52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab 4 ini menguraikan penjelasan dari bab sebelumnya. Uraian tersebut terdiri dari hasil dan pembahasan.
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini akan membahas mengenai proses pengembangan dan kualitas alat peraga kartu abjad berbasis metode Montessori untuk latihan
membaca dan menulis permulaan. 1.
Proses Pengembangan Alat peraga kartu abjad berbasis metode Montessori untuk latihan
membaca dan menulis permulaan ini dilakukan berdasarkan langkah-langkah penelitan dan pengembangan Sugiyono 2010: 409 yang telah peneliti modifikasi
menjadi enam langkah yaitu 1 Potensi dan masalah, 2 Pengumpulan data, 3 Desain produk, 4 Validasi Produk, 5 Revisi produk, dan 6 Uji coba produk.
Berikut akan dijelaskan masing-masing dari hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh peneliti.
a. Potensi dan Masalah
Langkah pertama dari penelitian dan pengembangan Research and Development adalah memetakan potensi dan masalah. Penelitian dan
pengembangan dapat dimulai dari adanya potensi dan masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Akan tetapi,
53
apabila potensi tidak dimanfaatkan dengan baik akan menjadi sebuah masalah Sugiyono, 2015: 400-410.
Seperti halnya dengan penelitan dan pengembangan yang dilakukan oleh peneliti. Langkah awal peneliti adalah mengetahui potensi dan masalah yang
terkait membaca dan menulis permulaan. Membaca dan menulis permulaan merupakan dasar pengajaran yang pertama kali diajarkan guru kepada anak
sekolah dasar. Keterampilan pembelajaran menulis permulaan disajikan bersama dengan membaca permulaan sehingga sering di sebut dengan MMP Mustikowati,
Wijayanti Darmanto, 2016: 1. Potensi yang peneliti lihat adalah membaca dan menulis permulaan
merupakan dua aspek yang saling berkaitan dan tidak terpisahkan. Kedua aspek tersebut harus dikuasi oleh siswa SD di kelas rendah, karena akan dijadikan
sebagai dasar bagi kelas selanjutnya. Potensi tersebut disertai dengan adanya masalah yang terkait dengan membaca dan menulis permulaan. Masalah yang
terjadi yaitu siswa mengalami kesulitan dalam mengenal huruf. Siswa yang belum bisa mengenal semua huruf mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran di
kelas. Peneliti kemudian mencari penyebab munculnya masalah tersebut. Masalah bermunculan karena guru belum mampu menciptakan metode pembelajaran yang
dapat digunakan untuk membantu siswa berlatih membaca dan menulis. Melihat dari permasalahan yang bermunculan, maka peneliti akan membuat alat peraga
kartu abajd berbasis metode Montessori untuk membantu siswa yang kesulitan membaca dan menulis permulaan terutama dalam mengenal huruf.
54
b. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data sudah menggunakan triangulasi. Sugiyono 2015: 327 mengatakan bahwa triangulasi adalah teknik pengumpulan
data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Data yang diperoleh dalam teknik triangulasi
pengumpulan data adalah wawancara, observasi, dan kuesioner. Berikut ini adalah penjelasan dari pengumpulan data wawancara, observasi, dan kuesioner.
1. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terkait dengan membaca dan menulis permulaan. Penelitian ini menggunakan jenis
wawancara tidak berstrutur, akan tetapi peneliti menggunakan pedoman wawancara untuk acuan dalam melakukan wawancara. Sumber data untuk
menganalisis data wawancara berdasarkan tiga sumber, yaitu kepala sekolah, guru kelas I, dan siswa kelas I. Wawancara yang pertama dilakukan dengan
kepala sekolah. Hasil validasi peodoman wawancara disajikan pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
Ahli No. Item
Total Rerata
1 2
3 4
5 6
Guru 3
3 4
4 4
4 22
3,6
Berdasarkan tabel 4.1, hasil validasi pedoman wawancara kepala sekolah memperoleh rerata skor 3,6 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Oleh
karena itu, instrumen dinyatakan layak digunakan. Selain memberikan skor penilaian, ahli memberikan saran terhadap keseluruhan pertanyaan yang diajukan
55
oleh peneliti agar menjadi kalimat yang efektif. Komentar ahli mengenai pedoman wawancara kepala sekolah adalah instrumen pedoman wawancara
kepala sekolah sudah lengkap sehingga sudah layak untuk dipakai dan kalimat dan bahasa yang digunakan mudah dipahami
Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah SD Kanisius Gamping pada tanggal 27 Oktober 2016. Berikut hasil wawancara dengan kepala
sekolah yang dipaparkan dalam tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Wawancara Kepala Sekolah
No. Daftar Pertanyaan
Jawaban
1 Bagaimana
tanggapan BapakIbu mengenai pelajaran
Bahasa Indonesia? Pendidikan bahasa Indonesia pada
dasarnya mengacu pada materi-materi dasar yang harus disampaikan di SD.
Mestinya ketika di SD seharusnya guru harus jeli terhadap materi-materi yang
seharusnya perlu dipahami oleh anak- anak, karena akan menjadi dasar
pembelajaran di SD.
2 Bagaimana
tanggapan BapakIbu mengenai pelajaran
Bahasa Indonesia
terkait dengan
pengenalan huruf
abjad? Kalau
tanggapan saya
mengenai pelajaran bahasa Indonesia terkait
dengan pengenalan huruf itu materinya terlalu sedikit, karena yang dipelajari
mengenai huruf-huruf saja.
3 Apakah di sekolah terdapat alat
peraga untuk latihan membaca dan menulis permulaan?
Ada hanya saja alat peraga tidak ada disetiap kelas. Jika untuk pengenalan
huruf-huruf abjad hanya diletakkan di kelas II, untuk kelas I belum ada.
4 Jika ada, apa saja alat peraga
yang digunakan? Alat peraga yang digunakan itu
sebenarnya banyak, tetapi yang berada di kelas rendah itu ada papan huruf dari
a-z.
5 Apakah alat peraga tersebut
dibeli dari luar atau membuat sendiri?
Kalau alat peraga untuk sekolah pastinya membeli.
6 Apakah alat peraga dirawat
dengan baik? Ada beberapa alat peraga yang dirawat
seperti papan huruf yang diletakkan di kelas
rendah. Sedangkan
untuk potongan-potongan huruf banyak yang
hilang, karena tidak disimpan dikotak.
