Tabel 1.
Bank Syariah Bank Konvensional
1. Melakukan investasi dan pembiayaan yang halal.
1. Investasi dan kredit yang halal dan haram
2. Hubungan bagi nasabah dalam bentuk kemitraan.
2. Hubungan nasabah dalam bentuk kreditur dan debitur.
3. Menghimpun dana dan menyalurkan dana harus sesuai dengan Fatwa
Dewan. 3. Tidak ada dewan pengawas.
4. Profit dan Falah Oriented. 4. Profit Oriented
5. Berdasarkan prinsip bagi hasil. 5. Memakai perangkat bunga.
Sumber : Antonio, 2001. Bank Syariah dari teori ke praktek, Gema
Insani Press halaman 34
2.2.2.2. Fungsi Bank Syariah
Bank Syariah memiliki fungsi yang sama dengan bank konvensional, fungsi bank syariah juga merupakan karakteristik bank syariah, dengan diketahui fungsi
bank syariah yang jekas maka akan membawa dampak dalam pelaksanaan kegiatan usaha bank syariah, menurut Muhammad 2005:44 fungsi bank syariah tersebut
adalah: 1. Sebagai manajer investasi dari pemilik dana shahibul maal atas dana yang
dihimpun, karena kecilnya pendapatan bagi hasil yang diterima oleh pemilik dana tersebut tergantung daripada keahlian dan profesionalisme bank syariah.
2. Sebagai investor yang dapat menginvestasikan dana yang dimiliki maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya dengan alat investasi yang sesuai syariah.
3. Sebagai pelaksana kegiatan social dalam bentuk pengelolaan dan zakat, infaq, shadaqah, serta social lainya.
2.2.2.3. Sumber Dana Bank Syariah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan kemampuan menghimpun dana masyarakat, baik berskala kecil maupun besar
dengan masa pengendapan yang memadai. Sebagai lembaga keuangan maka dana merupakan masalah bank yang paling utama. Tanpa dana yang cukup, bank tidak
bisa berbuat apa-apa atau dengan kata lain bank menjadi tidak berfungsi sama sekali. Dana adalah uang tunai yang memiliki atau dikuasai oeh bank dalam bentuk
tunai atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai. Dengan demikian sumber dana Bank syariah terdiri dari:
1. Modal
Inti Adalah dana modal sendiri, yaitu dana yang berasal dari para
pemegang saham bank, yakni pemilik bank. pada umumnya dana modal inti terdiri dari:
a. Modal yang disetor oleh para pemegang saham, sumber utama dari modal perusahaan adalah saham. Sumber dana ini hanya akan timbul apabila pemilik
menyertakan dananya pada bank. Melalui pembelian dana berikutnya dapat dilakukan oleh bank dengan mengeluarkan dan menjual tambahan baru.
b. Cadangan, yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi, yanh disisihkan untuk menutup timbulnya resiko kerugian dikemudian hari.
c. Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan kepada para pemegang saham, tetapi oleh pemegang saham sendiri melalui rapat umum
pemegang saham diputuskan untuk ditanam kembali dalam bank. Laba ditahan ini juga merupakan cara untuk menambah dana modal lebih lanjut.
Arifin, 2002:54
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Kuasi ekuitas Mudharabah Account Bank menghimpun dana berbagai hasil atas dasar prinsip mudharabah,
yaitu akad kerja sama antara pemilik dana shohibul maal dengan pengusaha mudharib untuk melkaukan suatu usaha bersama, dan pemilik dana tidak boleh
mencampuri pengelolaan bisnis sehari-hari. Berdasarkan prinsip ini dalam kedudukannya sebagai mudharib, bank
menyediakan jasa bagi para investor berupa: a. Rekening Investasi Umum. Dimana bank menerima simpanan dari nasabah
yang mencari kesempatan investor atas nasabah yang mencari kesempatan investasi atas dana mereka dalam bentuk investasi berdasarkan prinsip
mudharabah mutlaqah unvestriced investment account simpanan diperjanjikan untuk jangka waktu tertentu, bank dapat menerima simpanan
tersebut untuk jangka waktu 1, 3, 6, 12, 24 bulan dan seterusnya. Dalam hal ini bank bertindak sebagi mudharib dan nasabah bertindak sebagai shahib al-
maal, sedang keduanya menyepakati pembagian laba bila ada yang dihasilkan dari penanaman dana tersebut dengan nisbah tertentu.
