Operator dan Fungsi Evaluasi Pengkodean

beberapa objek, seperti fungsi atau perintah dalam bahasa pemrograman. Pengkodean pohon ini baik digunakan untuk menyusun program untuk masalah mencari fungsi berdasarkan nilai-nilai yang diberikan. Gambar 2.5 merupakan contoh kromosom dengan pengkodean pohon. Kromosom: + x y 5 + x 5 y Gambar 2.5 : Contoh kromosom dengan pengkodean pohon

6. Seleksi

Seleksi akan menentukan individu-individu mana saja yang akan dipilih untuk dilakukan rekombinasi dan bagaimana offspringketurunan terbentuk dari individu-individu terpilih. Langkah pertama yang dilakukan dalam seleksi ini adalah pencarian nilai fitnes. Ada beberapa metode seleksi, antara lain: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6.1. Seleksi Roda Roulette Metode seleksi roda roulette merupakan metode yang paling sederhana, dan sering juga dikenal dengan nama stochastic sampling with replacement. Sesuai dengan namanya, metode ini menirukan permainan roulette-wheel di mana masing-masing kromosom menempati potongan lingkaran pada roda roulette secara proporsional sesuai dengan nilai fitnesnya. Kromosom yang mempunyai nilai fitnes lebih besar menempati potongan lingkaran yang lebih besar dibandingkan dengan kromosom bernilai fitnes rendah. Gambar 2.6 ilustrasi sebuah contoh penggunaan metode roda roulette. Kromosom Nilai Fitnes Probabilitas K1 1 0.25 K2 2 0.5 K3 0.5 0.125 K4 0.5 0.125 Jumlah 4 Gambar 2.6 Contoh penggunaan metode seleksi roda roulette . K1 K3 K4 K2 Kromosom K1 mempunyai probabilitas 25 untuk dipilih setiap kali suatu kromosom dipilih setiap roda diputar. Probabilitas masing-masing individu dapat dicari dari pembagian fitnes masing-masing individu dengan total fitnes dalam populasi. Seleksi dengan roda roulette berdasarkan skala fitnes. Karena terpilihnya suatu kromosom dalam populasi untuk dapat berkembang biak adalah sebanding dengan fitnesnya, maka akan terjadi kecenderungan kromosom yang baik akan terpelihara terus sehingga dapat membawa ke hasil optimum lokal konvergensi dini ke suatu hasil yang bukan optimum global. Sebaliknya, jika semua kromosom dalam populasi mempunyai fitnes yang hampir sama, maka seleksi ini akan menjadi seleksi yang bersifat acak. 6.2. Seleksi Ranking Seleksi dengan roda roulette sebelumnya memiliki kelemahan ketika fitnes yang tersebar dalam populasi berbeda jauh misalnya jika fitnes dari kromosom terbaik dalah 90 dari keseluruhan roda roulette, maka kromosom lain akan mempunyai kesempatan yang kecil untuk terpilih. Pada seleksi ranking, pertama yang dilakukan adalah merangkingkan kromosom dalam populasi kemudian setiap kromosom menerima nilai fitnes dari ranking tersebut. Kromosom yang terjelek akan mendapatkan nilai fitnes 1, yang kedua mendapat nilai fitnes 2 dan seterusnya sampai yang terbaik mendapatkan nilai fitnes N jumlah kromosom dalam populasi. Sebagai ilustrasi dapat dilihat pada tabel 2.1. Kromosom Fitnes Fitnes Baru B D E C A 5 5 5 10 15 1 2 3 4 5 Tabel 2.1: Contoh populasi dengan 5 kromosom yang diberi fitness baru 6.3. Seleksi Turnament Seleksi turnamen merupakan jenis seleksi yang divariasi