33
BAB III Metode Penelitian
A. Paradigma Penelitian Kualitatif
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif untuk menghasilkan dan pengolahan data yang sifatnya deskriptif, seperti
transkip wawancara dan perilaku-perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif adalah proses pencarian data untuk memahami masalah sosial
yang didasari pada penelitian yang menyeluruh dibentuk oleh kata-kata, dan diperoleh dari situasi yang alamiah.
Penelitian kualitatif didefinisikan secara beragam sesuai dengan sudut pandang yang dipakai oleh para ahli. Bogdan dan Taylor Moleong,
2007 mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang
atau perilaku yang diamati. Definisi tersebut lebih menitikberatkan pada jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian yakni data deskriptif
kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif dan berupaya menggali makna dari suatu fenomena. Hal ini
hampir sama denga yang dikatakan Matthew B. Milees dan A. Michael hubertman Ghony Almanshur, 2012:13, dalam Pika dkk, 2009 yang
mengatakan bahwa penelitian kualitatif lebih menekankan aspek proses mendapatkan data melalui kontak secara intensif dalam situasi sosial.
Pada penelitian kualitatif, peneliti berusaha memahami subjek dari kerangka berpikirnya sendiri. Dengan demikian, yang penting adalah
pengalaman, pendapat, perasaan dan pengetahuan partisipan Poerwandari, 2005. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktualisasi diri pada
wanita karir yang mengurus rumah tangga. Penelitiakan menggali penghayatan subjek terhadap usahanya dalam menjalankanproses
aktualisasi diri yang sesungguhnya. Menurut Poerwandari 2005 untuk mendapatkan pemahaman mendalam dan khususnya atas suatu fenomena
serta untuk memahami manusia dalam segalakompleksitasnya sebagai makhluk yang subjektif, maka pendekatan kulitatif adalah pendekatan
yang paling sesuai untuk digunakan. Metode yang digunakan dalam pendekatan ini tidak kaku. Penelitian kualitatif sifatnya fleksibel, dalam
arti kesesuaiannya tergantung dari tujuan setiap penelitian. Walaupun demikian selalu ada pedoman untuk diikuti, tapi bukan aturan yang mati
Cassel Symon, 1994:Strauss, 1987:Taylor Bogdan, 1984 dalam Pika dkk, 2009.
Penelitian ini akan menggunakan pendekatanfenomenologis untuk mengetahui aktualisasi diri dengan menggali penghayatan subjek terhadap
usahanya sendiri agar memperoleh aktualisasi dirinya. Hal ini dikarenakan fenomenologis
merupakan suatumetode
atau pendekatan
untuk mendeskripsikan gejala sebagaimana gejala itu menampakkan dirinya
pada pengamat. Gejala yang dimaksud adalah baik gejala yang secara langsung bisa diamati oleh panca indera gejala eksternal, maupun gejala
yang hanya bisa dialami, dirasakan, atau dipikirkan oleh pengamat, tanpa ada referensi empirisnya atau gejala internal dalam Pika dkk, 2009.
Fenomenologi berupaya menjelaskan situasi yang dialami pribadi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, fenomenologi mencari makna-
makna psikologis yang membentuk gejala melalui investigasi dan analisis contoh-contoh gejala yang dialami dalam konteks kehidupan para
partisipan Smith, 2013.
B. Subyek Penelitian