kembali dalam bentuk kredit kepada masayarakat yang memerlukan dana segar untuk usaha. Tentunya dalam pelaksanaan fungsi ini diharapkan bank akan
mendapatkan sumber pendapatan berupa bagi hasil atau dalam bentuk pengenaan bunga kredit. Pemberian kredit akan menimbulkan resiko, oleh sebab itu
pemberiannya harus benar-benar telitidan memnuhi persyaratan. 3. Sebagai penyalur dana, dana-dana yang terkumpul oleh bank disalurkan kepada
masyarakat dalam bentuk pemberian kredit, pembelian surat-surat barharga dan penyertaan, pemilikan harta tetap.
4. Sebagai pelayan jasa bank dalam mengemban tugas sebagai “pelayan lalu lintas pembayaran uang”. Melakukan berbagai aktivitas kegiatan antara lain pengiriman
uang, inkaso, cek wisata, kartu kredit dan pelayanan lainnya.
2.2.2. Bank Syariah
2.2.2.1. Pengertian Bank Syariah
Istilah yang digunakan untuk sebutan bank islam adalah Bank Syariah. Secara akademik, istilah Islam dan Syariah mempunyai pengertian yag berbeda. Namun
secara teknis untuk penyebutan Bank Islam dan Bank Syariah mempunyai pengertian yang sama.
Menurut ensiklopedia Islam, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
peredaran uang yang pengoperasianya disesuaikan dengan prinsip-prinsip Syariah
Islam. Sumitro, 2002 : 5
Bank Syariah adalah bank yang menjalankan fungsi intermediasinya berdasarkan
prinsip-prinsip Syariah Islam. Manurung, 2004 : 223
Berdasarkan rumusan tersebut, Bank Islam berarti Bank yang tata cara pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam mengacu pada
ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Al-Hadist. Sumitro, 2002 : 5
Melakukan usaha sesuai dengan prinsip islam yang dimaksudkan disini adalah mengikuti ketentuan-ketentuan syariah islam yang menyangkut tata cara
bermuamalah bersosial secara islam antara lain misalnya dengan menjauhi praktek-praktek yang mengandung unsur-unsur riba dan melakukan kegiatan
investasi atas dasar bagi hasil. Sedangkan yang dimaksud dengan kegiatan usaha yang mengacu pada Al-Quran dan Al-Hadist adalah dalam pengoperasiannya
mengikuti larangan dan perintah yang terdapat pada Al-Quran dan sunah Rosul Muhammad SAW. Penekanan dalam larangan tersebut terutama yang berkaitan
dengan praktek-praktek bank yang mengandung dan dapat menimbulkan riba. Firman Allah dalam surat Al-Baqarah 275 : “orang-orang yang makan
mengambil riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran tekanan penyakit gila. Keadaan meraka yang
demikian itu, disebabkan mereka berkata berpendapat, sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba.” Adapun perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional dapat dilihat
pada tabel berikut:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 1.
Bank Syariah Bank Konvensional
1. Melakukan investasi dan pembiayaan yang halal.
1. Investasi dan kredit yang halal dan haram
2. Hubungan bagi nasabah dalam bentuk kemitraan.
2. Hubungan nasabah dalam bentuk kreditur dan debitur.
3. Menghimpun dana dan menyalurkan dana harus sesuai dengan Fatwa
Dewan. 3. Tidak ada dewan pengawas.
4. Profit dan Falah Oriented. 4. Profit Oriented
5. Berdasarkan prinsip bagi hasil. 5. Memakai perangkat bunga.
Sumber : Antonio, 2001. Bank Syariah dari teori ke praktek, Gema
Insani Press halaman 34
2.2.2.2. Fungsi Bank Syariah