Hasil observasi Hasil wawancara

Selanjutnya, apa hambatan yang tante dapatkan dalam bekerja? Hambatannya, mungkin ketika perusahaan minta untuk lembur biasanya waktu pulang ke rumah jadi terlambat, ganggu waktu keluarga juga sebenarnya. Subjek 1, 29-32 47-48

2. Kasus Subjek 2 a. Identitas subjek 2

Nama : ST Alamat : Joyotakan RT0204 Usia : 34 tahun Pekerjaan : Pedagang Lama bekerja : 5 tahun Nama suami : KL Pekerjaan Suami : Buruh Nama anak : Tommy 9 tahun Bayu 6 tahun

b. Hasil observasi

Subjek mempunyai rumah di gang sempit pada daerah Joyotakan, Solo. Rumah tersebut terlihat didesain untuk berjualan kelontong seperti beras, minyak, gula, dan lain-lain. Terlihat ada beberapa pakaian yang dijemur di depan rumah. Jarak antara rumah satu dengan yang lainpun sangat dekat. Di depan rumah juga terlihat ada sepeda dan sepeda motor yang terpakir bersampingan. Pada wawancara pertama, subjek memakai daster dan menggunakan sandal. Subjek mempunyai perawakan yang agak gemuk dan mempunyai kulit sawomatang. Ketika wawancara berlangsung, subjek sangat berhati-hati dalam menjawab. Namun pada saat wawancara, ada beberapa pembeli yang datang sehingga wawancarapun dihentikan sementara. Setelah itu wawancara dilanjutkan. Namun ternyata ada pembeli lagi sehingga peneliti memutuskan untuk menghentikan wawancara dan berdiskusi dengan subjek mengenai waktu yang tepat untuk wawancara. Pada wawancara kedua, subjek mempersilahkan peneliti duduk di kursi kayu yang ada di dalam rumah. Terlihat ada dua anak laki-lakinya yang sedang bermain lempar bola. Di dalam rumah juga terlihat lemari besar berwarna cokelat yang berisi foto anak-anaknya. Ketika wawancara mulai, tampak subjek memakai celana jeans dan baju rapi. Selama jalannya wawancara tampak subjek fokus dan serius dalam menjawab. Namun terkadang ada suara bising yang terdengar dari luar rumah seperti motor yang lewat.

