Pembuatan Ekstrak Etanolik Jahe Emprit

difusi osmosis. Digunakan metode maserasi karena metode ini sederhana dibandingkan dengan metode ekstraksi lainnya. Pada pembuatan ekstrak etanolik simplisia jahe emprit, serbuk jahe yang digunakan sebanyak 50 g yang dilarutkan dalam 250 mL etanol. Komposisi ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Daryono 2010 bahwa komposisi yang optimal untuk serbuk yang ingin disari dengan cairan penyari adalah 1 : 5. Proses ekstraksi serbuk rimpang jahe emprit dilakukan dengan menggunakan etanol 96 sebagai cairan penyari. Pemilihan etanol 96 didasarkan pada sifat etanol sebagai penyari universal yang mampu melarutkan senyawa polar maupun senyawa non polar namun tetap dapat memisahkan dengan baik beberapa senyawa dengan tingkat kepolaran tertentu. Selain itu, penggunaan etanol akan lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan air sebagai cairan penyari. Jika air digunakan sebagai cairan penyari, penyarian yang dilakukan rentan terhadap kontaminasi mikroba dan dalam proses penguapannya untuk mendapatkan ekstrak yang kental membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan etanol yang mudah menguap dan tidak mudah ditumbuhi mikroba. Konsentrasi etanol yang digunakan adalah 96 yang didasarkan dari penelitian Ramadhan dan Phaza 2010 yang menyatakan bahwa konsentrasi etanol yang digunakan semakin tinggi maka rendemen ekstrak yang didapat akan semakin banyak. Hal ini disebabkan karena konsentrasi pelarut yang digunakan semakin tinggi maka kepolaran pelarut akan semakin rendah sehingga akan meningkatkan kemampuan pelarut dalam mengekstrak oleoresin di dalam jahe, dimana dilihat dari aspek kepolarannya, oleoresin di dalam jahe bersifat kurang polar. Proses maserasi dilakukan selama tiga kali 24 jam disertai dengan pengadukan. Maserasi dilakukan dengan merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Perendaman akan membantu peresapan penetrasi cairan penyari dan pelunakan sel sehingga senyawa yang diinginkan mudah tersari. Cairan penyari akan menembus dinding sel serbuk simplisia dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Penarikan zat aktif keluar dari sel disebabkan adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel dimana konsentrasi di dalam sel lebih pekat dibandingkan di luar sel sehingga cairan yang memiliki kepolaran yang sama dengan penyari akan larut dalam penyari lalu akan bergerak menuju ke luar sel yang memiliki konsentrasi yang lebih rendah. Pada proses maserasi juga dilakukan pengadukan setiap hari. Pengadukan bertujuan untuk mengoptimalkan pembasahan pada serbuk sehingga seluruh bagian serbuk terendam dalam cairan penyari. Pengadukan juga berfungsi untuk mencegah terjadinya keseimbangan antara konsentrasi di dalam sel dengan di luar sel. Jika dilakukan pengadukan, perbedaan konsentrasi akan tetap terjaga untuk mendapatkan penyarian yang optimal sesuai teori difusi dimana senyawa aktif di dalam sel yang memiliki konsentrasi tinggi akan terus menerus berdifusi ke luar sel yang memiliki konsentrasi lebih rendah. Setelah tiga hari, maserat dipisahkan dari ampasnya dengan cara disaring menggunakan corong Buchner dan kertas saring. Proses selanjutnya adalah pembuatan ekstrak kental yang dilakukan dengan cara penguapan etanol menggunakan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental. Ekstrak kental yang didapatkan dari satu kali proses ekstraksi adalah ± 53,6 g. Rendemen ekstrak yang didapatkan adalah 10,72. Ekstrak yang didapat berwarna kehitaman, beraroma khas, dan terasa panas bila terkena kulit.

