Nisbah bagi hasil X

1. Nisbah bagi hasil X

1 , merupakan produk-produk penyaluran dana maupun penghimpunan dana. Kelompok produk yang menerapkan prinsip bagi hasil yang sudah dikenal luas adalah Musyarakah dan Mudharabah. 2. Jumlah kantor bank Syariah X 2 , merupakan penjumlahan dari kantor bank syariah yang ada di Indonesia. Semakin banyak kantor bank syariah yang ada, maka akan memudahkan masyarakat untuk melakukan transaksi atau berhubungan denga pihak bank yang dengan sendirinya akan memudahkan kesempatan masyarakat untuk mengajukan pembiayaan. Randy S Fauzi, 2008: 55 3. Pendapatan Perkapita X 3 , pada pendapatan yang sangat rendah konsumsi akan melebihi pendapatan dan konsumsi yang melebihi pendapatan ini akan dibiayai oleh tabungannya pada masa lalu. Pada tingkat pendapatanya yang tinggi tidak semua pendapatan yang diterima akan digunakan untuk konsumsi, sebagian pendapatan tersebut akan ditabung. Sukirno, 2000:97 4. Inflasi X 4 ini sangat besar pengaruhnya dalam perekonomian suatu negara, oleh karena itu inflasi merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian utama pemerintah dalam pembangunan ekonomi jika inflasi tinggi maka pendapatan riil masyarakat rendah dan begitu juga sebaliknya jika inflasi rendah maka pendapatan masyarakat meningkat, sehingga bila inflasi terkendali masyarakat dapat menyisihkan sebagian uangnya untuk di tabung. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 3: Kerangka Konseptual Paradigma Penelitian Analisis Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Penghimpunan Dana Masyarakat Pada Bank Syariah di Indonesia Menabung di bank syariah X 1 Nisbah Bagi Hasil Jumlah kantor Bank Syariah X 2 Kemudahan pelayanan perbankan Kemampuan menabung X 3 Pendapatan Perkapita Y Jumlah Dana yang Dihimpun Bank Syariah Pendapatan riil masyarakat X 4 Tingkat Inflasi Sumber: Peneliti Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.4. Hipotesis

Sesuai dengan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu yang telah diuraikan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: Diduga nisbah bagi hasil, jumlah kantor bank, Pendapatan Perkapita serta tingkat inflasi berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap penghimpunan dana masyarakat pada Bank Syariah di Indonesia. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran variabel

Yang dimaksud dengan definisi operasional dan pengukuran variabel adalah pernyataan tentang arti dan maksud variabel penelitian, dimaksudkan agar tidak terjadi salah pengertian terhadap variabel yang dibahas serta memudahkan dalam penerapan data yang digunakan. Variabel-variabel yang digunakan dalam penulisan skripsi ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Variabel terikat

dependent variabel Jumlah dana yang dihimpun pada Bank Syariah Y adalah besarnya simpanan masyarakat pada bank syariah baik berupa tabungan, deposito atau giro sesuai dengan prinsip syariah pada bank Syariah di Indonesia. Satuan dinyatakan dalam Milyar Rupiah.

b. Variabel Bebas X

Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah : 1. Nisbah bagi hasil X 1 Nisbah bagi hasil merupakan proporsi atau rasio besarnya dana yang akan dibagi sesuai kesepakatan antara pihak bank dan nasabah. Satuan dinyatakan dalam persen . 2. Jumlah kantor bank X 2 Jumlah kantor bank adalah jumlah kantor bank yang dimiliki bank syariah yang terdapat di Surabaya. Satuan dinyatakan dalam satuan unit. 3. Pendapatan Perkapita X 3 Pendapatan Perkapita adalah nilai produksi barang dan jasa yang diproduksikan didalam negara tersebut dalam satu tahun tertentu.. Satuan pengukuran adalah rupiah Rp. 4. Inflasi X 4 Inflasi adalah kenaikan harga umum barang secara terus menerus. Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu naik dengan persentase yang sama. Mungkin dapat dikatakan kenaikan tersebut tidaklah bersamaan yang penting terdapat kenaikan umum barang secara terus menerus selama satu periode. Pengukuran dengan menggunakan persen .

3.2. Teknik Penentuan Data

Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data berskala time series mengenai nisbah bagi hasil Bank Syariah, jumlah kantor bank, Pendapatan Perkapita, dan inflasi dalam rangka meningkatkan jumlah dana yang dihimpun pada bank syariah di Indonesia. Data dikumpulkan periode tahunan dari tahun 2001 sampai 2010 selama sepuluh tahun.

3.3. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang dikumpulkan atau diperoleh dari instansi yang terkait dan penelitian ini atau data yang terlampir dan bisa diambil dari instansi yang bersangkutan.

3.3.2. Sumber Data

Data yang digunakan diperoleh dari instansi yang terkait yaitu BI Bank Indonesia dan BPS Badan Pusat Statistik Surabaya.

