Bab V ~ Kependudukan
1 1 1
2. Banyaknya Dialek
Menurut penelitian, Indonesia mempunyai lebih dari 250 macam dialek dan dalam praktik keseharian dialek tersebut sangat pekat dengan masyarakat
pemakainya sehingga sering dianggap sebagai bahasa ibu. Begitu pekatnya bahasa tersebut, apabila orang bersangkutan ingin mengungkapkan bahasa Indonesia,
mereka sering mencampuradukkan dialek yang dimilikinya ke dalam bahasa Indonesia. Kasus tersebut mungkin tidak disengaja oleh penuturnya, tetapi mungkin
saja disengaja dengan harapan dialek tersebut dapat mengungkapkan maksud atau perasaan yang tepat bagi penuturnya. Dengan demikian, terjadilah bahasa campuran
yang tidak benar lagi menurut norma bahasa Indonesia. 3.
Paham Paternalistik Walaupun reformasi sudah berjalan, tampaknya paternalisme masih kental di
tengah masyarakat kita. Tidak dapat dipungkiri bahwa pemimpin merupakan figur masyarakat yang menjadi sentral percontohan. Oleh sebab itu, terjadinya
penyimpangan bahasa seorang pemimpin merupakan virus kesalahan bagi masyarakat yang pada ujungnya akan merusak bahasa yang baik dan benar.
4.
Bahasa Prokem
Bahasa prokem merupakan bahasa slang atau oleh anak gaul sering disebut bahasa slengekan. Bahasa ini digunakan oleh penuturnya secara spontan tanpa memikirkan
norma bahasa. Penuturan prokem ini biasanya bertujuan untuk memuaskan perasaan secara temporal saja sehingga biasanya bahasa tersebut digunakan secara tidak
resmi. Dengan demikian, penggunaan bahasa prokem secara frekuentatif cenderung mengarah pada penyimpangan bahasa yang baik dan benar.
5.
Kemalasan Boleh dikatakan bahwa kemalasan merupakan puncak penghambat
terwujudnya bahasa yang baik dan benar. Kata malas di sini mempunyai dua pengertian pokok, yaitu: pertama, malas mencari informasi norma bahasa dan, yang
kedua malas menerapkan norma, bahasa dalam praktik kebahasaan walaupun sudah mengetahuinya.
Solusi
Bahasa Indonesia yang baik dan benar beserta praktik pemakaiannya mempunyai permasalahan yang pelik dan kompleks. Oleb sebab itu, penanganan
masalah ini tidak dapat dilakukan secara terkotak-kotak, tetapi harus dilakukan secara terpadu dan serentak serta berkesinambungan.
Ada beberapa pilar yang perlu diperhatikan untuk mewujudkan dan merawat pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pilar-pilar yang dimaksudkan
antara lain: 1.
Pemerintah
Pemerintah merupakan penguasa yang menjadi sumber hidup dan matinya sistem kenegaraan, salah satunya adalah sistem kebahasaan. Untuk itu, pemerintah harus
menentukan strategi yang benar-benar efektif. Dengan departemen yang berkaitan dengan bahasa, pemerintah dapat mengamati perkembangan bahasa Indonesia.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS
1 1 2
Ingat, bahasa Indonesia adalah bahasa yang masih hidup, artinya bahasa itu masih digunakan oleh masyarakat luas dan mengalami perkembangan secara pesat. Oleh
sebab itu, setiap pengamatan sebaiknya menemukan inovasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, bahasa Indonesia selalu dinamis dan
hidup sepanjang masa dengan tidak pernah putus seperti terlihat pada bagan berikut ini.
Setelah menemukan inovasi, sebaiknya pemerintah mengadakan pembakuan dan menyosialisasikan penemuan tersebut ke departemen-departemen lain,
sekolah-sekolah, media massa, dan masyarakat yang secara potensial mampu mendukung terwujudnya pemakaian bahasa yang baik dan benar.
2. Sekolah