c. Hasil wawancara

Pengambilan data dilakukan dua kali yaitu pada Sabtu tanggal 05 September 2015 dan Selasa tanggal 03 November 2015. Kedua wawancara dilakukan di rumah subjek di Joyotakan RT0204. Hasil wawancara subjek 2 sebagai berikut: 1 Latar belakang subjek Subjek terlahir dari keluarga yang kurang mampu. Subjek mengatakan bahwa dirinya masih tidur menumpang rumah ibunya. Subjek lahir di Solo, 05 Juli 1971. Subjek merupakan anak dari dua bersaudara. Subjek sendiri merupakan anak bungsu. Kakak laki- lakinya merantau di Jakarta sejak tahun 2008. Ayah subjek telah meninggal ketika subjek masih kecil. Subjek merupakan lulusan SMA negeri di Solo. Setelah lulus, beberapa tahun kemudian, subjek memutuskan untuk menikah. Subjek menikah pada saat usia 20 tahun, hal itu dikarenakan subjek sudah merasa cocok dan telah disetujui oleh orangtuanya. Subjek mempunyai dua anak laki-laki yang bernama Tommy dan Bayu. Subjek mengatakan bahwa anaknya selalu membuat suasana rumah menjadi ramai. Subjek mengatakan bahwa ia mempunyai masalah dalam hal keuangan. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan untuk makan, sekolah maupun ibunya yang sakit-sakitan. Subjek sendiri telah membuka toko kecilnya dari 4 tahun lalu. Hal ini dimaksudkan untuk membantu perekonomian keluarga. Subjek mengatakan kebutuhan yang semakin banyak membuat dirinya harus bekerja lebih keras. Pada pagi hari, subjek selalu pergi ke pasar untuk kulakansayur, bumbu dapur maupun telur untuk dijual lagi. Subjek mengatakan bahwa setiap pagi subjek selalu memutarkan dagangannya ke perumahan-perumahan. Jika masih ada yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI belum laku, subjek menjualkan dagangannya di rumah. Suami yang pekerjaannya sebagai buruh tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarga. Oleh sebab itu subjek berinisitatif untuk berjualan di rumah. Hal tersebut tentu mendapat dukungan dari suaminya. Subjek mengatakan bahwa pernah ditawari untuk menjadi buruh di sebuah pabrik kain oleh temannya. Namun subjek menolak karena lokasi kerja yang terlalu jauh dengan tempat tinggalnya. 2 Motif Subjek Bekerja dan Aktualisasi Diri pada Subjek Subjek mempunyai pekerjaan sebagai pedagang. Subjek berjualan beras, telur, gula, minyak, sayur, bumbu dapur, dan lain- lain. Subjek bekerja karena ingin membantu perekonomian keluarganya. Sebelumnya subjek merupakan ibu rumah tangga. Setiap hari subjek bekerja dari jam 04.00 sampai jam 12.00. Subjek harus berangkat subuh karena harus beli barang dagangan di pasar. Jika dia datang siang maka subjek telah kehabisan barang yang ia ingin jual. Penghasilan bersih yang ia dapat tidak menentu. Namun ia mengatakan mendapatkan sekitar Rp. 100.000,- untuk sekali berjualan. Subjek sendiri mendapatkan keuntungan bersih hanya sekitar Rp.30.000,- sampai Rp. 40.000,-. Subjek merasa penghasilannya tersebut tidak mencukupi kebutuhan keluarga namun bisa membantu kebutuhan untuk anak. Menurut subjek, wanita karir adalah wanita berpakaian rapi yang pergi ke kantor. Subjek mengatakan dirinya bukan merupakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI wanita karir yang ideal. Hal ini dikarenakan subjek hanya bekerja untuk membantu ekonomi keluarganya. Selain itu, subjek menganggap wanita karir merupakan orang-orang yang sukses. Sedangkan subjek menilai dirinya belum sukses. Sebenarnya subjek mempunyai keinginan mempunyai toko sendiri namun karena dana yang tidak mencukupi menyebabkan dirinya hanya berjualan seadanya. Subjek mengatakan bahwa tetap melakukan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga seperti mencuci baju dan mengepel rumah. Menurut subjek, ia sudah menjadi ibu rumah tangga yang ideal karena ia tetap bisa mengurus rumah ketika siang hari, ia hanya berjualan di depan rumah jadi ia bisa “nyambi” mengurus anak. Suaminya selalu mendukung subjek dalam bekerja bahkan setiap hari suami subjek selalu mengantar subjek pergi ke pasar untuk membeli barang dagangan. Anak subjek sebenarnya masih belum begitu bisa mengerti pekerjaan orangtuanya karena dinggap masih kecil. Subjek mengatakan bahwa dapat mengatur waktu