Mengungkapkan Ciri-ciri Novel MENGANALISIS NOVEL INDONESIA

Bab IV ~ Kegemaran 9 3 1. Bentuklah kelompok dengan beranggotakan 5-6 orang 2. Carilah naskah drama satu babak 3. Perankanlah darama tersebut dengan memerhatikan gerak-gerik dan mimik yang sesuai dengan watak tokoh

D. MENGANALISIS NOVEL INDONESIA

TERJEMAHAN

1. Mengungkapkan Ciri-ciri Novel

Sebuah novel dibentuk dengan menyusun karya secara imajinatif. Dengan demikian, karya yang dihasilkan tersebut merupakan karya yang fiktif. Ada dua faktor yang sangat mempengaruhi bentuk karya tersebut yaitu faktor atau unsur yang secara langsung membentuk karya tersebut. Jadi, unsur ini ada di dalamnya. Itulah yang disebut unsur intrinsik, sedangkan unsur ekstrinsik yaitu unsur yang mempengaruhi, namun tidak langsung berada di dalam karya tersebut, misalnya pendidikan, agama, atau budaya yang dimiliki oleh pengarang. Novel merupakan karangan berbentuk prosa yang mempunyai kemiripan dengan cerpen. Novel mempunyai permasalahan yang lebih rumit karena jangkauan penceritaan tokoh sampai mengalami perubahan nasib. Sebelum bicara lebih lanjut, perhatikanlah penggalan berikut ini. Penggalan ini merupakan sinopsis yang disarikan dari novel Salah Asuhan angkatan Balai Pustaka atau sering dikenal angkatan 20-an. Salah Asuhan Abdul Muis Cerita ini ditokohi seorang anak bernama Hanafi yang hidup dengan seorang ibunya yang sudah menjanda karena kesederhanaannya, mereka diasuh oleh orang tua Rafiah yang kaya. Dalam keluarga itu Hanafi menunjukkan kerajinan dan kreativitasnya. Melihat itu semua, orang tua Rafiah memberinya kesempatan untuk belajar di sekolah. Sesudah mendapatkan pendidikan Barat, Hanafi merasa bahwa negerinya merupakan negeri yang ketinggalan zaman. Bangsanya, bahkan orang tua dan Rafiah dianggapnya sebagai orang yang ketinggalan dalam segala hal, bahkan disebutnya orang yang kolot, mereka tidak pernah berpikiran maju. Di balik itu, Hanafi memuji orang barat selalu berorientasi pada kemajuan , tampak energik, dinamis, dan sebagainya, yang jelas mereka mempunyai nilai “plus” di matanya. Tugas Mandiri Di unduh dari : Bukupaket.com Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS 9 4 Sampai-sampai Hanafi mengagumi dan mencintai seorang wanita barat yaitu Corry de Busye. Sewaktu perasaannya itu diungkapkan kepada ibunya, ibunya berkata, “Hanafi, kau adalah orang timur yang harus tahu membalas budi. Selama ini kita diasuh oleh orang tua Rafiah. Oleh sebab itu, kamu sudah aku pertunangankan dengan Rafiah.” Hanafi diam saja dan akhirnya menikahi Rafiah, walaupun dalam hati kecilnya mengatakan bahwa ia tidak mencintainya. Pernikahan mereka menghasilkan keturunan seorang anak yang bernama Syafei. Oleh karena Hanafi tidak mencintai Rafiah, ia selalu mengingat Corry de Busye. Hanafi meninggalkan anak dan istrinya untuk mencari Corry. Bertemulah mereka di Jakarta dan setelah berbincang sekian waktu, jadilah mereka menikah. Pernikahan mereka ternyata tidak seperti yang Hanafi bayangkan. Hanafi merasa sakit hati karena pergaulan bebas yang ada pada diri Corry. Hanafi memang tidak dapat menerima seratus persen keberadaan Corry yang menampakkan budaya baratnya. Oleh sebab itu, Hanafi berusahan untuk menceraikannya. Namun, sebelum bercerai, Corry sakit kolera yang akhirnya meninggal dunia di Semarang. Hanafi kembali ke Rafiah dan anaknya, tetapi sayang, ia sudah tidak dapat diterima lagi. Akhirnya Hanafi minta pamit dengan membawa rasa pedih. Sebelum pergi ia berpesan kepada Rafiah agar menjaga Syafei, jangan sampai salah asuh seperti asuhan orang tua terhadap dirinya karena hidup yang menderita dan tidak kuat lagi, Hanafi mengakhiri penderitaannya dengan bunuh diri. Sumber: Abdoel Moeis, 1997 Pada intinya, novel tersebut mempertentangkan adat barat dan adat timur yang belum selaras. Penulis mengemukakan hal tersebut pada diri Hanafi yang tidak mencintai Rafiah, sebaliknya mencintai Corry de Busye. Pada akhir cerita penulis menggambarkan ketidakharmonisan antara Corry dan Hanafi hingga saat kematian Corry. Ketidakharmonisan tersebut disebabkan karena pada masa itu budaya barat belum dapat diterima oleh budaya timur. Setelah kematian