56
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan kepala sekolah menunjukkan bahwa ketersediaan alat peraga untuk latihan membaca dan menulis masih
terbatas. Alat peraga yang berada di sekolah khusus untuk pengenalan huruf belum ditempatkan dengan baik, hal tersebut dikarenakan banyaknya alat peraga
yang hilang. Wawancara yang kedua dilakukan dengan guru kelas I. Hasil validasi
peodoman wawancara disajikan pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru Kelas I
Ahli No. Item
Total Rerata
1 2
3 4
5 6 7 8 9 10 11
12
Guru 3
4 4
3 4
4 4 3 4 4
4 4
45 3,75
Berdasarkan tabel 4.3. hasil validasi pedoman wawancara guru kelas I memperoleh rerata skor 3,75 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Oleh
karena itu, instrumen dinyatakan layak digunakan. Selain memberikan skor penilaian, ahli memberikan saran terhadap setiap pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti agar menjadi kalimat yang efektif. Komentar ahli mengenai pedoman wawancara guru kelas I adalah instrumen pedoman wawancara sudah lengkap
sehingga sudah layak untuk dipakai dan kalimat dan bahasa yang digunakan mudah dipahami.
Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas I SD Kanisius Gamping pada tanggal 24 Oktober 2016. Berikut hasil wawancara dengan guru kelas I
yang di dipaparkan dalam tabel 4.4.
57
Tabel 4.4 Hasil Wawancara Guru Kelas I
No. Daftar Pertanyaan
Jawaban
1 Bagaimana proses
kegiatan belajar
mengajar di
kelas terutama
dalam latihan
membaca dan
menulis permulaan?
Untuk kegiatan membaca dan menulis di kelas I sudah mengenal huruf a-z,
kemudian berlatih membaca, dan menulis di buku tulis.
2 Apakah dalam proses belajar
mengajar di kelas, BapakIbu menggunakan alat peraga untuk
latihan membaca dan menulis permulaan?
Menggunakan alat peraga membaca dan menulis, karena untuk siswa kelas I
harus menggunakan alat peraga.
3 Apa alat peraga yang BapakIbu
gunakan? Yang digunakan seperti kartu huruf a-z
dan papan huruf. 4
Apakah alat peraga tersebut digunakan
siswa secara
individu atau kelompok? Kalau alat peraga digunakan siswa
secara individu, karena siswa masih perlu pendampingan dalam belajar
menggunakan alat peraga.
5 Apakah BapakIbu sering
mengggunakan alat peraga? Hanya kadang-kadang, sebenarnya ada
banyak kartu huruf a-z, tetapi banyak yang hilang dan tidak dimasukkan di
dalam kotak hanya ditumpuk saja.
6 Apakah BapakIbu mengalami
kesulitan dalam membimbing siswa dalam latihan membaca
dan menulis permulaan? Iya, terkadang merasa kesulitan dalam
membimbing siswa belajar membaca dan menulis di kelas.
7 Apa saja kesulitan yang dialami
BapakIbu ketika membimbing siswa dalam latihan membaca
dan menulis permulaan? Masih ada siswa yang belum bisa
membaca dan
menulis terutama
mengenal huruf a-z. 8
Berapa siswa yang benar-benar belum
bisa membaca
dan menulis
terutama mengenal
huruf a-z? Siswa yang belum bisa membaca dan
menulis terutama mengenal huruf a-z ada 2 siswa. Sedangkan ada 3 siswa
yang masih kesulitan membedakan huruf.
9 Apa
saja faktor
yang mempengaruhi
timbulnya permasalahan tersebut?
Siswa yang belum bisa membaca dan menulis kurang ditekankan dalam
pengenalan huruf. Kemudian minat siswa untuk berlatih membaca dan
menulis huruf masih kurang, sehingga mereka merasakan kesulitan ketika
proses pembelajaran di dalam kelas.
10 Apa saja bentuk kesulitan yang
dialami siswa? Kesulitan siswa dalam hal membaca,
yaitu salah mengucapkan bunyi huruf. Sedangkan dalam hal menulis, ada
58
yang masih kesulitan membedakan huruf p, q, d, b, m, n, u, huruf sering
terbolak-balik, dan bahkan ada yang belum mengenal semua huruf-huruf.
11 Apa
saja faktor
yang mempengaruhi
timbulnya permasalahan tersebut?
Siswa kurang ditekankan dalam hal pengenalan
huruf sehingga
ada beberapa huruf yang mereka sulit untuk
dibedakan dan latihan untuk membaca dan menulis huruf masih kurang.
12 Bagaimana
cara BapakIbu
untuk mengatasi
kesulitan- kesulitan tersebut?
Mengajarkan cara mengucapkan bunyi setiap huruf dan melatih mereka
menulis huruf. Biasanya dicontohkan bentuk huruf dengan menuliskan huruf
dipapan tulis, lalu siswa tinggal melihat dan menuliskan di buku tulis mereka.
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan guru kelas I menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis huruf dan
ketersediaan alat peraga di kelas masih terbatas, banyaknya alat peraga yang hilang dan tidak ditempatkan dengan baik serta alat peraga belum digunakan
dengan maksimal karena alat peraga jarang digunakan oleh guru. Wawancara yang ketiga dilakukan dengan siswa kelas I. Hasil validasi
pedoman wawancara disajikan pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa Kelas I
Ahli No. Item
Total Rerata
1 2
3 4
5
Guru 4
4 3
3 3
17 3,4
Berdasarkan tabel 4.5 hasil validasi pedoman wawancara siswa kelas I memperoleh rerata skor 3,4 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Oleh
karena itu, instrumen dinyatakan layak digunakan. Selain memberikan skor penilaian, ahli memberikan saran terhadap setiap pertanyaan yang diajukan oleh
59
peneliti agar menjadi kalimat yang efektif. Komentar ahli mengenai pedoman wawancara siswa kelas I adalah instrumen pedoman wawancara sudah lengkap
sehingga sudah layak untuk dipakai dan kalimat dan bahasa yang digunakan mudah dipahami
Peneliti melakukan wawancara dengan siswa kelas I SD Kanisius Gamping pada tanggal 5 November 2016. Berikut hasil wawancara dengan siswa
kelas I yang dipaparkan dalam tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Wawancara Siswa Kelas I
No. Daftar Pertanyaan
Jawaban
1 Apakah kamu suka pelajaran
bahasa Indonesia? Iya, suka pelajaran bahasa Indonesia
2 Apakah di kelasmu terdapat
kartu huruf
untuk latihan
membaca dan menulis? Tidak ada
3 Apakah kamu menginginkan
ada kartu huruf untuk latihan membaca dan menulis?