b. Rekening Investasi khusus, dimana bank bertindak sebagai manajer investasi bagi nasabah institusi pemerintah atau lembaga keuangan lain atau nasabah
korporasi untuk menginvestasikan dana merekapada unit-unit atau proyek- proyek tertentu yang mereka setujui atau mereka kehendaki. Rekening ini
dioperasikan berdasarkan prinsip mudharabah muqayyadah restricted investment account. Bentuk investasi dan nisbah pembagian keuntungannya
biasanya dinegosiasikan secara kasus per kasus.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
c. Rekening Tabungan Mudharabah. Prinsip Mudharabah juga digunakan untuk jasa pengelolaan rekening tabungan. Salah satu syarat mudharabah adalah
bahwa dana harus dalam bentuk uang monetary form, dalam jumlah tertentu dan diserahkan kepada mudharib oleh karena itu tabungan Mudharabah tidak
dapat ditarik sewaktu-waktu sebagaimana tabungan wadi’ah dengan demikian tabungan Mudharabah biasanya tidak diberikan fasilitas ATM, karena
penabung tidak dapat menarik dananya dengan leluasa. Dalam aplikasi Bank Syariah melayani tabungan Mudharabah dalam bentuk targeted saving, seperti
tabungan korban, tabungan haji atau tabungan lain yang dimaksudkan untuk suatu pencapaian target kebutuhan dalam jumlah dan atau jangka waktu
tertentu. Arifin, 2002:55-56
Tidak seperti bank konvensional, Bank Syariah tidak menjamin pembayaran kembali nilai nominal dari investasi Mudharabah. Bank Syariah
juga tidak menjamin keuntungan atas investasi Mudharabah tergantung pada kinerja bank, berlainan dengan bank konvensional yang menjamin keuntungan
Finance atas deposito berdasarkan tingkat suku bunga tertentu mengabaikan performance-nya.
3. Dana Tititpan wadi’ah non remunerated deposit Selain bank menerima dan investasi juga menerima dana titipan. Dana
titipan adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank yang umumnya, berupa giro atau tabungan. Pada umumnya motivasi utama orang menitipkan
dana pada bank adalah untuk keamanan dana mereka dan memperoleh
kekuasaan untuk menarik kembali dananya sewaktu-waktu. Arifin, 2002;56
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Menurut Zainul Arifin, dana titipan wadiah ini dikembangkan dalam bentuk
rekening giro wadiah dan rekening tabungan wadiah dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Rekening Giro Wadiah
Giro Wadi’ah adalah giro yang dijalankan berdasarkan akad wadi’ah, yakni titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika
pemiliknya menghendaki. Sarana penyimpanan dana dengan pengelolaan berdasarkan prinsip al-Wadi’ah Yad Dhomanah yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan media cek atau bilyet giro. Dengan prinsip tersebut titipan akan dimanfaatkan
dan diinvestasikan Bank secara produktif dalam bentuk pembiayaan kepada berbagai jenis usaha dari usaha kecil dari menengah sampai
pada tingkat korporat secara profesional tanpa melupakan prinsip syariah. Bank menjamin keamanan dana secara utuh dan ketersediaan
dana setiap saat guna membantu kelancaran transaksi. Bank Islam dapat memberikan jasa simpanan giro dalam bentuk
rekening wadi’ah. Dalam hal ini bank Islam menggunakan prinsip wadiah yad dhamanah. Dengan prinsip ini bank sebagai custodian
harus menjamin pembayaran kembali nominal simpanan wadiah. Dana tersebut dapat digunakan oleh bank untuk kegiatan komersial dan bank
berhak atas pendapatan yang diperoleh dari pemanfaatan harta titipan tersebut dalam kegiatan komersial. Pemilik simpanan dapat menarik
kembali simpanannya sewaktu-waktu, baik sebagian atau seluruhnya. Bank tidak boleh menyatakan atau menjanjikan imbalan atau
keuntungan apapun kepada pemegang rekening wadiah, dan sebaliknya
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pemegang rekening juga tidak boleh mengharapkan atau meminta imbalan atau keuntungan atas rekening wadiah. Setiap imbalan atau
keuntungan yang dijanjikan dapat dianggap riba. Namun demikian bank, atas kehendaknya sendiri, dapat memberikan imbalan berupa
bonus hibah kepada pemilik dana. pemegang rekening wadiah. 2. Rekening Tabungan Wadiah
Prinsip yad dhamanah ini juga dipergunakan oleh bank dalam mengelola jasa tabungan yaitu simpanan dari nasabah yang
memerlukan jasa penitipan dana dengan tingkat keleluasaan tertentu untuk menariknya kembali. Bank memperoleh izin dari nasabag untuk
menggunakan dana tersebut selama mengendap di bank, nasabah dapat menarik sebagian atas seluruh simpanan sewaktu-waktuatau sesuai
dengan perjanjian yang disepakati. Bank menjamin pembayaran kembali simpanan mereka, semua keuntungan atas pemanfaatan dana
tersebut adalah milik bank. Tetapi atas kehendaknya sendiri, bank dapat memberikan imbalan keuntungan yang berasal dari sebagian
keuntungan bank. Berbeda dengan jenis tabungan Mudharabah, Bank Syariah
tidak memperjanjikan bagi hasil atas kemauanya sendiri. Bank dapat memberikan bonus berlipat, para pemegang rekening titipanwalaupun
tabungan wadiah adalah tergantung pada kebijakan manajemen bank. Bonus biasanya hanya diberikan apabilabank mengalami surplus
pendapatan setelah dikurangi pembagian bagi hasil kepada pemegang rekening Mudharabah.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.2.4. Kegiatan Usaha Bank Syariah Berdasarkan surat keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor