Penggunaan sangsi atas pelanggaran Muhammad, 2002: 75

4. Pengawasan atas presentasi, permodalan, manajemen, sentabilitas, likuiditas dan faktor-faktor yang lainnya.

5. Penggunaan sangsi atas pelanggaran Muhammad, 2002: 75

Kantor-kantor cabang dan bank umumnya konvensional pada dasarnya merupakan unit yang mempunyai pencatatan dan pembukuan yang terpisah dari kantor-kantor konvensional. Oleh karena itu dibutuhkan suatu unit usaha syariah yang berfungsi sebagai kantor induk dari seluruh kantor cabang syariah. Unit tersebut berada di pusat bank. Secara umum tugas syariah mencakup: 1. Mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan kantor bank Syariah. 2. Melaksanakan dalam rangka pengelolaan dan penempatan dana yang bersumber dari kantor-kantor cabang syariah. 3. Menyusun laporan keuangan konsolidasi dari seluruh kantor-kantor cabang syariah. Muhammad, 2002: 179 Pembukaan kantor cabang syariah dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu: 1. Pembukaan kantor cabang dengan mendirikan kantor cabang baru. 2. Perubahan kantor cabang yang ada menjadi kantor cabang syariah. 3. Peningkatan status kantor cabang pembantu menjadi kantor cabang syariah. Pengembangan jaringan perbankan syariah, terutama ditujukan untuk menyediakan akses yang lebih luas kepada masyarakat dalam mendapatkan pelayanan jasa bank syariah. Antonio, 2001: 229 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sedangkan menurut Dhani Gunawan I dat, dkk 2002 dengan judul “Skema kantor cabang Pembantu Syariah.” Salah satu kebijakan pembangunan bank syariah di Indonesia adalah pengembangan jaringan kantor bank syariah. Pengembangan kantor bank-bank syariah diperlukan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap jasa perbankan syariah. Pengembangan jaringan kantor bank syariah diperlukan dalam rangka perluasan jangkauan pelayanan kepada masyarakat. Dengan demikian jelas bahwa banyaknya jumlah jaringan kantor bank juga akan meningkatkan efisien usaha perkembangannya. Jaringan kantor bank syariah juga diharapkan dapat meningkatkan kompetensi kearah peningkatan kualitas pelayanan kepada nasabah dan mendorong inovasi penduduk dan jasa perbankan syariah. Antonio, 2001: 226 2.2.5.2. Hubungan Jumlah Kantor Bank Dengan Penghimpunan Dana Jumlah kantor bank meliputi, kantor pusat, kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor kas. Hal-hal yang berhubungan dengan lembaga keuangan ditentukan pula oleh jaringan kantor lembaga-lembaga keuangan yang bersangkutan, serta kemudahan pelayanannya. Dengan semakin banyaknya jumlah bank-bank umum yang didirikan, maka akan sangat berpengaruh di dalam upaya penyerapan dana masyarakat pada lembaga keuangan bank. Jumlah kantor bank berkaitan dengan kemudahan fasilitas yang ditawarkan pada masyarakat. Upaya ini ditunjang dengan adanya peningkatakan teknologi dalam pelayanan terhadap masyarakat, sehingga akan membawa peluang atau kesempatan serta menambah minat masyarakat untuk menabung. Hal ini tentunya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. juga ditunjang dengan produk-produk perbankan yang memanjakan para nasabah. Selain itu untuk menarik minat masyarakat pada bank, perlu juga dikembangkan jaringan kantor cabang dan cabang pembantu yang cukup luas dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Faradilla, 2009:45 Tingginya antusiasme masyarakat dalam menyambut kehadiran perbankan syariah tentu saja merupakan fenomena yang menggembirakan. Meskipun demikian, hal ini tidak berarti jalan bagi perkembangan perbakan syariah ditanah air telah terbebas dari rintangan. Argumentasi ini bertolak dari kenyataan bahwa peran perbakan syariah sendiri dalam system perbakan nasional sejauh ini masih relative sangat kecil. Dari segi asset perbankan nasional. Sementara itu, jumlah jaringan kantor perbankan syariah baru 2 persen dari total jaringan kantor perbankan nasional. Antonio, 2010