Iya, ingin sekali
4 Apakah kamu masih kesulitan
dalam mengucapkan
bunyi huruf?
Masih ada, tapi cuma dikit-dikit
5 Apakah kamu masih kesulitan
dalam menuliskan huruf? Iya, masih kesulitan. Soalnya masih
ada huruf yang tidak bisa dibedakan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas I menunjukkan bahwa ketersediaan alat peraga di kelas belum ada dan masih kesulitan membedakan
huruf-huruf. Hasil wawancara kepala sekolah, guru kelas I, dan siswa kelas I, dapat
dilihat dalam gambar 4.1 yang memperlihatkan triangulasi data dari ketiga sumber tersebut.
60
Gambar 4.1. Triangulasi Sumber Data Wawancara Berdasarkan gambar 4.1 mengenai triangulasi sumber data wawancara,
dapat diketahui bahwa ketersediaan alat peraga di SD Kanisius Gamping masih terbatas, banyak yang hilang sehingga untuk latihan membaca dan menulis huruf
jarang menggunakan alat peraga. Hal tersebut membuat siswa masih kesulitan dalam membaca dan menulis terutama huruf.
2. Observasi
Pengumpulan data selanjutnya dilakukan dengan melakukan observasi di kelas I ketika pembelajaran bahasa Indonesia. Observasi dilakukan untuk
melihat ketersediaan alat peraga di kelas dan pembelajaran membaca dan menulis di SD Kanisius Gamping. Peneliti menggunakan observasi tidak
berstruktur, akan tetapi peneliti menggunakan pedoman observasi sebagai acuan untuk melakukan pengamatan. Sebelumnya pedoman observasi divalidasi
61
terlebih dahulu oleh ahli. Hasil validasi pedoman observasi dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.7 Hasil Validasi Observasi oleh Ahli
Ahli No. Item
Total Rerata
1 2
3 4
5
Guru 4
4 3
4 4
19 3,8
Berdasarkan tabel 4.7 hasil validasi observasi memperoleh rerata skor sebesar 3,8 yang artinya pedoman observasi sudah masuk dalam kategori sangat
baik. Oleh karena itu, pedoman observasi dinyatakan valid dan layak digunakan. Setelah pedoman observasi divalidasi, peneliti melakukan observasi di kelas I
untuk melihat proses pembelajaran membaca dan menulis dan ketersediaan alat peraga di kelas. Observasi dilakukan pada tanggal 13 Agustus 2016. Berikut ini
adalah hasil observasi yang dilakukan penelitin. Tabel 4.8 Hasil Observasi
No. Aspek yang dinilai
Ya Tidak
Catatan
1 Adanya alat peraga
yang digunakan untuk latihan membaca dan
menulis permulaan. √
Ada kartu huruf a-z dan papan huruf yang digunakan
untuk latihan membaca dan menulis.
2 Guru
menggunakan alat
peraga untuk
latihan membaca dan menulis permulaan di
kelas. √
Guru sedang
tidak menggunakan alat peraga.
Guru melatih siswa belajar membaca
dan menulis
menggunakan papan tulis. 3
Guru menjelaskan
cara penggunaan alat peraga untuk latihan
membaca dan menulis permulaan di kelas.
√ Mengenalkan huruf dengan
cara menulis di papan tulis dan
menyebutkan bunyi
huruf tersebut. 4
Siswa melakukan
kesalahan dalam
membaca huruf. √
Siswa salah mengucapkan bunyi huruf, huruf “m”
dibaca “en” dan huruf “o” dibaca “u”.
62
5 Siswa melakukan
kesalahan dalam menulis huruf.
√ Siswa
kesulitan membedakan huruf “m” dan
“n”, “p” dan “q”, “d” dan “b”, bahkan ada dua siswa
yang masih bertanya kepada guru cara menulis huruf.
Huruf yang ditanyakan “s”, “r”, “g”.
Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh, peneliti menyimulkan bahwa ketersediaan alat peraga di kelas masih terbatas dan jarang digunakan. Guru
belum menggunakan alat peraga untuk latihan membaca dan menulis huruf- huruf. Guru melatih siswa membaca dan menulis huruf dengan cara menulis di
papan tulis dan mengucapkan bunyi huruf tersebut. 3.
Analisis Kebutuhan Pengumpulan data tahap ketiga berupa kuesioner analisis kebutuhan guru
dan kuesioner validasi produk. Pengumpulan data dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan berupa karakteristik siswa dan karakteristik alat peraga. Analisis
karakteristik siswa dilakukan berdasarkan observasi pembelajaran. a.
Analisis Karakteristik Siswa Karakteristik siswa dianalisis berdasarkan observasi pembelajaran bahasa
Indonesia di kelas I SD Kanisius Gamping. Hasil dari observasi menujukkan bahwa guru meminta siswa untuk menyalin huruf yang sudah ditulis di papan
tulis dan mendengarkan cara mengucapkan bunyi hurufnya. Guru kemudian meminta siswa untuk berlatih dengan menghubungkan garis putus-putus yang
membentuk pola huruf. Peneliti mengamati bahwa kegiatan yang dilakukan oleh guru belum tentu cukup untuk melatih siswa membaca dan menulis huruf. Siswa
63
membutuhkan bimbingan khusus dengan menggunakan alat peraga yang mampu membantu cara membaca dan menulis yang benar. Karakteristik tersebut menjdai
pertimbangan bagi peneliti dalam membuat kuesioner dan wawancara analisis kebutuhan.
b. Analisis Karakteristik Alat Peraga
Alat peraga Montessori memiliki lima karakteristik yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan kontekstual. Ciri menarik,
dilihat dari warna dan bentuk bagi siswa. Ciri bergradasi, dilihat dari penggunaan indera dalam penggunaan alat peraga dan dapat digunakan untuk berbagai usia.
Ciri auto-correction, dengan alat peraga tersebut siswa dapat menemukan kesalahannya sendiri dan memperbaiki sendiri. Ciri auto-education, melalui alat
peraga tersebut dapat membentuk pembelajaran secara mandiri. Ciri kontekstual, dilihat dari penggunaan benda konkret mainan alfabet yang pernah dijumpai
siswa di lingkungan sekitar. Oleh karena itu, dengan adanya lima karakteristik akan dijadikan acuan dalam pembuatan kuesioner dan wawancara analisis
kebutuhan. c.
