19
c. Emotional Reaction reaksi emosional Keadaan emosional dan intensitas respon individu ketika
cemburu sangat beragam dan bermacam-macam. Ketika cemburu seseorang dapat mengalami emosi yang negatif, seperti kemarahan
pada pasangan atau pihak ketiga, kecemasan akan kehilangan hubungan dengan pasangan, distress emosional dan fisik, depresi dan
sedih. Terkadang individu juga mengalami emosi yang positif, dimana akan muncul perasaan gembira, cinta dan lebih hidup.
4. Faktor Penyebab
Brehm 2002 menyatakann terdapat dua aspek yang dapat menyebabkan seseorang cemburu yaitu :
a. Faktor Personal Pada dasarnya antara pria dan wanita Baik pria maupun wanita
pada dasarnya tidak berbeda kecenderungan dalam hal cemburu. Namun, terdapat perbedaan-perbedaan individual yang dapat
menyebabkan seseorang lebih mudah merasakan cemburu yaitu : 1. Dependence
Berscheid dalam Brehm,1992 menyatakan bahwa individu yang sangat tergantung terhadap pasangannya meyakini
bahwa hanya pasangannya saja yang dapat membuat dirinya bahagia dan tidak ada orang lain yang dapat menggantikannya
maka akan semakin besar pula rasa kecemburuan yang dialami individu tersebut. Sikap ini menjelaskan alasan mengapa
20
beberapa orang masih tetap mempertahankan hubungan yang mereka jalin meskipun menyakitkan bagi mereka karena
individu tersebut berfikir bahwa mereka tidak memiliki alternatif lain di luar hubungan yang mereka jalin Choice
Lamke dalam Miller, 2002. Sikap dependence juga erat kaitannya dengan sikap posesif yang hadir, dimana seseorang
yang bergantung dengan pacarnya akan berusaha sekuat mungkin untuk menjaga dan mengawasi setiap gerak-gerik dari
pasangannya Caroll, 2005 dan Pinto Hollandsworth dalam Brehm, 1992
2. Mate Value
Dalam hal ini seseorang lebih mudah merasakan kecemasan apabila ia menganggap bahwa pasangannya adalah
individu yang menarik dan disenangi banyak orang baik dalam segi penampilan fisik, bakat atau hal-hal lain yang merupakan
kelebihan dari pasangan dibandingkan dengan dirinya dan merasa cemas apabila ada orang lain yang lebih baik darinya
dapat mendampingi pasangannya tersebut. Mate value ini ketika seseorang menganggap bahwa dalam diri pasangannya terdapat
kriteria-kriteria yang ia sukai dan sangat cocok dengan dirinya, maka hal ini dapat membuat individu tersebut semakin takut
kehilangan pasangannya. Hal ini juga dapat menjadi ancaman ketika individu menyadari bahwa pacarnya tersebut dapat
21
melakukan atau mendapatkan orang lain yang lebih baik dari mereka.
3. Sexual Exclusivity Individu yang memiliki nilai sexual exclusivity
menginginkan dan mengharapkan pasangannya tetap setia hanya kepada dirinya saja dan tidak mengizinkan pasangannya untuk
melakukan hubungan seksual dengan orang lain atau aktivitas intim lainnya. Hal ini menyebabkan semakin besar orang yang
memiliki nilai ini akan mengalami kecemburuan. 4. Past Experience
Pengalaman berpacaran seseorang dapat mempengaruhi munculnya kecemburuan pada hubungan yang akan dan sedang
dijalin. Individu yang dulunya memiliki pasangan yang tidak setia dan mengalami kekecewaan pada hubungan sebelumnya,
dapat menurunkan kepercayaan individu tersebut kepada pasangannya yang sekarang. Hal ini akan menyebabkan individu
tersebut lebih mudah untuk merasa cemburu dan curiga karena semakin
rendah kepercayaan
individu terhadap
pasangannya,maka akan semakin mudah individu tersebut untuk merasakan kecemburuan. Knox, 1984
22
b. Berdasarkan Sifat Stimulus Terjadinya Kecemburuan Buss dalam Brehm 2002 menyatakan bahwa yang dapat
menimbulkan kecemburuan diakibatkan oleh adanya ketidaksetiaan infidelity yang dilakukan oleh pasangan. Buss membagi stimulus
tersebut dalam dua bentuk, yaitu : 1. Kecemburuan Seksual
Kecemburuan seksual adalah kecemburuan yang terjadi dikarenakan adanya ketidaksetiaan seksual yang dilakukan
pasangan. Ketidaksetiaan seksual adalah ketidaksetiaan yang dilakukan pasangan bersama pihak ketiga yang melibatkan
hubungan fisik, seperti pelukan, ciuman dan hubungan seksual. 2. Kecemburuan Emosional
Kecemburuan emosional adalah kecemburuan yang timbul dikarenakan adanya ketidaksetiaan emosional yang
dilakukan pasangan.
Ketidaksetiaan emosional
adalah ketidaksetiaan yang dilakukan pasangan terhadap pihak ketiga
tanpa melibatkan hubungan fisik, melainkan lebih menekankan kepada keakraban suatu hubungan, seperti rindu atau ingin
selalu berbicara dengan pihak ketiga tersebut.