3.3.3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang diperlukan pada penelitian ini dilakukan dengan: a. Studi kepustakaan Library Research data yang diperoleh berdasarkan buku-buku atau literatur-literatur yang sesuai dengan usaha penelitian ini. b. Studi Lapangan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. yaitu memperoleh data dan melakukan penelitian dilapangan untuk mendapatkan data yang diperoleh dalam penulisan skripsi ini, dilakukan dengan cara mengambil data statistik dari laporan-laporan dari instansi atau lembaga yang terkait dengan permasalahan yang diteliti.

3.4. Teknik analisis dan Uji Hipotesis

3.4.1 Teknik Analisis

Data dari hasil pengukuran yang diambil setelah cukup memnuhi jumlah sample yang ditetapkan dalam penelitian kemudian diorganisir kedalam sebuah tabel sesuai dengan jenis data yang individu dengan skala pengukuran data interval serta diantara variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat dipergunakan analisis regresi linier berganda dan non regresi linier berganda yang bentuk persamaannya sebagai berikut : Y = f X1, X2, X3, X4 Dalam analisis ini dipergunakan dua analisis, yaitu : a. Analisis kualitatif Merupakan analisis dengan menggunakan atau berdasarkan teori yang ada, maka alternative pemecahan terhadap permasalahan yang ada dapat diperoleh secara rasional dan logis. b. Analisis kuantitatif Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Merupakan analisis yang menggunakan beberapa alat perhitungan, tabel statistik dan ekonometrika. Dalam hal ini untuk menganalisis data konkret digunakan analisis regresi berganda yang bentuk dasarnya adalah : Y = f X1, X2, X3, X4 ………….. Sudrajat, 1988 ; 54 Model tersebut diatas akan diterapkan pada model regresi linier berganda, seperti rumus berikut ini : Y = β + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 +e …………. Soelistyo, 2001 : 320 Dimana : Y = Penghimpunan Dana Masyarakat pada Bank Syariah X 1 = Nisbah Bagi Hasil X 2 = Jumlah Kantor Bank X 3 = Pendapatan Perkapita X 4 = Tingkat Inflasi e = Faktor pengganggu β = IntersepKonstanta β 1, β 2, β 3 β 4 = Koefisien regresi untuk variable X 1, X 2, X 3, X 4 Sedangkan untuk mengetahui apakah model analisis tersebut cukup layak digunakan untuk pembuktian selanjutnya dan untuk mengetahui seberapa besar variable bebas mampu menjelaskan variabel terikat, maka perlu untuk diketahui nilai R 2 koefisien determinasi dengan menggunakan rumus : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. R 2 = JK Regresi ........................ Soelistyo, 2001 : 325 JK Total Keterangan : R 2 = Koefisiensi determinan JK = Jumlah kuadrat JK regresi = β 1 ΣΥ 1 X 1 + β 2 ΣΥ 2 X 2 + β 3 ΣΥ 3 X 3 + β 4 ∑Y 4 X 4 JK total = ∑Y i 2 atau ∑Y i - ∑ Y 2 n Jadi : R 2 = β 1 ΣΥ 1 Xl 1 + β 2 ΣΥ 2 X 2i + β 3 ΣΥ 3 X 3i ......................Soelistyo, 2001 : 325 ΣΥi 2 Karakteristik utama dari R 2 adalah : 1. Tidak mempunyai nilai negative 2. Nilainya terletak antara 0 dan 1. Dimana kecocokan model dikatakan “lebih baik” jika R 2 semakin dekat dengan 1. 3. Salah satu sifat penting dari R 2 adalah bahwa nilai tadi merupakan fungsi yang tidak pernah menurun noncreasing function dari banyaknya variabel yang menjelaskan yang ada dalam model seiring dengan meningkatnya jumlah variabel yang menjelaskan, R 2 hampir-hampir selalu meningkat dan tak pernah menurun. Soelistyo, 2001:325 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.4.2 Uji Hipotesis