Data Analisis Kebutuhan Guru Instrumen yang digunakan dalam analisis kebutuhan adalah kuesioner.
Kuesioner digunakan untuk guru dan jumlah pertanyaan yang dikembangkan oleh peneliti sebanyak 10 pertanyaan. Instrumen analisis kebutuhan dapat
dipergunakan setelah melalui tahap validasi untuk menguji kelayakan instrumen. Instrumen analisis kebutuhan divalidasi oleh ahli Bahasa Indonesia. Berikut
adalah hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk guru.
64
Tabel 4.9 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru
Ahli No. Item
Total Rerata
Bahasa Indonesia
1 2
3 4 5 6
7 8
9 10 4
4 4
4 3 4 3
4 4
4 38
3,8 Berdasarkan tabel hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru oleh
ahli, didapatkan rerata skor sebesar 3,8. Rerata skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak
digunakan. Ahli Bahasa Indonesia memberikan komentar terhadap kuesioner tersebut. Komentar dari ahli dijadikan sebagai bahan untuk melakukan perbaikan
terhadap instrumen analisis kebutuhan guru. Berikut adalah komentar dari ahli Bahasa Indonesia yang disajikan pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Perbaikan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru berdasarkan Komentar dari Ahli Bahasa Indonesia
No. Item
Sebelum Perbaikan Komentar Ahli
Sesudah Perbaikan 5
Menurut BapakIbu
apakah pemberian
warna pada alat peraga membuat
lebih menarik?
Perhatikan penempatan
tanda baca. Menambahkan
tanda baca “koma ,” setelah BapakIbu,”
Menurut BapakIbu,
apakah pemberian
warna pada alat peraga membuat
lebih menarik?
6 Menurut
BapakIbu apakah bentuk alat
peraga dapat menarik minat
siswa untuk
menggunakannya? Perhatikan
penempatan tanda baca. Menambahkan
tanda baca “koma ,” setelah BapakI
bu,” Menurut
BapakIbu, apakah bentuk alat
peraga dapat menarik minat
siswa untuk
menggunakannya? 7
Menurut BapakIbu
bagaimana salah satu kriteria dari sebuah
alat peraga yang baik berdasarkan
fungsinya? Perhatikan
penempatan tanda baca. Menambahkan
tand a baca “koma ,”
setelah BapakIbu,” Menurut
BapakIbu, bagaimana salah satu
kriteria dari sebuah alat peraga yang baik
berdasarkan fungsinya?
9 Menurut
BapakIbu seperti apa kriteria
alat peraga latihan membaca dan menulis
permulaan? Perhatikan
penempatan tanda baca. Menambahkan
tanda baca “koma ,” setelah BapakIbu,”
Menurut BapakIbu,
seperti apa kriteria alat peraga
latihan membaca dan menulis
permulaan?
65
Berdasarkan tabel 4.10 peneliti merangkum hasil komentar dari ahli dan melakukan perbaikan dari saran dan komentar yang telah diberikan. Hasil
analisis kuesioner kebutuhan guru dibuat berdasarkan hasil modifikasi dari hasil kuesioner analisis kebutuhan guru dari Noi 2015 yang menggunakan lima
indikator yang sesuai dengan karakteristik Montessori yaitu, menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction, dan kontekstual. Setiap item pertanyaan
berhubungan dengan Matematika. Sedangkan hasil analisis kebutuhan yang dibuat oleh peneliti sesuai dengan Noi 2015 yang menggunakan lima indikator
dari karakteristik Montessori. Akan tetapi yang membedakan terdapat pada setiap item pertanyaan, karena peneliti membahas mengenai membaca dan menulis
permulaan. Berikut ini adalah hasil analisis kuesioner kebutuhan guru yang dibuat oleh peneliti mengenai membaca dan menulis permulaan yang dapat
dilihat pada tabel 4.11. Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru
N o
Indikator Item Pertanyaan
Jawaban Responden
1 Auto-
educatio n
1. Apakah BapakIbu pernah menggunakan
alat peraga untuk latihan membaca dan menulis permulaan?
√ Pernah Sebutkan alat peraga yang digunakan dan
berikan penjelasan
……………………………………… Beberapa
jenis huruf di tempat
pada sebuah
bidang berbagai
bentuk
… Tidak pernah Alasan :
……………………………………… -
2. Apakah alat peraga yang BapakIbu
gunakan dapat membantu siswa berlatih membaca dan menulis secara mandiri?
√ Ya -
… Tidak -
66
2 Kontekst
ual 3.
Apakah BapakIbu pernah menggunakan benda-benda yang berasal dari lingkungan
sekitar untuk latihan membaca dan menulis?
√ Ya Alasan:
……………………………………… Pernah
menggunakan bahan dari pelepah
pisang,
daun, buah-buahan
… Tidak Alasan:
…………………………………… -
4. Manakah bahan pembuatan alat peraga
yang BapakIbu suka? … Kayu
- … Besi
- √ Kertas
√ Plastik … Lainnya,
Sebutkan………………………………… ……..
jawaban boleh lebih dari satu Benang, buah-
buahan
3 Menarik 5.
Menurut BapakIbu apakah pemberian warna pada alat peraga membuat lebih
menarik? √ Ya
- … Tidak
- 6.
Menurut BapakIbu apakah bentuk alat peraga dapat menarik minat siswa untuk
menggunakannya? √ Ya
- … Tidak
- 4
Bergrada si
7. Menurut BapakIbu bagaimana salah satu
kriteria dari sebuah alat peraga yang baik berdasarkan fungsinya?
… 1 alat peraga hanya untuk 1 materi Alasan
……………………………………… -
√ 1 alat peraga untuk lebih dari 1 materi
Alasan
…………………………………… Dalam
belajar selalu
berkaitan dengan
materi yang lain, tidak
hanya satu materi
67
8. Apakah alat peraga yang digunakan
BapakIbu melibatkan lebih dari satu indera?
√ Ya Alasan
……………………………………… Melihatkan lebih
dari satu indera Melihat,
memegang, berbicara
… Tidak Alasan
……………………………………… -
5 Auto-
correctio n
9. Menurut BapakIbu seperti apa kriteria
alat peraga latihan membaca dan menulis permulaan?
√ Dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri.
Alasan: ………………………………………
Sederhana, jelas, menarik,
dan warna jelas
… Tidak dapat membantu siswa menyadari
kesalahannya sendiri. Alasan:
……………………………………… -
10. Apakah penggunaan alat peraga untuk
latihan membaca dan menulis permulaan dapat membantu siswa untuk menemukan
jawaban yang benar? √ Ya
- … Tidak
Pilih salah satu -
d. Data Analisis Kebutuhan Siswa
Selain kuesioner analisis kebutuhan guru, terdapat analisis kebutuhan untuk siswa berupa wawancara. Pedoman wawancara untuk siswa juga
divalidasi terlebih dahulu oleh ahli. Hasil validasi wawancara analisis kebutuhan untuk siswa dalam tabel 4.12.
Tabel 4.12. Hasil Validasi Wawancara Analisis untuk Kebutuhan Siswa
Ahli No. Item
Total Rerata
Bahasa Indonesia
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
3 3
4 3
4 3
4 3
3 3
33 3,3
68
Berdasarkan tabel hasil validasi wawancara analisis kebutuhan siswa oleh ahli, didapatkan rerata skor sebesar 3,3. Rerata skor tersebut termasuk dalam
kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan. Ahli Bahasa Indonesia memberikan komentar terhadap kuesioner
tersebut. Komentar dari ahli dijadikan sebagai bahan untuk melakukan perbaikan terhadap instrumen analisis kebutuhan guru. Berikut adalah komentar dari ahli
Bahasa Indonesia yang disajikan pada tabel 4.13. Tabel 4.13 Perbaikan Wawancara Analisis Kebutuhan untuk Siswa berdasarkan
Komentar dari Ahli Bahasa Indonesia No.
Item Sebelum Perbaikan
Komentar Ahli Sesudah Perbaikan
1 Apakah
BapakIbu gurumu
pernah menggunakan
alat peraga untuk latihan
membaca dan menulis permulaan?
Instrumen wawancara analisis
kebutuhan siswa secara umum
sudah baik dan layak digunakan.
Catatan: Saat
wawancara dengan anak kelas I,
pewawancara perlu
memberi keterangan- keterangan
supaya mudah dipahami anak
kelas I. Apakah
BapakIbu gurumu
pernah menggunakan
alat peraga kartu huruf
untuk latihan
membaca dan menulis permulaan?
2 Apakah
dengan menggunakan
alat peraga kamu merasa
lebih mudah untuk latihan membaca dan
menulis? Apakah
dengan menggunakan
alat peraga kartu huruf
kamu merasa lebih mudah untuk latihan
membaca
dan menulis?
Setelah instrumen wawancara analisis kebutuhan untuk siswa sudah diperbaiki, peneliti melakukan wawancara dengan siswa kelas I SD Kanisius
Gamping. Wawancara dilakukan pada tanggal 28 Januari 2017 kepada satu siswa perempuan. Hasil wawancara dipaparkan dalam tabel 4.14.
69
Tabel 4.14 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa
No. Daftar Pertanyaan
Jawaban
1 Apakah
BapakIbu gurumu
pernah menggunakan
alat peraga
kartu huruf
untuk latihan membaca dan menulis
permulaan? Belum pernah membawa huruf-huruf
yang digunakan latihan membaca dan menulis waktu dikelas
2 Apakah dengan menggunakan
alat peraga kartu huruf kamu merasa lebih mudah untuk
latihan membaca dan menulis? Iya, sangat mudah. Soalnya bisa
digunakan untuk membaca dan menulis huruf.
3 Apakah
kamu pernah
menggunakan benda-benda
yang ada disekitarmu untuk latihan membaca dan menulis?
Iya pernah sekali. Biasanya sering menyebutkan nama benda-benda yang
ada di rumah dan di sekolah
4 Dari bahan pembuatan alat
peraga seperti kayu, kertas, dan plastik,
manakah bahan
pembuatan alat peraga yang kamu suka?
Saya lebih suka kayu.
5 Apakah pemberian warna pada
alat peraga membuat lebih menarik?
Iya, soalnya tambah menjadi bagus dan cerah.
6 Apakah bentuk alat peraga
yang kamu suka? Yang aku suka bentuknya kotak.
7 Apakah kamu menginginkan alat peraga yang melibatkan
lebih dari satu indera? Iya, ingin sekali.
8 Apakah kamu menginginkan
alat peraga
yang dapat
digunakan untuk belajar lebih dari satu materi?
Iya, aku menginginkan.
9 Apakah dengan menggunakan alat
peraga, kamu
dapat menemukan
kesalahanmu sendiri ketika latihan mebaca
dan menulis? Iya, dapat menemukan kesalahan aku
sendiri.
10 Apakah dengan menggunakan alat
peraga, kamu
dapat menemukan cara yang benar
ketika belajar membaca dan menulis?
Iya dapat menemukan cara yang benar.
70
c. Desain Produk
Desain produk yang dikembangkan berupa alat peraga berbasis metode Montessori. Produk ini disusun berdasarkan latar belakang yang ada. Produk yang
akan dihasilkan adalah produk yang mengadopsi dari alat peraga Montessori yaitu Sandpaper Letters dan I Spy. Peneliti mengabungkan alat peraga Sandpaper
Letters dan I Spy, sehingga menjadi sebuah produk berupa kartu abjad berbasis metode Montessori untuk latihan membaca dan menulis permulaan untuk kelas I
SD. Setelah itu peneliti menentukan bagian-bagian alat peraga yang terdiri dari: papan huruf, kartu huruf, kartu gambar, benda konkret mainan alfabet, tongkat
kayu, petunjuk penulisan huruf, buku petunjuk penggunaan alat peraga, karpet sebagai alas, dan kotak sebagai wadah penyimpanan. Berikut ini akan dipaparkan
gambar bagian-bagian alat peraga.
