Analisis Hasil METODOLOGI PENELITIAN
Tabel VIII. Reaksi warna flavonoid untuk menentukan interpretasi golongan flavonoid dibandingkan dengan pustaka Markham 1988.
Pereaksi Perubahan warna
Pustaka AlCl
3
Merah Kuning
NaOH Coklat
Kuninghijau kuning Serbuk Mg-HCl
Coklat kemerahan Kuningjinggamerah
Dengan penambahan pereaksi AlCl
3,
bila disemprotkan pada KKt yang kemudian dikeringkan
akan menunjukkan semua 5-hidroksi-flavonoid sebagai bercak berfluoresensi kuning bila dilihat dibawah sinar UV 366 nm, selain itu bercak yang
semula tak tampak menjadi terlihat Markham, 1988. Dari hasil penelitian menunjukan adanya perubahan warna perasan menjadi merah setelah penambahan
AlCl
3,
ini menunjukan tidak adanya 5-hidroksi-flavonoid. Penambahan pereaksi NaOH, menunjukan 3’,4’-dihidroksi-flavon dan 3’,4’-dihidroksi-flavonol sebagai
bercak jingga UV atau tampak dan 4’-hidroksi-flavon dan 4’-hidroksi-flavonol berupa hijau kuning. Hasil penelitian memberikan warna coklat pada perasan setelah
penambahan pereaksi NaOH, ini menunjukkan bahwa pada perasan tidak terdapat jenis-jenis senyawa flavonoid seperti diatas. Penambahan pereaksi serbuk Mg-HCl
menunjukan adanya gugus hidroksi fenol bila terlihat kuning, jingga, atau merah. Dari hasil penelitian menunjukan warna coklat kemerahan, sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa perasan daging buah makuta dewa memiliki gugus hidroksi fenol.
Berdasarkan interpretasi diatas dapat disimpulkan bahwa perasan daging bvuah makuta dewa terdapat senyawa flavonoid yang mempunyai gugus hidroksi
fenol pada strukturnya.
D.Identifikasi Pendahuluan Flavonoid dengan KKt 1A
Dalam identifikasi ini digunakan 10 ml perasan daging buah makuta dewa difraksinasi secara bertingkat dengan 10 ml kloroform. Fase kloroform dibuang,
penambahan ini diulang sampai tiga kali. Penggunaan kloroform disini untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang kurang polar dalam fraksi air misalnya
lemak, terpena, klorofil, dan xantofil Mursyidi, 1990. Fraksi air yang didapat kemudian difraksinasi kembali menggunakan 10 ml dietil eter, kemudian dipisahkan.
Hasil yang didapatkan berupa fraksi eter sebagai sampel 2 dan fraksi air sebagai sampel 3. Kedua fraksi ditotolkan diatas kertas Whatmann no 1 ukuran 5x15 cm
dengan pembanding rutin untuk identifikasi pendahuluan keberadaan flavonoid. Penotolan bercak menggunakan pipa kapiler ukuran 5 µl, dan diulang
sebanyak tiga kali agar didapatkan bercak yang dapat dideteksi. Apabila penotolannya sedikit maka bercak yang terbentuk mungkin akan sukar dideteksi
sedangkan apabila penotolannya banyak, maka akan terjadi pencorengan sehingga resolusi menjadi jelek. Pengembangan satu arah ini dielusi menggunakan fase gerak
t-butanol : asam asetat : air TBA 3:1:1. Pengembangan dilakukan dengan jarak10 cm dari totolan awal, selanjutnya bercak yang didapatkan dilihat dibawah sinar UV