Corry, Hanafi ingin kembali ke Rafiah, namun tindakan ini ditolaknya. Oleh sebab itu, Hanafi menjadi figur orang yang terkatung-katung di persimpangan budaya, menjadi orang yang berbudaya timur tidak karena sudah tidak mencintai lagi, menjadi orang yang berbudaya barat pun tidak karena tidak dapat menerima sepenuhnya. Dengan demikian, jadilah ia sebagai orang yang menderita sehingga untuk mengakhiri penderitaannya itu, ia bunuh diri. Nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah novel memiliki berbagai macam bentuk diantaranya nilai moral, budaya, religius, sosial. Nilai tersebut dapat berupa nilai positif dan nilai negatif yang dapat dijadikan atau diambil pelajaran. Di unduh dari : Bukupaket.com Bab IV ~ Kegemaran 9 5 Untuk memperdalam isi novel, diskusikan dua permasalahan berikut ini: 1. Ceritakan kembali isi cerita Salah Asuhan karya Abdul Muis. 2. Mengapa setelah Corry meninggal dunia, Hanafi ingin kembali ke Rafiah? Untuk latihan lanjutan, mari kita lakukan beberapa petunjuk berikut ini. 1. Bacalah sekali lagi penggal Salah Asuhan di atas, kemudian carilah alur, tema, dan penokohannya, tulis di buku Anda 2. Carilah satu buah novel karya Marah Rusli atau novel baru yang Anda sukai. Dengan cara berkelompok diskusikanlah unsur-unsur yang terdapat dalam novel tersebut Beberapa hal yang mencirikan sebuah novel antara lain: a. Panjang ceritanya lebih atau sekitar 10.000 kata, artinya bahwa panjang kisahannya melebihi dari cerpen. b. Alur yang dibentuk sangat kompleks tidak hanya satu alur, dengan kata lain bahwa alur ceritanya adalahmeluas. c. Perwatakan kompleks karena tidak hanya memusatkan cerita pada tokoh tertentu, waktu, dan situasi tertentu. d. Mengalami perubahan nasib, karena semakin banyak sang tokoh mengalami perubahan nasib, makan bertambah panjang ceritanya e. Penyelesaian ceritanya dapat panjangkarena tidak hanya berfokus pada satu klimaks. f. Peristiwa dalam membangun konflik mendominasi karangan dari awal sampai akhir, sifat tikaiannya dramatik, yaitu berintikan pada perbenturan yang berlawanan. g. Cara menikmatinya membutuhkan waktu yang relatif lama bahkan dapat berganti hari karena bentuk dan uraiannya panjang. Dalam cerita, penokohan atau watak merupakan penggambaran seorang tokoh atau yang ditokohkan, baik itu berupa perilaku yang tampak maupun batinnya. Dalam sebuah novel, penokohan yang diungkapkan secara langsung dapat diamati pada bagian yang sudah diungkapkan dalam karangan. Anda dapat mengetahui penokohan seorang pelaku cerita dengan memperhatikan hal-hal berikut ini. a. Cermatilah tindakan yang dilakukan oleh seorang tokoh, misalnya tokoh antagonis seorang penjahat dilukiskan dengan tindakan mencopet, membunuh, dan lain-lain. Latihan Di unduh dari : Bukupaket.com Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS 9 6 b. Pahamilah bentuk tubuh dan gaya berpakaian, misalnya seorang bos memiliki bentuk tubuh yang gemuk dengan perut buncit dan selalu memakai jas dan dasi c. Bandingkanlah pilihan kata dan gaya berbicara masing-masing tokoh, misalnya gaya bicara mahasiswa dengan petani akan terlihat beda terutama pada pilihan kata-katanya. d. Pahamilah sikap seorang pelaku dalam menghadapi permasalahannya. Dari sini dapat terlihat bedanya antara orang yang sabar, bijaksana, arif dengan orang yang pemarah, putus asa. e. Perhatikanlah sikap pelaku lain terhadap seorang tokoh tersebut. Berbagai macam sikap dapat ditimbulkan dari sini misalnya sikap menyayangi, membenci, iri, cinta. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, kita sudah mempunyai bekal untuk dapat menilai dan mengambil kesimpulan mengenai watak seorang tokoh, misalnya: pemarah, penyabar, pemurah, lemah, kurang tegas, peragu, pemurung, penakut, atau watak yang lain. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penokohan antara lain: bacalah isi novel secara keseluruhan, tentukan watak masing-masing tokoh, klasifikasikan watak dari masing-masing tokoh tersebut. Setelah membaca sebuah novel, kita dapat mengklasifikasikasikan watak dari masing-masing tokoh. Misalnya, tokoh antagonis, protagonis, atau tritagonis.

2. Mengungkapkan dan Mendiskusikan Konflik dalam Novel