untuk subjek bekerja dan menjadi ibu rumah tangga. Subjek merasa jualannya berkembang dari yang dulu berjualan minuman sekarang sudah menjadi toko kelontong. Hal tersebut dikarenakan permintaan dari warga sekitar yang ingin subjek untuk berjualan lebih banyak barang agar warga dekat dalam membeli kebutuhan rumah tangga yang dibutuhkan. Subjek PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI merasa terbantu dengan lokasi sekolah anaknya yang dekat sehingga anaknya hanya berjalan kaki menuju sekolahnya. Manfaat yang subjek peroleh dalam bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari misalnya untuk biaya sekolah anak maupun untuk uang jajan anak. Ia mengatakan bahwa selama ini ia hanya bisa membantu perekonomian keluarga dengan cara berdagang. Subjek mengatakan seandainya punya toko sendiri akan lebih enak dalam berjualan. Subjek mengatakan dulu ia hanya berjualan keliling perumahan namun sekarang ia sudah berjualan di rumahnya sendiri walaupun hanya kecil-kecilan. Hambatan yang sering didapat adalah ketika barang dagangan yang datang dari pasar, sedikit dan harganya mahal biasanya karena cuaca ataupun gagal panen. Hal tersebut membuat subjek sulit menjual lagi dagangannya karena pembeli biasanya tidak jadi membeli. Subjek mengatakan hanya bekerja sendiri dan hanya mendapatkan bantuan dari suaminya. Masalah yang biasa terjadi dalam keluarga biasanya adalah masalah ekonomi. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan hidup yang semakin banyak ditambah butuhnya biaya berobat untuk ibunya. Subjek mengatakan harus selalu mengecekkan ibunya ke rumah sakit karena penyakit gula yang diderita ibunya. Subjek mengatakan bahwa terkadang subjek merasa sedih karena banyak keinginan yang belum bisa ia capai. Keinginan tersebut diantaranya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI adalah membelikan hp baru untuk anaknya, mempunyai toko sendiri, dan bisa mengubah kehidupannya menjadi lebih baik. Subjek mengatakan dampak negatif dari dirinya bekerja adalah rasa jenuh dan capek. Hal tersebut dikarenakan subjek merasa selalu bekerja namun tetap tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarganya. Hal yang membuat subjek bersemangat dalam bekerja adalah anak-anaknya. Subjek mempunyai harapan besar pada anaknya agar menjadi orang yang sukses dan tidak seperti orangtuanya. Subjek mengatakan akan terus bekerja selama masih diberikan kesehatan oleh yang kuasa. 3 Analisis a Latar Belakang Subjek Bekerja Subjek mempunyai masalah dalam hal keuangan. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan subjek yang banyak seperti kebutuhan untuk makan, sekolah anak maupun obat untuk ibunya yang sakit-sakitan. Subjek sendiri telah membuka toko kecilnya dari 4 tahun lalu. Hal ini dimaksudkan untuk membantu perekonomian keluarga. Kebutuhan subjek yang semakin banyak membuat dirinya harus bekerja lebih keras. “ Bagaimana awalnya ibu bekerja? Bisa ibu ceritakan? Awale ya buka di depan rumah, ya apa adane aja mas, ya seperti itu tu. Oh ya ya, jadi alasan ibu berjualan di depan rumah ini karna kebutuhan keluarga yang banyak? Ya iya mas. Lha sekarang aja orang kan butuh buat makan, sekolah anak, ini ibu juga sakit-sakitan jadi mau ga mau kan ya harus cari uang” Subjek 2, 3-6 b Pandangan Subjek Tentang Wanita Karir yang Ideal dan Persepsi Subjek terhadap Dirinya Subjek mengatakan bahwa wanita karir adalah wanita berpakaian rapi yang pergi ke kantor. Subjek mengatakan dirinya bukan merupakan wanita karir yang ideal. Hal ini dikarenakan subjek hanya bekerja untuk membantu ekonomi keluarganya. Selain itu, subjek menganggap wanita karir merupakan orang-orang yang sukses. Sedangkan subjek menilai dirinya belum sukses. Sebenarnya subjek mempunyai keinginan mempunyai toko sendiri namun karena dana yang tidak mencukupi menyebabkan dirinya hanya berjualan seadanya. “ Menurut ibu, wanita karir yang ideal tu seperti apa sih bu? Wanita karir kan wanita yang pakaiannya rapi terus pergi ke kantor gitu. Apakah menurut ibu, ibu ini merupakan wanita karir yang ideal? Ya bukanlah mas, saya ini aja kerja Cuma untuk bantu ekonomi keluarga yang