Tahap percobaan dosis campuran madu kelengkeng dan ekstrak etanolik jahe emprit

perlakuan dimana masing-masing kelompok terdiri atas lima ekor tikus. Pembagian kelompok-kelompok tersebut sama seperti pada tahap orientasi yaitu : a. Kelompok kontrol negatif : kelompok tikus tanpa perlakuan b. Kelompok perlakuan 1 Jahe 100 : kelompok tikus yang diberi perlakuan ekstrak jahe dengan volume pemberian 2,0 mL. c. Kelompok perlakuan 2 Jahe 75 : Madu 25 : kelompok tikus yang diberi perlakuan campuran ekstrak jahe dengan volume pemberian 1,5 mL dan madu kelengkeng sebanyak 0,2 mL. d. Kelompok perlakuan 3 Jahe 50 : Madu 50 : kelompok tikus yang diberi perlakuan campuran ekstrak jahe dengan volume pemberian 1,0 mL dan madu kelengkeng sebanyak 0,3 mL. e. Kelompok perlakuan 4 Jahe 25 : Madu 75 : kelompok tikus yang diberi perlakuan campuran ekstrak jahe dengan volume pemberian 0,5 mL dan madu kelengkeng sebanyak 0,5 mL. f. Kelompok perlakuan 5 Madu 100 : kelompok tikus yang diberi larutan madu kelengkeng dengan volume pemberian 0,6 mL. Tiga puluh ekor tikus tersebut akan diambil darahnya untuk diuji jumlah total dan hitung jenis leukosit sama halnya pada tahap orientasi. Pengujian jumlah sel darah putih pada tahap percobaan dilakukan sama dengan pengujian jumlah sel darah putih pada tahap orientasi. Semua tikus diinjeksi SDMD 1 dengan dosis 2,0 mL200g BB secara intraperitonial pada hari 0. Tikus yang terdapat dalam kelompok perlakuan diberikan campuran madu kelengkeng dan ekstrak jahe secara oral sesuai dengan komposisi yang telah ditetapkan selama tujuh hari berturut-turut. Sampel darah diambil dari sinus orbital pada hari ke delapan dan dikumpulkan dalam tabung EDTA. Sampel darah diukur menggunakan Sysmex XT 1800i automated hematology analyzer yang dilakukan di Laboratorium Klinik Hi-Lab Yogyakarta.

F. Analisis Hasil

Data yang diperoleh dievaluasi secara statistik dengan melakukan uji Kolmogorov-Smirnov untuk melihat distribusi data dan Levene Test untuk melihat homogenitas varian. Jika data yang didapatkan terdistribusi normal dan homogen P 0,05, analisis data dilanjutkan dengan analisis statistik parametrik one way ANOVA taraf kepercayaan 95, selanjutnya jika terdapat perbedaan yang bermakna pada data maka dilanjutkan dengan uji Tukey. Namun, jika data tidak terdistribusi normal p 0,05 maka data dianalisis dengan uji non-parametrik Kruskal-Wallis. 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng dan ekstrak etanol jahe emprit terhadap jumlah sel darah putih pada hewan uji tikus putih jantan galur Wistar. Pengukuran jumlah sel darah putih dilakukan di Laboratorium Klinik Hi-Lab Yogyakarta menggunakan metode flow cytometry. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui normalitas data dilanjutkan dengan uji Levene untuk mengetahui homogenitas data dan selanjutnya uji one way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95.

A. Identifikasi Madu Kelengkeng

Salah satu bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah madu kelengkeng yang diperoleh dari PT Madu Pramuka lampiran 4. Dilakukan identifikasi madu kelengkeng untuk mendapatkan kebenaran identitas dan keaslian madu kelengkeng. Proses identifikasi madu pada penelitian ini dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut. a. Menuangkan madu ke dalam segelas air. Madu yang murni langsung mengendap dan tidak bercampur dengan air sehingga air tetap jernih Ihsan, 2011. b. Menumpahkan madu ke dalam sebuah bejana atau wadah. Madu murni pada saat dituang tetesannya menjadi seperti benang dan tidak terputus Al-‘Id, 2010.

Dokumen yang terkait

Formulasi Sediaan Gel dan Krim dari Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe)”.

24 174 112

Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol Rimpang Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Plasma dan Otot Gastroknemius Mencit Sebelum Latihan Fisik Maksimal

1 39 73

AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE (Zingiber officinale Roscoe) DAN JAHE MERAH (Zingiber AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE (Zingiber officinale Roscoe) DAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Roscoe var. rubrum) TERHADAP SEL KANK

1 2 16

Pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng (Nephelium longata L.) dan ekstrak etanolik jahe emprit (Zingiler officinale Roscoe) terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat tikus putih jantan galur wistar.

0 2 93

Pengaruh pemberian madu klengkeng (Nephelium longata L). terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat pada tikus putih jantan galur wistar.

0 3 74

Pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng (Nephelium longata L.) dan ekstrak etanolik jahe emprit (Zingiber officinale Roscoe)terhadap jumlah sel darah putih pada tikus putih jantan galur wistar.

0 6 107

Pengaruh pemberian madu kelengkeng (Nephelium longata L.) terhadap jumlah sel darah putih pada hewan uji tikus putih jantan galus wistar.

0 2 88

Pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng (Nephelium longata L.) dan ekstrak etanolik jahe emprit (Zingiler officinale Roscoe) terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat tikus putih jantan galur wistar

4 12 91

Pengaruh pemberian madu klengkeng (Nephelium longata L). terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat pada tikus putih jantan galur wistar

0 0 72

Pengaruh pemberian madu kelengkeng (Nephelium longata L.) terhadap jumlah sel darah putih pada hewan uji tikus putih jantan galus wistar - USD Repository

0 0 86