menit kemudian dibaca serapannya kembali untuk mengetahui kemungkinan terjadinya dekomposisi flavonoid.
a. Tahap III
Larutan isolat flavonoid yang baru dalam kuvet sampel ditambah 3 tetes AlCl
3
kemudian dibaca serapannya pada panjang gelombang 200-500 nm.
b. Tahap IV
Larutan pada kuvet sampel tahap III ditambahkan 3 tetes pereksi HCl kemudian dibaca serapannya pada panjang gelombang 200-500 nm.
c. Tahap V
Larutan isolat flavonoid dalam kuvet sampel ditambah serbuk NaOAc anhidrat sebanyak kira-kira 2 mm dari dasar kuvet, digojog dan dibaca
serapannya pada panjang gelombang 200-500 nm. d.
Tahap VI Larutan pada kuvet sampel tahap V ditambahkan serbuk H
3
BO
3
dengan jumlah setengah dari jumlah penambahan NaOAc, digojog dan dibaca serapannya pada panjang gelombang 200-500 nm.
F. Analisis Hasil
Kandungan flavonoid dalam fraksi eter perasan daging buah makuta dewa hasil KK 2A dianalisi secara deskriptif, dilanjutkan dengan spektroskopi UV
untuk penafsiran struktur senyawa flavonoid. Identifikasi struktur senyawa flavonoid dibandingkan dengan data dari acuan Mabry, 1970; Markham, 1988,
dan Harborne, 1987. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Determinasi
Determinasi tanaman dilakukan untuk mengetahui bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian adalah sesuai yang dimaksud. Determinasi dilakukan
dengan mencocokan tanaman dengan kunci-kunci determinasi yang ada dalam buku Flora of Java
karangan Backer dan Van den Brink 1963, dan hasilnya adalah Phaleria macrocarpa Scheff. Boerl
. Kunci-kunci determinasi tanaman berdasarkan buku Flora of Java karangan Backer dan Van den Brink 1963 adalah sebagai
berikut: 1b-2b-3b-4b-12b-13b-14b-17b-18b-19b-20b-21b-22b-23b-24b-25b-26b-27b-799b-
800b-801b-802b-803b-804b-805c-806b-807b-809b-810b-811a-812b-815b-816b- 818b-820b-821b-822a-823b-824b-825b-826b-829b-830b-831b-832b-833b-834a-
835a-836a-837c-851b-856b-857a-858b-860b-872b-874b-875b-876b-877d-933b- 934a-935b-936b-937a-938c-939a-940a-941b-942b-64. Familia Thymelaeaceae-la-
genus1.Phaleria-la-2b-Phaleria macrocarpa Scheff. Boerl.
B.Pembuatan Perasan Daging Buah Makuta Dewa
1. Pengumpulan dan pencucian bahan Buah makuta dewa yang telah masak dan masih segar diperoleh dari daerah
Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta dengan spesifikasi kulit buah bersih, agak benjol-benjol, berwarna merah maron, dan daging buah terasa agak lunak bila
33 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ditekan. Penggunaan buah makuta dewa yang telah masak dimaksudkan agar memudahkan dalam proses pemerasan karena daging buah makuta dewa yang telah
masak dapat dipastikan terasa agak lunak sehingga dalam pembuatan perasan tersebut dapat diperoleh perasan yang cukup untuk penelitian selain itu juga diharapkan
diperoleh kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam buah telah optimal. Sebelumnya dilakukan pencucian dengan air bersih yang mengalir secara berulang
kali untuk memastikan bahwa buah makuta dewa benar-benar bersih dari tanah, debu, pasir atau kotoran lainnya. Air yang mengalir untuk memastikan kotoran yang
terbilas tidak menempel kembali pada buah. Setelah dicuci kemudian antara daging buah dan biji dipisahkan dan diambil daging buahnya beserta kulit buahnya.
2. Pembuatan perasan Daging buah beserta kulitnya kemudian diparut sehingga diperoleh hasil
parutan yang selanjutnya diperas dengan bantuan kain saring sampai seluruh sari daging buah makuta dewa terperas habis, cukup untuk mendapatkan perasan yang
dibutuhkan dalam penelitian. Hasil perasan selanjutnya digunakan untuk langkah- langkah selanjutnya dalam penelitian ini.
C.Pemeriksaan Flavonoid dengan Reaksi Warna
Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan ada tidaknya flavonoid dalam perasan daging buah makuta dewa. Dari pemeriksaan tersebut juga dapat disimpulkan
perkiraan golongan flavonoid yang terkandung dalam air perasan daging buah makuta dewa.
Tabel VIII. Reaksi warna flavonoid untuk menentukan interpretasi golongan flavonoid dibandingkan dengan pustaka Markham 1988.
Pereaksi Perubahan warna
Pustaka AlCl
3
Merah Kuning
NaOH Coklat
Kuninghijau kuning Serbuk Mg-HCl
Coklat kemerahan Kuningjinggamerah
Dengan penambahan pereaksi AlCl
3,
bila disemprotkan pada KKt yang kemudian dikeringkan
akan menunjukkan semua 5-hidroksi-flavonoid sebagai bercak berfluoresensi kuning bila dilihat dibawah sinar UV 366 nm, selain itu bercak yang
semula tak tampak menjadi terlihat Markham, 1988. Dari hasil penelitian menunjukan adanya perubahan warna perasan menjadi merah setelah penambahan
AlCl
3,
ini menunjukan tidak adanya 5-hidroksi-flavonoid. Penambahan pereaksi NaOH, menunjukan 3’,4’-dihidroksi-flavon dan 3’,4’-dihidroksi-flavonol sebagai
bercak jingga UV atau tampak dan 4’-hidroksi-flavon dan 4’-hidroksi-flavonol berupa hijau kuning. Hasil penelitian memberikan warna coklat pada perasan setelah
penambahan pereaksi NaOH, ini menunjukkan bahwa pada perasan tidak terdapat jenis-jenis senyawa flavonoid seperti diatas. Penambahan pereaksi serbuk Mg-HCl
menunjukan adanya gugus hidroksi fenol bila terlihat kuning, jingga, atau merah. Dari hasil penelitian menunjukan warna coklat kemerahan, sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa perasan daging buah makuta dewa memiliki gugus hidroksi fenol.