susah, kalau wanita karir orang-orangnya tu sukses-sukses. Lalu cara inu untuk menjadi wanita karir yang ideal bagaimana bu? Kalau ada rejeki ya ibu pengennya punya toko sendiri tapi kan dananya ga cukup jadi ya jualan di depan rumah apa adanya gitu. Subjek 2, 23-28 c Pandangan Subjek Tentang Ibu Rumah Tangga yang Ideal dan Persepsi Subjek Terhadap Dirinya Subjek mengatakan bahwa ibu rumah tangga yang ideal adalah orang yang bisa melakukan kewajiban rumah tangganya seperti mencuci baju dan mengepel rumah. Menurut subjek, ia sudah menjadi ibu rumah tangga yang ideal karena ia tetap bisa mengurus rumah walaupun dia bekerja. “Apa yang ibu lakukan sehari-hari ketika menjadi ibu rumah tangga? Banyak dongmas kaya nyuci baju, ngepel rumah. Kalau menurut ibu, ibu ini sudah menjadi ibu rumah tangga yang ideal belum? Sudah mungkin ya Kenapa kok ibu bisa bilang sudah? Buktinya saya bisa kerja sambil ngurus rumah, nyambi jualan, ngurus anak” Subjek 2, 29-34 d Manfaat yang Diperoleh Subjek Ketika Bekerja Manfaat yang subjek peroleh dalam bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari misalnya untuk biaya sekolah anak maupun untuk uang jajan anak. Ia mengatakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bahwa selama ini ia hanya bisa membantu perekonomian keluarga dengan cara berdagang. “ Dari berjualan ibu selama ini, apa sih manfaat yang ibu peroleh? Ya tadi itu mas kan butuh e banyak, buat bayar sekolah, lak mas e tau sekarang jajane anak-anak banyak mas” Subjek 2, 49-50 e Aktualisasi Diri Pada Subjek Subjek mempunyai kemampuan untuk berubah menjadi lebih baik. Hal ini bisa terlihat ketika subjek membantu perekonomian keluarganya dengan merintis karir sebagai pedagang. Kebutuhan keluarga yang semakin banyak membuat subjek ikut bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Subjek memiliki sikap tanggungjawab. Hal ini terlihat ketika subjek mengatakan bahwa ia bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan sekolah anak dan membeli obat untuk ibunya. Subjek juga mempunyai motivasi besar agar anaknya dapat menjadi sukses. Subjek tidak ingin anaknya hidup susah seperti orangtuanya. “ Apa harapan atau keinginan ibu dalam pekerjaan yang ibu tekuni? Pengennya tu ya punya toko sendiri kan enak buat berjualan, dagangannya laku terus. Lalu apa yang membuat ibu menjadi termotivasi untuk terus bekerja? Ibu tu punya harapan anak-anak ibu jadi orang sukses kora koyo wong tuone uripe yo ngene ki mas” Subjek 2, 33-34 73-74 f Hubungan dan Dukungan Keluarga Terhadap Subjek Subjek mengatakan bahwa suaminya selalu mendukung subjek dalam bekerja bahkan setiap hari suami subjek selalu mengantar subjek pergi ke pasar untuk membeli barang dagangan. Anak-anak subjek sebenarnya masih belum begitu bisa mengerti pekerjaan orangtuanya karena mereka masih kecil. “ Apakah suami ibu mendukung ibu dalam bekerja? Suami mendukung, lha yang setiap hari nganter ke pasar beli dagangan ya suami. Kalau dari anak, apakah anak mendukung pekerjaan ibu? Lak anak masih belum ngerti opo- opo mas, mungkin jek cilik yo mas haha” Subjek 2, 35-36 41-42 g Hambatan yang Dialami Selama Menjalankan Peran Ganda Subjek mengatakan terkadang dirinya merasa jenuh dan capek dalam bekerja. Hal tersebut dikarenakan subjek merasa selalu bekerja namun tetap tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarganya. Hambatan yang sering didapat adalah ketika barang dagangan yang datang dari pasar, sedikit PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dan harganya mahal biasanya karena cuaca ataupun gagal panen. “ Hambatannya apa sih bu kalau bekerja? Repotnya tu mas kalau barang dagangan pasar tu datengnya sedikit, mahal nah itu bingung mau kulak takut ga laku tapi lak ga kulak ya ga bisa jualan. Bagaimana perasaan ibu dengan pekerjaan yang ibu tekuni? Kadang tu saya ngerasa sedih, lha keinginane banyak, tapi tetep ga bisa. Yang sabar bu, bisa saya lanjutkan ya bu, kalau dampak negatif dari ibu bekerja apa bu? Saya sebenere udah capek kayake udah kerja dari subuh tapi kok hasil e pas- pasan terus. Subjek 2, 57-58 67-68 71-72

3. Kasus Subjek 3 a. Identitas subjek 3