23
C. Kelekatan Tidak Aman Insecure Attachment 1. Pengertian
Istilah Kelekatan
attachment untuk
pertama kalinya
dikemukakan oleh seorang psikolog dari Inggris pada tahun 1958 bernama John Bowlby yang kemudian dilengkapi oleh Mary Ainsworth
pada tahun 1969 Mc Cartney dan Dearing, 2002. Kelekatan merupakan suatu ikatan emosional yang kuat yang dikembangkan anak melalui
interaksinya dengan orang yang mempunyai arti khusus dalam kehidupannya, biasanya orang tua Mc Cartney dan Dearing, 2002.
Bowlby 1973 menyatakan bahwa kelekatan merupakan perilaku yang berbeda antara satu orang dengan yang lain yang mengakibatkan
seseorang mencapai atau mempertahankan orang untuk dekat dengan dirinya Feeney Noller, 1996. Bowlby dalam Haditono dkk,1994
menyatakan bahwa hubungan ini akan bertahan lama dalam rentang kehidupan manusia yang diawali dengan kelekatan anak pada ibu atau
figur lain pengganti ibu. Pengertian ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Ainsworth mengenai kelekatan. Ainsworth dalam
Hetherington dan Parke,2001 mengatakan bahwa kelekatan adalah ikatan emosional yang dibentuk seorang individu dengan orang lain yang
bersifat spesifik, mengikat mereka dalan suatu kedekatan yang bersifat kekal sepanjang waktu. Kelekatan merupakan suatu hubungan yang
didukung oleh tingkah laku lekat attachment behavior yang dirancang untuk memelihara hubungan tersebut Durkin, 1995.
24
Bowlby berpendapat bahwa seorang bayi dengan kelekatan aman akan merasa bahwa pengasuh adalah sumber kenyamanan dan
perlindungan ketika kebutuhan mereka muncul. Sedangkan bayi dengan kelekatan tidak aman tidak mengalami kenyamanan dan perlindungan
secara konsisten dari pengasuhnya ketika suatu ancaman muncul Cassidy Shaver, 2008. Hal ini juga sejalan dengan Ainsworth 1978
dimana dalam penelitiannya menunjukkan bahwa tipe kelekatan didasarkan pada reaksi bayi ketika berpisah dari pengasuhnya dan ketika
bertemu kembali dengan pengasuhnya Feeney Noller, 1996. Dengan adanya perbedaan kualitas kelekatan hubungan individu, Aisnworth
membagi kelekatan menjadi dua kategori dasar yaitu kelekatan aman dan kelekatan tidak aman. Dalam kategori kelekatan tersebut tidak hanya
menggambarkan bagaimana perilaku seseorang dengan pengasuh atau figur lekatnya melainkan bagaimana persepsi seorang bayi adanya
pengasuh atau respon bayi terhadap pengasuh. Seseorang yang memiliki kelekatan tidak aman dengan pengasuh utama mereka sejak kecil, akan
menemui kesulitan ketika mereka membangun suatu hubungan dengan orang lain di masa depan Cassidy Shaver, 2008.
Hasan dan Shaver 1987 menyatakan bahwa seseorang dengan kelekatan aman akan mudah dalam menjalin hubungan dekat dengan
orang lain dan merasa nyaman bergantung pada orang lain. sedangkan seseorang dengan tipe kelekatan tidak aman, baik avoidant attachment
25
maupun anxiety attachment akan merasa tidak nyaman dengan hubungan yang mereka jalin.
Bartholomew 1991 menyatakan bahwa kelekatan dewasa memiliki dimensi yang mendasar yaitu perspektif individu terhadap
orang lain positif maupun negatif dan perspektif individu terhadap dirinya sendiri positif dan negatif. Kelekatan tidak aman merupakan
model kerja negatif dari diri individu yang layak menerima cinta dan perhatian dari orang lain Anxiety atau orang lain sebagai orang yang
memberi cinta dan perhatian avoidant yang dikembangkan dari pola pengasuhan yang didapatkan. Menurut Collins dan Read, model kerja
atau working model membentuk respons secara kognitif, emosi dan perilaku individu terhadap orang lain Fenney Noller, 1996.
Kelekatan tidak aman merupakan suatu persepsi dimana figure lekatnya tidak sensitive, tidak merespon dan tidak berada disekitar
individu yang menyebabkan dirinya mengalami distress ketika dihadapkan pada suatu ancaman. Individu yang memiliki kelekatan tidak
aman adalah individu yang memiliki pengalaman yang mengancam rasa amannya Mikulincer Shaver, 2005. Hal ini menyebabkan individu
dengan kelekatan tidak aman memiliki representasi negative terhadap figure lekatnya sehingga menyebabkan timbulnya masalah dalam suatu
hubungan. Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kelekatan
tidak aman merupakan suatu persepsi dan working model negatif
26
terhadap orang lain atau diri sendiri yang mempengaruhi respons pikiran, emosional dan perilaku individu terhadap pasangannya.
2. Tipe-tipe Kelekatan