Hitung jenis leukosit Tahap Orientasi Dosis Campuran Madu Kelengkeng dan Ekstrak Etanol Jahe Emprit
homogen dengan nilai p=0,355; p=0,630; p=0,211; p=0,087 p0,05 Lampiran 19,21, 22, 23, sedangkan data monosit tidak homogen dengan nilai
p= 0,006 p0.05. Data yang terdistribusi normal dan homogen, kemudian dilanjutkan dengan uji one way ANOVA sedangkan data yang terdistribusi
normal dan tidak homogen, dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis.
Tabel IV. Purata±SD Hitung Jenis Leukosit Setelah Pemberian Madu dan Ekstrak Etanolik Jahe Emprit pada Tahap Percobaan
Ket. Kel. Kontrol : kontrol negatif Kel. I
: Ekstrak jahe emprit dosis 2 ml200 g BB Jahe 100 Kel. II
: Madu kelengkeng dosis 0,2 ml200 g BB + Ekstrak jahe emprit dosis 1,5 ml200 g BB Madu 25 : Jahe 75
Kel. III : Madu kelengkeng dosis 0,3 ml200 g BB + Ekstrak jahe emprit dosis 1
ml200 g BB Madu 50 : Jahe 50 Kel. IV
: Madu kelengkeng dosis 0,5 ml200 g BB + Ekstrak jahe emprit dosis 0,5 ml200 g BB Madu 75 : Jahe 25
Kel. V : Madu kelengkeng dosis 0,6 ml200 g BB Madu 100
BTB : Berbeda Tidak Bermakna; BB : Berbeda Bermakna Kelompok
N Mean Differential Count ±SD
N M
L B
E Kontrol
5 2092.00±1376.85
660.00±254.95 6044.00±1274.06
14.00±5.48 112.00±73.28
I 5
5648.00±2582.14 1158.00±668.07
5258.00±1868.19 10.00±7.07
180.00±73.82 II
5 3098.00±1542.84
872.00±317.76 5874.00±2534.71
20.00±20.00 230.00±153.30
III 5
3244.00±1740.54 924.00±243.47
8818.00±1604.84 20.00±22.36
266.00±103.10 IV
5 2756.00±1498.84
1332.00±505.54 8332.00±3461.34
24.00±20.74 350.00±223.04
V 5
2564.00±689.40 682.00±283.67
7560.00±3556.11 22.00±16.43
228.00±75.63 Nilai Signifikansi
p 0,039
BB
0,190
BTB
0,187
BTB
0,775
BTB
0,129
BTB
Tabel V. Hasil Analisis Uji Post-hoc Tukey Jumlah Netrofil setelah Pemberian Madu
Kelengkeng dan Ekstrak Etanol Jahe Emprit Kelompok
Perlakuan
Kontrol I
II III
IV V
Kontrol
- BB
BTB BTB
BTB BTB
I BB
- BTB
BTB BTB
BTB II
BTB BTB
- BTB
BTB BTB
III BTB
BTB BTB
- BTB
BTB IV
BTB BB
BTB BTB
- BTB
V BTB
BTB BTB
BTB BTB
- Ket. Kel. Kontrol : kontrol negatif
Kel. I : Ekstrak jahe emprit dosis 2 ml200 g BB Jahe 100
Kel. II : Madu kelengkeng dosis 0,2 ml200 g BB + Ekstrak jahe emprit dosis 1,5
ml200 g BB Madu 25 : Jahe 75 Kel. III
: Madu kelengkeng dosis 0,3 ml200 g BB + Ekstrak jahe emprit dosis 1 ml200 g BB Madu 50 : Jahe 50
Kel. IV : Madu kelengkeng dosis 0,5 ml200 g BB + Ekstrak jahe emprit dosis 0,5
ml200 g BB Madu 75 : Jahe 25 Kel. V
: Madu kelengkeng dosis 0,6 ml200 g BB Madu 100 BB : Berbeda Bermakna; BTB : Berbeda tidak bermakna
Hasil statistik data hitung jenis leukosit pada tahap percobaan menggunakan uji one way ANOVA menunjukkan tidak terdapat perbedaan
yang bermakna pada hitung jenis monosit, limfosit, basofil, dan eosinofil p= 0,190; p = 0,187; p= 0, 129; p=0, 775 p 0,05 lampiran 20, 21, 22, 23,
sedangkan pada hitung jenis neutrofil terdapat perbedaan yang bermakna p= 0,039 p 0,05 lampiran 19. Selanjutnya uji statistik dilanjutkan dengan uji
Tukey untuk mengetahui pengaruh pemberian senyawa uji terhadap jumlah neutrofil antar kelompok perlakuan atau antara kelompok perlakuan dengan
kelompok kontrol negatif. Pada tabel V terlihat perbedaan yang bermakna antara kelompok jahe 100 kelompok I dan kelompok kontrol, namun tidak
terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok campuran dibandingkan dengan kelompok kontrol atau kelompok campuran dibandingkan dengan
kelompok jahe tunggal atau kelompok madu tunggal. Dapat dikatakan pemberian campuran madu kelengkeng dan ekstrak etanol jahe emprit
memberikan pengaruh yang tidak bermakna terhadap seluruh hitung jenis neutrofil, monosit, limfosit, basofil, dan eosinofil. Hal ini dapat disebabkan
karena sifat dari komponen leukosit. Setiap komponen leukosit mempunyai sifat yang khas. Basofil
bertanggung jawab pada saat terjadi reaksi alergi dan inflamasi. Eosinofil bertanggung jawab terhadap infeksi parasit dan reaksi alergi. Limfosit
merupakan komponen leukosit yang memiliki peran lebih besar pada sistem imun spesifik. Limfosit juga merespon terhadap sel kanker dan virus. Neutrofil
merupakan sel fagosit profesional yang memiliki sifat bekerja dengan cepat tetapi tidak dapat bertahan lama. Neutrofil merupakan sel fagosit yang pertama
kali tiba di jaringan yang mengalami luka atau infeksi. Monosit juga merupakan sel fagosit yang hanya beberapa jam berada di aliran darah apabila
terjadi infeksi atau luka. Monosit akan segera keluar dari pembuluh darah dan berdiferensiasi membentuk makrofag yang berada di jaringan. Sifat dari
neutrofil dan monosit yang hanya beberapa jam di aliran darah diduga menjadi penyebab ketidakbermaknaan pada penelitian ini dikarenakan pada saat
pengambilan darah, neutrofil dan monosit sudah bermigrasi ke jaringan sehingga pada saat darah diambil jumlah neutrofil dan monosit di dalam darah
sudah sedikit. Kelemahan dari penelitian ini adalah tidak dilakukan pengukuran
aktivitas dari sel-sel fagosit sehingga masih tidak dapat dikatakan bahwa
pemberian campuran madu kelengkeng dan ekstrak etanol jahe emprit tidak berefek imunostimulan.
54