hubungan antar individu sebagai anggota kelompok sosial. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara individu yang satu dengan yang lain, terjadi hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu sebagai anggota masyarakat. Lebih lanjut, interaksi sosial itu meliputi hubungan antara individu dengan lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis di sekelilingnya. Dalam interaksi sosialnya, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang di hadapannya. Di antara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman 1 1 2 2 pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu.

B. Pengertian Manajemen