Gambar 4.2. Papan Huruf Keterangan:
a : lebar papan berukuran 12 cm
b : panjang papan berukuran 15 cm
c : huruf dibuat dari pasir pantai
d : papan biru vokal dan papan merah konsonan
71
Pembuatan papan huruf dibuat dengan menggunakan kayu berukuran 12 cm x 15 cm dengan ketebalan 1 mili. Selanjutnya menyiapkan pasir pantai
berwarna putih dan lem fox lem kayu. Kedua bahan tersebut dicampur dan ditambahkan air sedikit. Bahan yang sudah tercampur, sedikit demi sedikit
dimasukkan ke dalam papan yang sudah membentuk huruf. Supaya papan huruf lebih menarik, dicat dengan warna biru dan merah. Warna biru untuk huruf vokal
dan warna merah untuk huruf konsonan. Barulah dijemur diterik matahari agar kering. Hasilnya huruf akan menjadi kasar, sehingga dapat digunakan untuk
meraba dan tidak melukai tangan ketika meraba.
Gambar 4.3. Kartu Huruf Keterangan:
a : lebar kartu huruf berukuran 6 cm
b : panjang kartu huruf berukuran 5,5 cm
c : kartu kartu huruf biru vokal dan huruf merah konsonan
Kartu huruf dibuat dengan menggunakan bahan kertas ivory 260 yang tebal. Sebelumnya untuk membuat tulisan huruf langkah pertama membuka word
dan membuat tabel, langkah kedua mengetik huruf a-z di tabel dengan ukuran huruf 250. Huruf konsonan dan huruf vokal dibedakan berdasarkan warna.
72
Warna Huruf konsonan untuk huruf vokal dan huruf konsonan berwarna merah. Barulah huruf dicetak dan sekaligus dipotong-potong.
Gambar 4.4. Kartu Gambar Keterangan:
a : Lebar kartu huruf berukuran 9 cm
b : Panjang kartu huruf berukuran 6,5 cm
Kartu gambar dibuat dengan menggunakan kertas ivory 260. Awalnya mencari gambar yang pernah dijumpai anak-anak di lingkungan sekitar. Gambar
yang dipilih disesuaikan dengan karakter anak-anak. Gambar yang digunakan mewakili huruf a-z, yaitu a-ayam, b-burung, c-capung, d-dadu, e-ember, f-
flamingo, g-gajah, h-harimau, i-ikan, j-jeruk, k-kursi, l-lampu, m-meja, n-nanas, o-obat, p-palu, q-quokka, r-rusa, s-sapi, t-topi, u-udang, v-vas, x-xray, y-yoyo,
dan z-zebra.
73
Gambar 4.5. Benda Konkret Mainan Alfabet Benda-benda mainan alfabet terbuat dari bahan plastik. Mainan tersebut
dapat dicari di toko mainan. Mainan yang dipilih adalah mainan yang pernah dijumpai anak-anak. Jika menggunakan benda-benda mainan alfabet dapat
mempermudah anak mengenal nama-nama benda-benda tersebut. Mainan tersebut mewakili huruf a-apel, b-belimibing, i-ikan, g-gitar, j-jeruk, k-kursi, m-monyet, p-
isang, s-sisir, z-zebra.
Gambar 4.6 Tongkat Kayu Tongkat kayu digunakan untuk melatih menulis di papan huruf. Sebelum
siswa menggunakan pensil untuk menulis, siswa dilatih menulis dengan menggunakan tongkat kayu. Tongkat kayu berukuran 23 cm. Tongkat kayu yang
74
digunakan terbuat dari bahan yang halus, sehingga tidak melukai siswa ketika belajar menulis.
Gambar 4.7 Petunjuk Penulisan Huruf Petunjuk penulisan huruf digunakan untuk belajar cara menuliskan huruf
dengan benar. Petunjuk penulisan huruf dibuat dengan sederhana, hasil tulisan yang diperoleh melalu tulisan tangan. Langkah pertama menyiapkan kertas asturo
berwarna putih lalu membuat kotak-kotak dengan ukuran 7 cm x 7cm. Langkah kedua menuliskan huruf lalu ditebalkan dengan spidol warna hitam. Langkah
ketiga membuat teknik penulisan huruf a-z dengan memberi keterangan berupa angka sesuai dengan aturan penulisan setiap huruf.
75
Gambar 4.8 Buku Petunjuk Penggunaan Alat Peraga Buku petunjuk penggunaan alat peraga diperuntukkan untuk guru. Buku
ini berisi langkah-langkah menggunakan alat peraga kartu abjad berbasis metode Montessori untuk latihan membaca dan menulis permulaan. Sampul buku dicetak
menggunakan bahan kertas tebal ivory-260, sedangkan pada bagian langkah- langkah penggunaan alat peraga dicetak dengan menggunakan bahan kertas tipis
yang berwarna supaya menjadi lebih menarik.
Gambar 4.9 Karpet Sebagai Alas Karpet digunakan sebagai alas ketika menggunakan alat peraga. Ketika
menggunakan alat peraga, siswa akan berada di area dalam karpet.
76
d. Validasi Produk
Validasi produk merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk sudah efektif digunakan. Pada validasi ini dilakukan dengan
menghadirkan beberapa pakar yang sudah berpengalaman untuk menilai produk yang baru dirancang, sehingga diketahui kelemahan dan kekuatannya. Peneliti
melakukan validasi dengan tiga gelombang. Validasi pertama dilakukan pada tanggal 22 Maret 2017 oleh seorang dosen yang berkompeten dalam bidang
Bahasa dan Sastra Indonesia. Pada tahap kedua dilakukan pada tanggal 28 Maret 2017 oleh seorang dosen yang berkompeten dalam bidang Montessori. Lalu
validasi tahap ketiga dilakukan pada tanggal 25 Maret 2017 oleh guru kelas I di SD Kanisius Gamping. Sebelum instrumen kuesioner validasi produk digunakan,
terlebih dahulu divalidasi oleh ahli. Berikut adalah tabel 4.15 hasil validasi kuesioner validasi produk berikut.
Tabel 4.15 Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli
Ahli No. Item
Total Rerata
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11
Dosen 3 3
3 3
4 3
3 4
4 3
3 36
3,27 Berdasarkan tabel hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli,
didapatkan rerata skor sebesar 3,27. Rerata skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan.
Ahli memberikan komentar terhadap kuesioner validasi produk tersebut. Komentar dari ahli dijadikan sebagai bahan untuk melakukan perbaikan terhadap instrumen
77
kuesioner validasi produk tersebut. Berikut adalah komentar dari ahli yang disajikan pada tabel 4.16.
Tabel 4.16 Perbaikan Kuesioner Validasi Produk Berdasarkan Komentar dari Ahli
No. Item
Sebelum Perbaikan Komentar
Ahli Sesudah Perbaikan
1 Warna
alat peraga
kartu abjad
menimbulkan ketertarikan
siswa untuk belajar.
