20
5. Alat Peraga Montessori
a. Alat Peraga
Alat peraga adalah media alat bantu pembelajaran yang digunakan untuk memperagakan materi pembelajaran. Alat peraga mengandung pengertian bahwa
segala sesuatu yang masih bersifat abstrak, kemudia dikonkretkan dengan menggunakan alat agar dapat dijangkau dengan pikiran yang sederhana dan dapat
dilihat, dipandang, dan dirasakan Arsyad, 2014: 9. Sudono 2010:14 mengatakan bahwa alat peraga berfungsi untuk menerangkan atau memperagakan
suatu mata pelajaran dalam proses belajar mengajar. Menurut Sanaky 2013: 24-25 alat peraga adalah alat yang digunakan
untuk memperagakan atau alat memperjelas pelajaran yang memudahkan memberi pengertian kepada pembelajar dari perbuatan yang abstrak sampai pada
yang sangat konkret. Prastowo 2015: 297 mengatakan bahwa alat peraga pembelajaran adalah alat atau bahan yang digunakan siswa untuk membantu siswa
dalam meningkatkan keterampilan dan pegetahuannya, mengilustrasikan dan memantapkan pesan dan informasi dan menghilangkan ketegangan dan hambatan
dan rasa maslas siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa alat peraga adalah
alat bantu pembelajaran yang digunakan untuk memperjelas pengertian dari yang abstrak sampai pada yang konkret.
b. Alat Peraga Berbasis Metode Montessori
Alat peraga berbasis metode Montessori memiliki ciri-ciri yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan kontekstual. Ciri yang pertama
21
adalah menarik. Alat peraga dibuat untuk menarik perhatian dari siswa. Setelah siswa mulai tertarik dengan alat peraga, maka mereka akan belajar secara
mendalam Gutek, 2013: 235-239. Ciri yang kedua adalah bergradasi. Maksud dari bergradasi adalah alat
peraga yang mempunyai gradasi warna, kekerasan, berat, dan rangsangan- rangsangan yang dimunculkan oleh anak. Alat peraga dibuat untuk melatih indera
dan dapat digunakan untuk berbagai usia Gutek, 2013: 235-239. Ciri yang ketiga adalah auto-correction. Alat peraga Montessori memiliki
pengendali kesalahan. Hal tersebut dibuat dengan tujuan agar anak mengetahui kesalahan yang dibuat oleh dirinya sendiri selama menggunakan alat peraga tanpa
ada orang lain yang memberitahu Montessori, 2002: 171. Ciri keempat adalah auto-education. Alat peraga dalam pembelajaran
Montessori dibuat untuk mengembangkan kemampuan belajar mandiri tanpa ada campur tangan dari orang dewasa. Sehingga anak akan memperoleh pengalaman
pribadi dari hasil secara mandiri Montessori, 2002: 172-173. Ciri kelima adalah kontekstual. Montessori mengemukakan bahwa belajar
hendaknya disesuaikan dengan konteks Lillard, 2005: 32. Kontekstual yang dimaksud adalah dengan lingkungan yang ada disekitar anak sehingga alat peraga
yang digunakan dapat dibuat dengan menggunakan bahah-bahan di lingkungan sekitar.
Berdasarkan kelima ciri alat peraga berbasis metode Montessori dapat disimpulkan bahwa, alat peraga berbasis metode Montessori adalah alat peraga
yang memiliki ciri-ciri menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan
22
kontekstual. Peneliti mengembangan alat peraga sesuai dengan kelima ciri alat peraga Montessori. Alat peraga yang dikembangkan menarik karena dapat dilihat
dari bentuk dan warna. Alat peraga bergradasi dapat digunakan dengan melibatkan lebih dari satu indera, mempelajari beberapa kompetensi dasar, dan
digunakan untuk kemampuan yang berbeda. Terdapat pengendali kesalahan dimana guru dapat menemukan kesalahan yang dilakukan oleh siswa auto-
correction. Proses pembelajaran yang memungkinkan timbulnya pembelajaran sendiri tanpa didampingi oleh guru auto-education. Komponen alat peraga
menggunakan benda-benda yang sering dijumpai siswa dalam kehidupan sehari- hari kontekstual.
B. Penelitian yang Relevan