E. Pembuatan Suspensi Darah Merah Domba

Pemberian Suspensi Darah Merah Domba SDMD 1 digunakan untuk menimbulkan respon imun pada tikus. SDMD merupakan suatu imunogen, yaitu antigen yang berasal dari gen spesies lain maka lini pertahanan sistem imun akan teraktivasi dan akan mengenali antigen tersebut. SDMD digunakan sebagai antigen karena mudah diperoleh dalam suspensi yang uniform, dapat diukur, memiliki sifat antigenik yang tinggi, mudah ditangani dan tidak berbahaya dibandingkan dengan bakteri. Injeksi antigen dilakukan secara intraperitonium agar didapat reaksi dari respon imun yang cepat dan maksimum. Pembuatan SDMD menggunakan PBS Phospat Buffer Saline sebagai larutan pencuci dan larutan pengencer. Pencucian SDMD bertujuan untuk memperoleh SDMD yang murni tanpa tercemar protein serum. PBS juga berfungsi sebagai larutan dapar isotonis dengan pH 7,2. PBS yang isotonis dengan sel darah merah domba akan menjaga kestabilan sel darah merah domba tersebut sehingga tidak terjadi hemolisis karena pH di dalam dan di luar sel sama Kumala, dkk, 2012. Pembuatan SDMD dilakukan dengan memisahkan plasma dan sel darah merah dengan cara sentrifugasi. Sentrifugasi dilakukan dengan kecepatan 3000 rpm sebanyak minimal 3 kali dengan tujuan agar semua sel darah merah terendapkan dan terpisah dari plasmanya. F. Uji Imunostimulan Campuran Madu Kelengkeng dan Ekstrak Etanolik Jahe Emprit Terhadap Jumlah Total Leukosit dengan Metode Flow Cytometry Uji imunostimulan campuran madu kelengkeng dan ekstrak etanolik jahe emprit dengan mengukur jumlah total sel darah putih leukosit bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng dan ekstrak etanolik jahe emprit terhadap peningkatan jumlah sel darah putih leukosit pada hewan uji tikus putih jantan galur Wistar dengan metode flow cytometry. Metode flow cytometry dipilih karena metode ini merupakan metode yang digunakan pada laboratorium-laboratorium klinik untuk menghitung sel darah. Perhitungan sel darah dengan metode flow cytometry memiliki keunggulan cepat dalam proses pengukuran dimana dengan metode ini dapat mengukur sel dengan laju 100.000 sel per detik dan kemampuan analisis bagus Riley dan Idowu, 2003. Tahapan yang dilakukan untuk menghitung jumlah total leukosit dengan cara menampung sampel darah tikus sebanyak 1 mL ke dalam tabung yang sudah diberikan EDTA yang berfungsi sebagai antikoagulan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah. Sampel darah tersebut kemudian dilakukan perhitungan jumlah total leukosit dengan menggunakan Sysmex XT 1800i automated hematology analyzer. Sampel darah disedot ke dalam aliran sel yang dikelilingi dengan aliran fluida yang sempit. Darah akan melewati sinar laser yang terfokus. Darah dapat

Dokumen yang terkait

Formulasi Sediaan Gel dan Krim dari Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe)”.

24 174 112

Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol Rimpang Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Plasma dan Otot Gastroknemius Mencit Sebelum Latihan Fisik Maksimal

1 39 73

AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE (Zingiber officinale Roscoe) DAN JAHE MERAH (Zingiber AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE (Zingiber officinale Roscoe) DAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Roscoe var. rubrum) TERHADAP SEL KANK

1 2 16

Pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng (Nephelium longata L.) dan ekstrak etanolik jahe emprit (Zingiler officinale Roscoe) terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat tikus putih jantan galur wistar.

0 2 93

Pengaruh pemberian madu klengkeng (Nephelium longata L). terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat pada tikus putih jantan galur wistar.

0 3 74

Pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng (Nephelium longata L.) dan ekstrak etanolik jahe emprit (Zingiber officinale Roscoe)terhadap jumlah sel darah putih pada tikus putih jantan galur wistar.

0 6 107

Pengaruh pemberian madu kelengkeng (Nephelium longata L.) terhadap jumlah sel darah putih pada hewan uji tikus putih jantan galus wistar.

0 2 88

Pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng (Nephelium longata L.) dan ekstrak etanolik jahe emprit (Zingiler officinale Roscoe) terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat tikus putih jantan galur wistar

4 12 91

Pengaruh pemberian madu klengkeng (Nephelium longata L). terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat pada tikus putih jantan galur wistar

0 0 72

Pengaruh pemberian madu kelengkeng (Nephelium longata L.) terhadap jumlah sel darah putih pada hewan uji tikus putih jantan galus wistar - USD Repository

0 0 86