2.2.6. Pendapatan Perkapita

2.2.6.1. Pengertian Pendapatan

Perkapita Pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata setiap jiwa dalam satu wilayah atau daerah yang diperoleh dengan cara membagi jumlah total produksi barang dan jasa yang dihasilkan penduduk dalam suatu wilayah tertentu dalam satu tahun dengan jumlah penduduk. Dapat dirumuskan sebagai berikut: Pendapatan perkapita = Anonim, 2005:32 Dimana: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. PDRB Produk Domestik Regional Bruto adalah total nilai produksi suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu. Jumlah penduduk adalah banyaknya jumlah yang menetap disuatu wilayah atau daerah selama minimal 60hari berturut- turut atau berbeda disuatu wilayah dalam jangka waktu yang lama atau tidak dapat ditentukan. Pada pendapatan yang sangat rendah, konsumsi akan melebihi pendapatan dan konsumsi yang melebihi pendapatan ini akan dibiayai oleh tabungan pada masa lalu. Pada tingkat pendapatannya yang tinggi, tidak semua pendapatan yang diterima digunakan untuk konsumsi, sebagian pendapatan tersebut akan ditabung. Sukirno, 2000:97 Dengan meningkatnya pendapatan maka kemampuan masyarakat utuk menabung semakin besar dan adanya perubahan pola konsumsi maka sebagian lagi untuk ditabung dan masyarakat akan cenderung menyimpan sebagian pendapatannya pada lembaga perbankan. Dengan kata lain, penghimpunan dana tabungan masyarakat pada bank Syariah mengalami peningkatan.

2.2.6.2. Metode Perhitungan Pendapatan Perkapita

Ada tiga metode digunakan dalam menghitung pendapatan domestik regional bruto yang dapat diperoleh jika dapat ditinjau dari metode yang berlainan, yaitu: 1. Metode Produksi Pendapatan domestik regional Bruto PDRB merupakan jumlah nilai produk barang-barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di suatu Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. daerah tertentu dalam jangka waktu tertentu biasanya 1 tahun atau biasanya disebut sebagai nilai output, dalam penyajianya dikelompokkan menjadi 11 sektor pertanian, pertambangan, pengendalian industry pengilahan, listrik, gas, air bersih, bangunan, hotel dan restoran, pengangkutan komunikasi, bank dan lembaga keuangan lainya, sewa rumah, pemerintahan dan pertahanan, serta jasa. 2. Metode pendapatan Menghitung pendapatan nasional dengan cara pendapatan ialah menjumlahkan pendapatan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam memproduksi barang dan jasa. Barang dan jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan, sewa sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Nilai yang diperoleh dinamakan pendapatan nasional atau National Income. 3. Metode Pengeluaran Dengan cara penghitungan pengeluaran yang dihitung adalah seluruh pengeluaran berbagai golongan pembelian dalam masyarakat atau warga negara yang bersangkutan. Menurut cara ini pendapatan nasional didapat dengan menjumlahkan nilai pengeluaran sektor rumah tangga, pengeluaran pemerintah dan pendapatan ekspor dikurangi impor. Nilai pendapatan nasional yang diperoleh dengan cara ini disebut produk nasional bruto PNB atau Gross National Product GNP.Usman,1998 : 32. 2.2.6.3. Fungsi Pendapatan Perkapita Tingkat perkembangan pendapatan perkapita yang dicapai sering kali digunakan sebagai ukuran dari kesuksesan ekonomi yang pesat. Disamping kegunaan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. ini, pendapatan perkapita mempinyai beberapa kegunaan lain. Dua diantara lainya yang penting. Haryanti, 1995:21 1. Untuk membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat. 2. Untuk membandingkan laju perkembangan ekonomi yang dicapai oleh berbagai negara di dunia ini dari masa kemasa. Dalam kegunaan data pendapatan perekonomian sebagai bahan untuk menjadi dasar perbandingan tingkat kesetaraan masyarakat dan laju tingkat pembangunan ekonomi berbagai Negara. Nilai pendapatan perkapita tidak lagi dinyatakan dalam mata uang itu sendiri tetapi dinyatakan dalam mata uang dollar Amerika Serikat. Data pendapatan perkapita dan berbagai Negara yang telah dinyatakan dalam Dollar AS tersebut, selanjutnya diperbandingkan utuk menunjukkan perbedaan tingkat kesejahteraan ekonomi diantara penduduk Negara-negara tersebut. Kalau yang diinginkan adalah membandingkan tingkat laju pembangunan ekonomi pada satu angka waktu tertentu untuk setiap Negara paling sedikit harus tersedia data pendapatan perkapita dati tahun permulaan dan tahun terakhir dari jangka masa tersebut.

