Definisi Wanita Karir Aspek-Aspek Konflik padaWanita Karir

e Kebutuhan Beraktualisasi Diri Maslow mengatakan aktualisasi diri adalah setiap orang yang berkembang sepenuh kemampuannya. Pemaparan tentang kebutuhan psikologis untuk menumbuhkan, mengembangkan dan menggunakan kemampuan Goble, 1987. Aktualisasi diri didefinisikan sebagai perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat kita, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas kita. Manusia dapat mencapai tingkat aktualisasi diri ini menjadi manusia yang utuh dan mampu berkembang sepenuh kemampuannya Jaenudin, 2015.

B. Wanita Karir

1. Definisi Wanita Karir

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Depdiknas, 2008 dalam Paputungan, 2011 wanita adalah seorangperempuan atau kaum putri. Dalam penelitian ini menggunakan kata wanita karir bukan perempuan karir karena terkait dengan istilah umum yang berlaku dan mengikuti perkembangan Bahasa Indonesia saat ini, bahwa kata wanita menduduki posisi dan konotasi terhormat. Kata ini mengalami proses ameliorasi, yaitu suatu perubahan makna yang semakin positif, arti sekarang lebih tinggi dari pada arti dahulu. Karir dalam arti umum ialah pekerjaan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memberikan harapan untuk maju. Selain itu, kata karir selalu dihubungkan dengan tingkat atau jenis pekerjaan seseorang.Wanita karir berarti wanita yang berkecimpung dalam kegiatan profesi baik usaha sendiri maupun ikut dalam suatu perusahaan. Seorang wanita karir berarti memiliki pekerjaan khusus di luar rumah dalam rangka mengaktualisasikan diri dan menekuni suatu bidang tertentu Etiwati, 2009, dalam Paputungan, 2011. Selain itu, wanita karir adalah wanita yang menekuni dan mencintai sesuatu atau beberapa pekerjaan secara penuh dalam waktu yang relatif lama untuk mencapai suatu kemajuan hidup Muriah, 2011. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa wanita karir adalah wanita yang menekuni sesuatu atau beberapa pekerjaan yang dilandasi oleh keahlian tertentu yang dimilikinya untuk mencapai suatu kemajuan hidup, pekerjaan, atau jabatan.

2. Aspek-Aspek Konflik padaWanita Karir

Ada beberapa aspek konflik peran ganda yang dikemukakan menurut Kopelman Burley dalam Diansari, 2006 yaitu: a Masalah Pengasuhan Anak Pada umumya wanita karir mencemaskan kesehatan jasmani dan emosi anak-anaknya. Hal ini berarti wanitakarir harus dapat memberikan perhatian, tenaga dan pikirannya ketika berada di rumah. Wanita karir harus dapat memberi pengertian kepada anaknya agar anak dapat memahami alasan ibunya bekerja Diansari, 2006. Menurut Yuarsi Fitri, 2000, dalam Apollo dan Cahyadi, 2012 wanita yang bekerja sering merasa takut karena sebagian masyarakat menganggap tugas seorang wanita adalah mengasuh anak. b Bantuan Pekerjaan Rumah Tangga Menurut Hurlock dalam Apollo Cahyadi, 2012 tugas-tugas yang berkaitan dengan pekerjaan dan keluarga merupakan tugas yang sangat penting dan sulit, bahkan bagi orang dewasa telah mempunyai pengalaman kerja, telah menikah, dan telah menjadi orang tua, mereka masih tetap harus melakukan penyesuaian diri dengan peran- peran tersebut. Wanita yang berperan ganda membutuhkan bantuan dari berbagai pihak baik dari suami, anak maupun seorang pembantu untuk turut serta dalam urusan pekerjaan rumah tangga. Hal ini dikarenakan perempuan tersebut terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan Diansari, 2006. c Komunikasi dan Interaksi dengan keluarga Menurut Kopelman Burley Diansari, 2006 komunikasi merupakan sarana untuk kita dapat berinteraksi dengan orang lain. Dengan komunikasi kita dapat mengutarakan kebutuhan, keinginan bahkan keluhan pada seseorang. Wanita yang bekerja dituntut untuk bisa menjaga komunikasi dengan keluarga walaupun harus menjalankan peran ganda. Hal ini didukung oleh pernyataan dari Kaufmann Beehr Fitri, 2000, dalam Apollo Cahyadi, 2012 komitmen dan dukungan moral dari pasangan hidup dapat membantu mencapai kepuasan hidup dan pada akhirnya dapat menekan munculnya konflik peran ganda. d Waktu untuk Keluarga Menurut Sukanto, dll 1999, ibu yang bekerja sering merasa kekurangan waktu untuk suami, anak-anak bahkan untuk dirinya sendiri. Pengaturan waktu menjadi masalah yang sering muncul dalam menjalankan peran ganda. Menurut Moen Triwahyuni, 2009, dalam Apollo Cahyadi, 2012 perbedaan terjadi dikarenakan tuntutan peran yang berbeda. Perempuan dihadapkan pada tuntutan peran pekerjaan dan peran keluarga secara serentak. Hal tersebut dapat menimbulkan konflik apabila perempuan tidak dapat membagi waktu antara perannya sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pekerja. e Penentuan Prioritas Prioritas itu disusun tergantung pada kepentingan individu yang bersangkutan agar tidak menimbulkan pertentangan antara kepentingan yang satu dengan kepentingan yang lain. Wanita karir harus mempunyai dasar yang kuat dalam menentukan prioritasnya Diansari, 2006. f Tekanan Karir dan Keluarga Dalam bekerja, akan terdapat banyak masalah yang menuntut pekerja untuk menyelesaikannya. Begitu juga di rumah, akan terdapat banyak pekerjaan rumah yang menuntut untuk diselesaikan. Tuntutan tersebut dapat menjadi sebuah tekanan bagi seseorang yang kemudian akan menjadi konflik dalam dirinya Diansari, 2006. Menurut Greenhaus Beutel Ginting, 2011, dalam Apollo Cahyadi, 2012 mengatakan bahwa suatu bentuk konflik peran terjadi karena tekanan-tekanan pekerjaan dan keluarga ada ketidakcocokan.

3. Konflik Peran Ganda Work Familiy Conflict