29 h.
Shelter Nelayan merupakan tempat beristirahat nelayan, dimana pada PPN ini
akan dilakukan penataan material elemen penyusun ruang.
i. Pos Jaga di PPN ini dilakukan penggantian material atap yang masih
menggunakan asbes menjadi bahan yang mencerminkan arsitektur lokal.
j. Tempat Penerbitan Surat Ijin Berlayar di PPN ini dilakukan penggantian
material atap yang masih menggunakan asbes menjadi bahan yang
mencerminkan arsitektur lokal.
Gambar 2.32 Kondisi Shelter Nelayan di PPN Pengambengan
Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015
Gambar 2.34 Kondisi Tempat Penerbitan Surat Ijin Berlayar Nelayan di PPN Pengambengan
Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015
Gambar 2.33 Kondisi Pos Jaga di PPN Pengambengan
Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015
30
k. Mess Karyawan dan Rumah Dinas ini dilakukan penggantian material atap
yang masih menggunakan asbes menjadi bahan yang mencerminkan arsitektur
lokal.
l.
Balai Pertemuan Nelayan ini dilakukan penggantian material atap yang masih
menggunakan asbes menjadi bahan yang mencerminkan arsitektur lokal.
m. Dalam proyek pengembangan PPN Pengambengan, harus mengacu pada
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Per.08Men2012 tentang Kepelabuhan Perikanan, dimana berdasarkan peraturan tersebut Pelabuhan
Perikanan Nusantara harus memiliki industri perikanan, dimana pada PPN
Pengambengan belum memiliki industri perikanan.
n. Nelayan merupakan profesi dengan kegiatan yang paling berbahaya di dunia.
Kecelakaan dapat terjadi pada kapal- kapal baik dalam pelayaran berlabuh atau sedang melakukan kegiatan bongkar muat di pelabuhan meskipun sudah
dilakukan usaha untuk menghindarinya. Sehingga diperlukan fasilitas yang
mampu menjawab kebutuhan nelayan tersebut disamping itu juga diperlukan
Gambar 2.35 Kondisi Mess Karyawan
Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015
Gambar 2.36 Kondisi Bangunan Balai Pertemuan Nelayan
Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015