Apa yang dimaksud
dengan menarik?
Warna alat peraga menimbulkan ketertarikan siswa untuk belajar.
2 Bentuk
alat peraga
menimbulkan ketertarikan
siswa untuk
menggunakannya. Apa yang
dimaksud dengan
menarik? Bentuk alat peraga menimbulkan
ketertarikan siswa untuk menggunakannya.
Setelah instrumen kuesioner validasi produk sudah diperbaiki, peneliti melakukan validasi dengan tiga ahli. Berikut adalah tabel 4.17 hasil validasi
produk dari ahli bahasa, ahli Montessori dan guru kelas I. Tabel 4.17 Hasil Validasi Produk Alat Peraga oleh Ahli
Ahli No. Item
Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Bahasa
Indonesia 3 4 3 4 3 4 4 3 3
3 4
38 3,45
Montessori 4 4 4 3 4 2 2 4 3
4 3
37 3,36
Guru 4 4 3 3 3 4 4 4 3
4 4
40 3,63
Rerata 38,33
3,48 Berdasarkan penilaian dari ahli bahasa Indonesia memperoleh rerata skor
3,45. Jika dilihat dalam tabel 3.18, pengklasifikasikan skor ini termasuk dalam rentang skor
3,25 X ≤ 4,00. Rentang skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik sehingga alat peraga layak untuk digunakan. Penilaian dari ahli
Montessori memperoleh rerata skor 3,36. Jika dilihat dalam tabel 3.18,
78
pengklasifikasikan skor ini termasuk dalam rentang skor 3,25 X ≤ 4,00. Dengan
demikian, alat peraga yang telah dinilai oleh ahli Montessori termasuk dalam kategori sangat baik sehingga alat peraga layak untuk digunakan. Penilaian dari
guru kelas I SD memperoleh rerata skor 3,63. Jika dilihat dalam tabel 3.18, pengklasifikasikan skor ini termasuk dalam rentang skor
3,25 X ≤ 4,00. Dengan demikian, alat peraga yang telah dinilai oleh guru kelas I SD termasuk dalam
kategori sangat baik sehingga alat peraga layak untuk digunakan. Penilaian dari ahli bahasa Indonesia, ahli Montessori dan guru kelas I SD
diperoleh skor rerata sebesar 3,48. Jika dilihat dalam tabel 3.18, pengklasifikasikan skor ini termasuk dalam rentang skor
3,25 X ≤ 4,00. Rentang skor rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Oleh sebab itu, alat
peraga kartu abjad berbasis metode Montessori untuk latihan membaca dan menulis permulaan dinyatakan layak untuk diujicobakan kepada siswa.
e. Revisi Produk
Peneliti melakukan revisi desain ini berdasarkan komentar yang diberikan oleh tiga validator yaitu dosen PBSI ahli bidang Bahasa dan Sastra Indonesia,
dosen PGSD ahli dalam bidang Montessori, dan guru SD kelas I. Kesalahan dan kekurangan dalam produk pengembangan selanjutnya diperbaiki agar menjadi
produk berupa alat peraga kartu abjad berbasis metode Montessori untuk latihan membaca dan menulis permulaan yang lebih baik dari sebelumnya. Berikut adalah
tabel penjabaran komentar tiga validator beserta revisi yang dilakukan peneliti.
79
Tabel 4.18 Komentar Validator beserta Revisiannya No
Validasi Komentar
Revisi 1
Ahli Bahasa Indonesia
Perlu ada
tambahan media untuk
mengajarkan membaca.
Misalnya dengan
menggunakan audio
visual berupa rekaman
suara cara
membaca huruf. Menambahkan rekaman suara cara
mengucapkan bunyi
huruf a-z.
Rekaman suara
akan digunakan
sebelum siswa belajar mengucapkan bunyi huruf. Rekaman suara digunakan
untuk melatih indra pendengaran siswa serta untuk membantu siswa mengingat
cara mengucapkan bunyi huruf.
2 Ahli
Montessori Perlu
kunci jawaban
di bagian belakang
kartu gambar
yang digunakan sebagai
auto- correction dan
kemandirian Kartu gambar bagian depan
Kartu gambar bagian belakang terdapat huruf.
3 Guru SD
kelas I Bentuk
kartu untuk
menempatkan huruf
bisa dibuat
lebih Kotak kartu huruf tidak diubah dan
masih berbentuk
kotak, karena
disesuikan dengan kartu huruf yang berbentuk kotak.
80
bervariasi tidak hanya
kotak, dengan bentuk
bervarias anak- anak
bebas memilih sesuai
kesenangan masing-masing.
Berdasarkan tabel 4.19 dapat dijelaskan bahwa masukkan dari ahli Bahasa Indonesia terhadap produk yang dikembangkan oleh peneliti adalah
menambahkan media dalam kegiatan membaca, karena kegiatan membaca berhubungan dengan bunyi yang diucapkan. Ahli Bahasa Indonesia menyarankan
agar media yang digunakan berupa audio visual berupa rekaman suara cara mengucapkan bunyi huruf. Melihat dari hasil masukkan dari ahli, peneliti
membuat rekaman suara cara mengucapkan bunyi huruf a-z. Rekaman suara akan digunakan oleh siswa sebelum belajar mengucapkan bunyi huruf supaya dapat
melatih indera pendengaran dan membantu mengingat cara mengucapkan bunyi huruf. Namun terdapat kekurangan dalam rekaman yang peneliti buat, karena
dibuat kurang bervariasi dan tidak bisa digunakan siswa secara individu. Masukkan dari ahli Montessori berhubungan dengan karakteristik
Montessori yaitu auto-correction. Auto-correction atau pengendali kesalahan yang dimunculkan dalam alat peraga yang peneliti kembangkan berupa
pendampingan guru. Jadi ketika siswa melakukan kesalahan, guru yang akan membetulkan kesalahan yang dilakukan siswa. Berdasarkan masukkan dari ahli
Montessori, perlu adanya kunci jawaban di bagian belakang kartu gambar yang digunakan sebagai auto-correction atau pengendali kesalahan. Oleh karena itu,
81
peneliti menggunakan masukkan dari ahli Montessori untuk menambahkan auto- correction berupa kunci jawaban yang terdapat di belakang kartu gambar.
