pekerjaan, meluapnya emosi yang negatif dan dukungan dari pasangan Rahmadita, 2013.
c Konflik yang disebabkan oleh perilaku
behaviour based conflict
Konflik yang
disebabkan karena
kesulitan perubahan perilaku dari satu peran ke peran lain. Konflik
yang terjadi jika tingkah laku yang tertentu yang dituntut oleh satu peran mempersulit individu dalam memenuhi
tuntutan peran yang lain, misalnya tuntutan peran keluarga dan peran pekerjaan Rahmadita, 2013. Konflik ini terjadi
karena adanya ketidaksesuaian antara pola perilaku dengan yang diinginkan oleh kedua bagian, yaitu pekerjaan atau
keluarga Yang, Chen, Choi, Zou, 2000, dalam Benhard Florensia, 2014.
C. Dinamika Aktualisasi Diri pada Wanita Karir yang Mengurus Rumah
Tangga
Peran wanita dalam bekerja selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Ihromi dalam Rahmadita, 2013 menyatakan bahwa jumlah
wanita pencari kerja akan semakin meningkat di sebagian wilayah dunia. Wanita mempunyai motif yang berbeda-beda dalam bekerja. Menurut
hasil penelitian oleh Irma Rahmadita 2013, menyebutkan bahwa wanita ingin tetap bekerja karena pekerjaan memberikan banyak arti bagi diri:
mulai dari dukungan finansial, mengembangkan pengetahuan dan wawasan,
memungkinkan aktualisasi
kemampuan, memberikan
kebanggaan diri dan kemandirian meskipun penghasilan suami mencukupi, serta memungkinkan subyekmengaktualisasikan aspirasi
pribadi lain yang mendasar seperti memberi rasa berarti sebagai pribadi.Keterlibatan dalam berbagai peran ini dapat memberikan
keuntungan psiko sosial, seperti peningkatan kepercayaan diri, moral, serta kebahagiaan.
Di sisi lain, wanita karir yang menjalankan peran ganda sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir berpotensi mengalami konflik peran.
Prihanto LasmonoFitri, 2000, dalam Apollo Cahyadi, 2012 mengatakan beberapa konflik yang dihadapi oleh seorang perempuan
dalam menjalankan peran gandanya, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri sendiri, yaitu takut akan konsekuensi negatif dari kesuksesan yang
dicapainya, seperti kesulitan mendapatkan perlindungan dan perhatian dari lawan jenis dan adanya perasaan takut anak maupun suami tidak terurus
Faktor dari luar menurut Yuarsi dalam Fitriani, 1999, dalam Apollo Cahyadi, 2012 yaitu takut dianggap menyalahi kodrat, karena masyarakat
masih beranggapan bahwa tugas-tugas rumah tangga dan pengasuhan anak adalah tugas perempuan, walaupun mereka bekerja di luar rumah. Menurut
Kahn, et al. dalam Benhard dan Florensia, 2014 mengemukakan bahwa konflik peran terjadi ketika dua atau lebih tuntutan terjadi secara
bersamaan dan saling bertentangan satu dengan yang lain. Kesibukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
wanita karir yang luar biasa sehingga sering tidak lagi punya waktu untuk mengurusi masalah keluarga, termasuk dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya sebagai pendidik dan mendidik anak-anaknya di rumah Kaerudin, 2010, dalam Yunita, 2013. Di sisi lain, wanita karir harus
dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Menurut Rogers dalam Patioran, 2012 manusia memiliki motif dasar yaitu kecenderungan
untuk mengaktualisasikan diri. Kecenderungan ini adalah keinginan untuk memenuhi potensi yang dimiliki dan mencapai tahap human beingness
yang setinggi-tingginya. Menurut Maslow dalam Hersinta Veronika, 2011 aktualisasi diri merupakan potensi atau kemampuan diri yang
seseorang mampu untuk mencapainya. Hal ini didukung oleh Rogers Hambali Jaenudin, dalam Patioran, 2012 mengatakan bahwa
aktualisasi diri
merupakan proses
menjadi diri
sendiri dan
mengembangkan sifat-sifat dan potensi-potensi psikologis yang unik. Wanita karir yang mempunyai aktualisasi diri harus dapat
membagi waktu yang baik dalam keluarga maupun pekerjaan.Hambatan terbesar perempuan yang menjalankan peran ganda adalah dalam hal
pengaturan waktu. Sedyono Hasibuan Setyowati, 2003, dalam Diansari, 2006 mengemukakan bahwa salah satu tantangan terbesar bagi
wanita karir adalah persepsi tentang kekurangan waktu, perasaan bahwa adanya perbedaan yang sangat besar antara waktu yang dimiliki dengan
jumlah tugas yang harus dikerjakan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Kerangka Berpikir