A. Uji F Uji F dipergunakan untuk menguji pengaruh secara simultan antara variable bebas terhadap variabel terikat dengan rumus sebagai berikut : 1. Dengan formula hipotesis nolm Ho dan hipotesis alternatif Hi  Ho = β 1 = β 2 = β 3 = β 4 = 0 tidak ada pengaruh variable bebas terhadap variable terikat  Hi = β 1 β 2 β 3 β 4 0 ada pengaruh variable bebas terhadap variable terikat 1. Untuk menguji secara simultan menggunakan uji satu arah sehingga menggunakan level of signifikan α sebesar 5. 2. Menghitung nilai F hitung dengan rumus : F hitung = Sudrajat, 1998 : 79 Dengan menggunakan derajat kebebasan = k, n-k-1 dengan ketentuan : K = jumlah variable bebas n = jumlah sampel KT regresi = kuadrat tengah KT galat = residual 3. Uji F dipergunakan untuk menguji apakah Ho diterima atau ditolak dengan ketentuan sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. a Apabila F hitung F table, maka Ho diterima, artinya variable bebas secara keseluruhan mempengaruhi variable terikat. b F hitung F table, maka Ho diterima Hi ditolak, artinya variable bebas secara keseluruhan tidak mempengaruhi variable terikat. Gambar 4: Distribusi Kriteria Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Daerah penolakan Hi Daerah penerimaan Ho F α Sumber : Soelistyo, 2001, “Dasar-Dasar Ekonometrika”. BPFE UGM, Yogyakarta, Halaman 325. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Uji F ini dipergunakan untuk mengetahui apakah Ho diterima atau ditolak, apabila F hitung F table, maka Ho ditolak Hi diterima, artinya secara simultan variable bebas mempunyai pengaruh terhadap variable terikat, kemudian sebaliknya F hitung Ftabel, maka Ho diterima Hi ditolak yang berarti secara simultan variable bebas tidak berpengaruh terhadap variable terikat. B. Uji T Uji t adalah pengujian yang dilakukan untuk menguji pengaruh variable bebas secara parsial individu terhadap variable terikat dengan langkah pengujian sebagai berikut : 1. Merumuskan hipotesis  Ho : β i = 0 artinya variable bebas secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variable treikat.  Hi : β i 0 artinya variable bebas secara parsial berpengaruh nyata terhadap variable terikat. 2. Untuk pengujian secara parsial menggunakan uji dua arah sehingga menggunakan lavel signifikan α2 sebesar 2,5. 3. Menghitung nilai t hitung dengan rumus : t hitung = Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dimana : β i = koefisien regresi I = variable bebas ke 1 sampai j Se βі = standart error simpanan baku 4. Membandingkan t hitung dengnan t table dengan ketentuan df sebesar n- k-1 dann interval kepercayaan 95 sehingga kaidah keputusannya adalah : a Apabila t table t hitung, maka Ho diterima dan Hi ditolak, artinya tidak ada pengaruh antara variable bebas dengan variable terikat. b Apabila t hitung t table, maka Ho ditolak dan Hi diterima, artinya ada pengaruh antara variable bebas dengan variable terikat. Gambar 5: Distribusi Kriteria Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Ho ditolak Ho ditolak Daerah penerimaan Ho -thitung -ttabel ttabel thitung Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sumber : Soelistyo, 2001, “Dasar-Dasar Ekonnometrika”, BPFE UGM, Yogyakarta, Halaman 328. Kaidah pengujian : 1 Apabila t hitung t tabel atau t hitung - t tabel maka Ho ditolak dan Hi diterima, yang berarti ada pengaruh antara variable bebas dengan variable terikat. 2 Apabila – t tabel t hitung t tabel maka Ho diterima dan Hi ditolak yang berarti tidak ada pengaruh antara variable bebas dengan variable terikat.

3.5 Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi harus bersifat BLUE, artinya pengambilan melalui uji F dan uji tidak boleh bias. Tetapi untuk melaksanakan operasi regresi linier tersebut diperlukan 3 asumsi dasar yang harus dipenuhi dan tidak boleh dilanggar, yaitu : 1. Tidak terjadi autokorelasi 2. Tidak terjadi multikolinieritas 3. Tidak terjadi heteroskedastisitas Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE best linier unbiaset estimator sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias. 1. Autokorelasi Istilah autokorelasi dapat didefinisikan sebagai “korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu data time series atau data yang diambil pada waktu tertentu data cross-sectional. Jadi, dalam model regresi linier diasumsikan tidak terdapat gejala autokorelasi. Artinya, nilai residual Y observasi – Y perdiksi pada waktu ke-t e t tidak boleh ada hubungan dengan nilai residual periode sebelumnya e t-1 . Soelistyo, 2001:332 Identifikasi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan kurva dibawah ini: Gambar 6: Kurva Durbin-Watson Menolak Ho daerah keragu Daerah Menolak Ho Bukti -raguan keragu-raguan bukti Auto Autokorelasi korelasi positif negatif Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. menerima Ho atau Ho atau kedua-duanya d L d U 2 4- d U 4- d I 4 Sumber : Soelistyo, 2001, “Dasar-Dasar Ekonnometrika”, BPFE UGM, Yogyakarta, Halaman 328. Adanya autokorelasi didasarkan atas: 1. Daerah A: Durbin Watson dU, tolak Ho autokorelasi positif. 2. Daerah B: dL Durbin Watson dU, ragu-ragu. 3. Daerah C: dU Durbin Watson dU, terima Ho, non autokorelasi. 4. Daerah D: 4- dU Durbin Watson 4 – dU, ragu-ragu. 5. Daerah E: Durbin Watson 4- dL, tolak Ho autokorelasi negatif. Pendekatan adanya autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan besaran Durbin Watson. Panduan mengenai angka D- W Durbin Watson untuk mendeteksi autokorelasi adalah: 1. Angka D – W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif. 2. Angka D – W dibawah -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. 3. Angka D – W diatas +2, berarti ada korelasi negatif. Tabel 3 : Autokorelasi Durbin Watson Durbin Watson Kesimpulan Kurang dari 1,08 Ada autokorelasi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1,08 – 1,66 Sumber : Algifari, 2000. Analisis Regresi, Teori Kasus dan Solusi, Penerbit : BPFE UGM, Yogyakarta, Halaman 89. Tanpa kesimpulan 1,66 – 2,34 Tidak ada autokorelasi 2,34 – 2,92 Tanpa kesimpulan Lebih dari 2,92 Ada autokorelasi

2. Multikolinieritas