Masukkan yang diberikan oleh guru belum dilakukan oleh peneliti, karena dari awal peneliti sudah menggunakan kartu berbentuk kotak sehingga wadah
yang digunakan untuk menempatkan kartu harus disesuikan dengan bentuk kotak. Saran peneliti untuk ke depannya, wadah yang digunakan untuk menempatkan
kartu dapat dibuat lebih bervariasi namun harus disesuaikan dengan bentuk kartu yang dibuat.
f. Uji Coba Produk
Desain produk yang telah direvisi kemudian diuji cobakan di SD Kanisius Gamping. Uji coba dilakukan pada lima siswa yang terdiri dari tiga perempuan
dan dua laki-laki. Kelima siswa tersebut dipilih berdasarkan saran dari guru dan observasi yang dilakukan peneliti. Uji coba pertama dilakukan pada tanggal 7
April 2007. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga, peneliti meminta masing-masing siswa untuk mengucapkan bunyi huruf
dan menuliskan huruf di selembar kertas yang sudah disediakan. Hasil yang diperoleh peneliti menunjukkan bahwa siswa masih melakukan kesalahan dalam
mengucapkan bunyi huruf dan hasil tulisan siswa tidak rapi serta cara menulis belum benar.
Pada uji coba kedua ini, siswa sudah menggunakan alat peraga kartu abjad berbasis metode Montessori untuk latihan membaca dan menulis permulaan.
Sebelum menggunaan alat peraga, siswa dikenalkan komponen yang terdapat
82
pada alat peraga mulai dari pengenalan papan huruf, kartu huruf, kartu gambar, penggunaan tongkat kayu, dan penggunaan benda konkret mainan alfabet.
Peneliti menjelaskan
kepada siswa
mengenai langkah-langkah
dalam menggunakan alat peraga. Selanjutnya guru meminta siswa untuk menggunakan
alat peraga seperti yang sudah dijelaskan. Hasil uji coba menunjukkan bahwa masing-masing siswa memiliki perbedaan ketika menggunakan alat peraga.
Peneliti menggunakan pedoman observasi untuk mendapatkan data siswa setelah menggunakan alat peraga. Kisi-kisi observasi setelah menggunakan alat peraga
dapat dilihat pada tabel 3.6 dan hasil observasi dapat dilihat pada lampiran halaman 144. Peneliti menjabarkan satu persatu data siswa setelah menggunakan
alat peraga, karena masing-masing siswa memiliki perbedaan saat menggunakan alat peraga. Berikut ini akan dijelaskan hasil masing-masing siswa ketika
menggunakan alat peraga.
Siswa yang pertama bernama OO. OO tertarik dengan menggunakan alat peraga, hal tersebut dapat dilihat dari reaksi pertama ketika melihat alat peraga.
OO memperlihatkan rasa senang dalam menggunakan alat peraga dan sangat antusias mendengarkan peneliti ketika menjelaskan langkah-langkah dalam
83
menggunakan alat peraga. Ketika menggunakan alat peraga, OO sudah mulai belajar sendiri tanpa bantuan peneliti. Peneliti melihat bahwa saat OO
menggunakan kartu huruf dan kartu gambar, rasa ingin tahunya sangat tinggi. OO mencari pada kartu gambar
yang diawali dengan huruf “s”. Setelah menemukannya, OO sangat senang karena sudah berhasil mencari gambar yang
berawalan huruf “s”.
Siswa yang kedua bernama Amel. Amel sangat senang sekali ketika diperlihatkan alat peraga. Hal tersebut terlihat dari semangatnya yang ingin belajar
menggunakan alat peraga. Ketika peneliti menjelaskan langkah-langkah menggunakan alat peraga, Amel sangat aktif sekali. Bahkan saat peneliti
menjelaskan, Amel mencoba untuk bertanya-tanya. Pada penggunaan alat peraga, Amel sudah dapat belajar sendiri tanpa bantuan peneliti. Peneliti melihat bahwa
dalam menggunakan kartu gambar, Amel menyebutkan satu persatu nama-nama gambar yang dihadapannya, karena ingin mencari gambar yang diawali dengan
huruf “i”.
84
Siswa yang ketiga bernama Nanda. Nanda memiliki reaksi yang biasa saat menggunakan alat peraga. Hal tersebut terlihat dari semangatnya yang kurang saat
menggunakan alat peraga. Nanda masih kebingungan untuk mencoba menggunakan alat peraga sesuai langkah-langkah yang ditunjukkan oleh peneliti.
Peneliti kemudian mendampinginya dan memberikan penjelasan secara pelan- pelan supaya mudah dimengerti. Penggunaan kartu huruf dan kartu gambar
membuat Nanda menjadi semangat kembali, karena dia senang menyebutkan nama-nama gambar yang berawalan dari huruf a sampai z.
Siswa yang keempat bernama Dimas. Pada gambar Dimas membawa kartu gambar. Dimas sangat senang ketika melihat alat peraga, hal tersebut dapat dilihat
dari raut wajahnya yang tersenyum. Penggunaan alat peraga membantu Dimas untuk belajar memecahkan masalah. Dia sangat senang menggunakan kartu
gambar, hal tersebut dapat dilihat ketika Dimas menyebutkan nama gambar yang
85
diawali dengan huruf “s”. Peneliti mencoba memberikan pertanyaan kepada Dimas supaya dapat memecahkan masalah sendiri dengan menggunakan kartu
gambar.
Siswa yang kelima bernama Quinsa. Siswa tersebut sangat antusias sekali menggunakan alat peraga, hal tersebut dapat dilihat dari keaktifan dia mencari
kartu gambar yang diawali dengan huruf “k”. Quinsa dapat mencari sendiri tanpa
bantuan guru. Quinsa menyebutkan satu persatu nama-nama gambar yang berada dihadapannya, setelah menemukan gambar yang diaw
ali dengan huruf “k” barulah kartu gambar tersebut ditempatkan di dekat kartu huruf.
Berdasarkan hasil penggunaan alat peraga yang dilakukan oleh kelima siswa menunjukkan bahwa, kelima siswa memiliki perbedaan ketika
menggunakan alat peraga. Masing-masing siswa mempunyai cara sendiri untuk menunjukkan reaksi saat menggunakan alat peraga. Melihat dari kegiatan siswa
menunjukkan bahwa, siswa terbantu untuk belajar membaca dan menulis huruf- huruf dengan menggunakan alat peraga yang mempunyai komponen di dalamnya.
86
B. Pembahasan