2.2.6.4. Hubungan Pendapatan

Perkapita Dengan Penghimpunan Dana Tingkat pendapatan yang rendah, tabungan masyarakat mengalami negatif. Keadaan ini berarti menggunakan tabungan di masa lalu untuk membiayai hidupnya, baru setelah menabung sebagian dari pendapatannya. sukirno, 2002: 77 Apabila seseorang yang menerima pendapatanya dari hasil bekerja maka akan segera merencanakan untuk membelanjakan pendapatannya itu setelah dikurangi dengan segala kewajibannya. Setiap pendapatan niscaya akan dikeluarkan untuk Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. keperluan konsumsi. Sedangkan sisanya kalau memang masih ada akan ditabung. Samulson, 1996:95 Menurut teori Keynes menganggap bahwa pendapatan Y sebagai jumlah pengeluaran-pengeluaran, konsumsi C dan tabungan S. Dengan demikian dapat dicapai suatu persamaan, yaitu: Y = C + S Maka S = Y – C Berdasarkan rumus diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Apabila konsumsi bertambah, relatif dibandingkan dengan pendapatan maka tabungan harus berkurang dan sebaliknya. 2. apabila konsumsi berkurang, relatif dibandingkan dengan pendapatan maka tabungan harus bertambah.

2.2.7. Tingkat Inflasi

2.2.7.1. Definisi Inflasi

Definisi sederhana mengenai inflasi dinyatakan bahwa inflasi merupakan proses kenaikan harga umum barang-barang secara terus menerus selama satu periode tertentu, apabila kenaikan yang terjadi hanya sekali saja meskipun dengan presentase yang cukup besar atau pada suatu saat tertentu dan hanya sementara belum tentu menimbulkan inflasi Nopirin, 2000 : 21 Sedangkan menurut Boediono 2001 : 155 inflasi adalah kecenderungan dari harga- harga untuk naik secara terus menerus. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut Prathama dan Mandala 2001:203 Ada 3 komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi. Yaitu: 1. Kenaikan harga Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi dari pada harga periode sebelumnya. 2. Bersifat umum Kenaikan harga suatu komoditas sebelum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga secara umum naik. 3. Berlangsung terus menerus Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi, jika tejadi sesaat karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan.

2.2.7.2. Jenis Inflasi Menurut Sifatnya

Jenis inflasi berdasarkan atas parah tidaknya inflasi tersebut dibedakan menjadi 4 macam, yaitu: 1. Inflasi ringan, ditandai dengan laju inflasi yang rendah yaitu kurang dari 10 pertahun. 2. Inflasi tingkat sedang, yaitu jika tingkat inflasi diatas 10 sampai 30 setahun. 3. Inflasi tinggi, merupakan inflasi diatas 30 akan tetapi masih dibawah 100 . Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 4. Inflasi tingkat sangat parah, inflasi yang dikenal pula dengan nama hiperinflasi yaitu yang tingkat inflasi diatas 100. Sarwoko, 2005:88

2.2.7.3. Jenis Inflasi Menurut Sebabnya

1. Demand Pull Inflation Yaitu inflasi yang timbul karena adanya permintaan total akan berbagai barang terlalu kuat, yang berakibat tingkat harga umum naik. Proses terjadinya dapat dijelaskan pada gambar sebagai berikut: Gambar 1: Kurva Demand Pull Inflation Harga D 1 D 2 S P 2 P 1 Q 1 Q 2 Output Sumber : Sukirno, Sardono. 2004, teori Pengantar Ekonomi Makro, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal: 334. Sebagaimana dalam gambar, perekonomian dimulai pada p 1 dan tingkat output riil dimana P 1 ,Q 1 berada pada perpotongan antara kurva permintaan D 1 dan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. kurva penawaran S. kurva permintaan bergeser keluar D 2 pergeseran seperti itu dapat berasal dari faktor kelebihan pengeluaran permintaan. Pergeseran kurva prmintaan menikkan output riil dari Q 1 ke Q 2 dan tingkat harga dari P 1 ke P 2 maka inilah yang disebut Demand Pull Inflation yang disebabkan oleh pergeseran kurva permintaan menarik keatas tingkat harga dan menyebabkan inflasi. 2. Cosh Push Inflation Inflasi yang disebabkan turunnya produksi karena naiknya biaya produksi. Apabila proses ini berjalan terus menerus maka akan timbul Cosh Push Inflation. Proses terjadinya cosh push inflation dapat dijelaskan pada gambar berikut: Gambar 2: Kurva cosh push inflation Harga D S 1 P 2 S 2 P 1 Q 2 Q 1 Output Sumber : Sukirno.2004, Teori Pengantar Ekonomi Makro, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal : 334 Bila ongkos produksi naik dari P 1 ke P 2 misalnya, karena kenaikan harga sarana produksi yang di datangkan dari luar negeri, atau karena kenaikan harga bahan bakar minyak maka kurva penawaran masyarakat agregat suplay Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. bergeser dari S 1 ke S 2 . Naiknya harga tertentu akan menyebabkan inflasi dorongan biaya.

