bagian belum tentu juga menstimulasi bagian lainnya. Hal ini diperkuat oleh penelitian Alselusia 2013 bahwa pemberian campuran madu kelengkeng dan
ekstrak etanol jahe emprit dapat memberikan respon pada sistem imun spesifik berupa peningkatan hipersensitivitas tipe lambat.
Dosis pada tahap orientasi akan tetap digunakan pada tahap percobaan karena bila dilakukan peningkatan dosis juga telah terbukti tidak memberikan
pengaruh yang signifikan pada peningkatan jumlah leukosit. Hasil penelitian Novitae 2013 dosis pemberian madu kelengkeng 1,2 mL200gBB dan 2,3
mL200gBB tidak memberikan pengaruh berupa peningkatan jumlah leukosit dan hasil penelitian Mellawati 2010 dosis 100 mgkgBB sudah memberikan
pengaruh penurunan pada respon imun non spesifik.
2. Tahap orientasi hitung jenis leukosit
Hasil uji Kolmogorov-Smirnov data hitung jenis leukosit yang terdiri dari neutrofil, monosit, limfosit, basofil, dan eosinofil menunjukkan bahwa
data terdistribusi normal dengan nilai p= 0,745; p= 0,634; p= 1,160; p=0,960; p=0,675 p0,05 Lampiran 13, 14, 15, 16, 17 . Hasil uji Levene
menunjukkan bahwa varian data neutrofil dan monosit tidak homogen dengan nilai p=0,008; p=0,045 p0,05 Lampiran 13, 14 sedangkan varian data
limfosit, basofil, dan eosinofil homogen dengan nilai p=0,069; p=0,072; p=0,251 p0.05 Lampiran 15, 16, 17. Data yang terdistribusi normal dan
homogen, dilanjutkan dengan uji one way ANOVA sedangkan data yang terdistribusi normal dan tidak homogen, dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis.
Tabel II. Purata±SD Hitung Jenis Leukosit Setelah Pemberian Madu Kelengkeng dan Ekstrak Etanol Jahe Emprit pada Tahap Orientasi
Ket. Kel. kontrol : kontrol negatif Kel. I : Ekstrak etanol jahe emprit dosis 2,0 mL200 g BB Jahe 100
Kel. II : Madu kelengkeng dosis 0,2 mL200 g BB + Ekstrak etanol jahe emprit dosis 1,5 mL200 g BB Madu 25 : Jahe 75
Kel. III : Madu kelengkeng dosis 0,3 mL200 g BB + Ekstrak etanol jahe emprit dosis 1,0 mL200 g BB Madu 50 : Jahe 50
Kel. IV : Madu kelengkeng dosis 0,5 mL200 g BB + Ekstrak etanol jahe emprit dosis 0,5 ml200 g BB Madu 75 : Jahe 25
Kel. V : Madu kelengkeng dosis 0,6 mL200 g BB Madu 100 BTB : Berbeda Tidak Bermakna; BB : Berbeda Bermakna
Hasil statistik data hitung jenis leukosit pada tahap orientasi menggunakan uji one way ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan tidak
yang bermakna p= 0,186; p= 090; p= 0,255; p=0747; p= 0,321 p 0,05 lampiran 13, 14, 15, 16, 17 . Dosis hitung jenis leukosit pada tahap orientasi
tetap digunakan pada tahap percobaan karena pengukuran hitung jenis leukosit menggunakan 1 sampel yang sama dengan pengukuran hitung total leukosit
dan pelaksanaan pengukurannya secara bersamaan.
H. Pengaruh Pemberian Campuran Madu Kelengkeng dan Ekstrak Etanolik Jahe Emprit Terhadap Jumlah Total dan Hitung Jenis Leukosit Pada
Hewan Uji Tikus Jantan Galur Wistar
1. Hitung total leukosit
Tujuan pengukuran hitung total leukosit adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng dan ekstrak etanolik jahe
Kelompok N
Mean Differential Count ±SD N
M L
B E
Kontrol 3
1940,00±862,61 780,00±212,84
8123,33±2382,80 20,00±10,00
256,67±106,93 I
3 4786,67±2355,51
1563,33±645,32 6603,33±999,02
20,00±10,00 123,33±40,41
II 3
3986,67±925,00 1110,00±240,62
9200,00±4020,15 20,00±17,32
153,33±60,28 III
3 3886,67±818,19
418,85±241,82 11883,33±4507,60
30,00±17,32 173,33±106,93
IV 3
3560,00±520,86 136,14±78,60
6830,00±829,40 20,00±0,00
260,00±117,90 V
3 6143,33±3934,72
1536,67±266,33 9176,67±851,43
30,00±10,00 283,33±135,77
Nilai Signifikansi p
0,186
BTB
0,090
BTB
0,255
BTB
0,747
BTB
0,321
BTB