Tabel 10
F Sig.
Motivasi Berwirausaha
Kemandirian Between
Groups Combined
2,719 ,000
Linearity 21,204
,000 Deviation
from Linearity
1,979 ,013
Within Groups Total
Berdasarkan data pada tabel 10, diketahui nilai taraf signifikansi dari kedua variabel adalah 0,000 0,05. Dapat disimpulkan bahwa pola
distribusi data kedua variabel cenderung linier.
2. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara kemandirian dan motivasi berwirausaha. Semakin positif
kemandirian yang dimiliki semakin tinggi tingkat motivasi berwirausaha. Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan uji korrelasi Spearman Rho dengan taraf signifikansi 0,05 maka hipotesis diterima, sedangkan apabila signifikansi 0,05 hipotesis di
tolak
Tabel 11
Correlations
Kemandirian Motivasi
Berwirausaha Spearmans
rho Kemandirian
Correlation Coefficient
1,000 ,228
Sig. 1- tailed
,011 N
100 100
Motivasi Berwirausaha
Correlation Coefficient
,228 1,000
Sig. 1- tailed
,011 N
100 100
Tabel 12 Koefisien Korelasi
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah 0,20
– 0,399 Rendah
0,40 – 0,599
Cukup 0,60
– 0,799 Kuat
0,80 – 1,000
Sangat kuat
Penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada tabel 11, diperoleh nilai signifikansi sebesar
p=0,011 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua variabel memiliki hubungan yang positif. Selain itu, bila dilihat dari tabel 12, nilai
koefisien korelasi pada variabel kemandirian dan motivasi berwirausaha rendah, yakni 0,228. Hasil tersebut menunjukkan bahwa adanya hubungan
positif dan rendah antara kemandirian dan motivasi berwirausaha.
E. PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemandirian dan motivasi berwirausaha. Berdasarkan hasil uji hipotesis kemandirian dan
motivasi berwirahusaha mengunakan Spearman diperoleh p=0,011 0,05 dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,228. Apabila nilai Sig. 0,05 maka
hipotesis diterima, sebaliknya apabila nilai Sig. 0,05 maka hipotesis ditolak. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan
signifikan antara kemandirian dan motivasi berwirausaha. Dari hasil uji one sample t-test pada variabel kemandirian, hasil
menunjukkan bahwa skor mean empirik lebih kecil daripada skor mean teoritik 32,27 35. Hal ini berarti bahwa subjek memiliki kemandirian yang rendah.
Menurut Muhamad Ali dan Muhamad Asrosri dalam Widaati, 2015 salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemandirian dalam penelitian ini adalah
sistem kehidupan di masyarakat yang menekankan pentingnya hirarki struktur sosial dan kurang menghargai manifestasi potensi individu. Hal ini di dukung
oleh Tantra 2011 sebagai pemerhati sosial-agama IKIPN Singaraja Bali, rendahnya kemandirian dapat terjadi karena adanya pengaruh nilai-nilai modern
yang lebih mementingkan status sosial dan materi. Pengejaran status menyebabkan muculnya mental bangsawan atau gengsi sehingga mulai adanya