2.2.7.4. Penggolongan Inflasi Menurut Asal dari Inflasi

1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri domestic inflation Adalah inflasi yang timbul karena adanya deficit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, panen gagal dan sebagainya. 2. Inflasi yang berasal dari luar negeri imported inflation Adalah inflasi yang timbul karena kenaikan harga-harga di luar negeri atau kenaikan harga langganan berdagang, kenaikan harga yang di impor mengakibatkan adanya kenaikan indeks biaya hidup, karena sebagian dari barang- barang yang tercakup didalamnya berasal dari impor, selain itu secara tidak langsung akan menaikkan indeks harga melalui kenaikan biaya produksi atas bahan mentahnya yang harus di impor.

2.2.7.5. Keynesian Model

Dasar pemikiran model inflasi dari Keynes, bahwa inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup diluar batas kemampuan ekonomisnya, sehingga menyebabkan permintaan efektif masyarakat terhadap barang-barang permintaan agregat melebihi jumlah barang-barang yang tersedia penawaran agregat, akibatnya akan terjadi inflationary gap. Keterbatasan jumlah persediaan barang ini terjadi karena dalam jangka pendek kapasitas produksi tidak dapat dikembangkan untuk mengimbangi kenaikan permintaan agregat. Oleh karenanya, Keynesian model ini lebih banyak dipakai untuk menerangkan fenomena inflasi dalam jangka pendek. Atmaja, 2003:3

2.2.7.6. Cara Mengatasi Inflasi

Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Cara mengatasi inflasi dapat dilakukan melalui beberapa kebijaksanaan antara lain: 1. Kebijaksanaan Moneter Sasaran kebijaksanaan moneter dicapai melalui jumlah uang beredar yang diatur oleh bank sentral melalui cadangan minimum yang dinaikkan agar jumlah yang menjadi lebih kecil sehingga dapat menekan laju inflasi. 2. Kebijaksanaan Fiskal Menyangkut pengaruh tentang pengeluaran pemerintah serta perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi harga kebijaksanaan fiskal yang berupa pengurangan pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan total sehingga inflasi dapat ditekan. Pajak di masa deflasi dapat digunakan untuk mencegah atau menghambat inflasi, atau dapat digunakan untuk mencegah atau menghambat inflasi atau dapat digunakan untuk memberikan proteksi terhadap produksi dalam negeri. 3. Kebijaksanaan dan yang berkaitan dengan output Kenaikan jumlah output dapat dicapai dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga import harga cenderung meningkat dan menurunkan harga, dengan demikian kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. 4. Kebijaksanaan penentuan harga dan indexing Kebijaksanaan ini dilakukan calling harga serta berdasarkan pada index harga tertentu untuk gaji atau upah.

2.2.7.7. Hubungan Inflasi Dengan Penghimpunan Dana

Inflasi adalah kenaikan harga secara umum dan terus menerus atau dapat juga timbul karena permintaan masyarakat akan berbagi barang terlalu kuat. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Naiknya laju inflasi sementara simpanan di bank tetap, maka akan mengakibatkan turunya tingkat bunga riil perbankan. Kondisi ini akan mempengaruhi perilaku penyimpanan dan cenderung mengurangi simpanannya di bank yang akan digunakan untuk melakukan pembelian barang dan jasa atau diinvestasikan dalam bentuk lain. Sehingga meningkatnya laju inflasi dengan tidak diikuti dengan kenaikan tingkat bunga akan dapat mengakibatkan menurunnya simpanan masyarakat pada lembaga perbankan. Dimas:2010

2.3. Kerangka Pikir

Jumlah dana yang ada pada bank syariah dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya tingkat bagi hasil bank syariah, jumlah kantor bank syariah, dan pendapatan perkapita bank syariah. Untuk lebih jelasnya pengaruh tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Variabel dependent variabel terikat Y Penghimpunan dana dari masyarakat yang dilakukan oleh bank dilakukan dalam bentuk tabungan, depositi dan giro yang secara total biasa disebut dengan dana pihak ketiga. Untuk bank syariah, klasifikasi penghimpunan dana yang utama tidak didasarkan atas nama produk melainkan atas prinsip yang digunakan. Berdasarkan fatwa dewan syariah Nasional Prinsip penghimpunan dana yang digunakan dalam bank syariah ada dua yaitu prinsip wadiah dan prinsip Mudharabah. Jurnal akuntansi, 2009 b. Variabel Independent variabel bebas X Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1. Nisbah bagi hasil X