Prosedur Pengembangan METODE PENELITIAN

31

C. Prosedur Pengembangan

Prosedur penelitian dan pengembangan ini mengadopsi dari model Sugiyono 2010: 409-426 yang terdiri dari 10 langkah. Berikut adalah langkah- langkah tersebut. Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Sugiyono Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono terdiri dari 10 langkah, yaitu: dimulai dari adanya potensi dan permasalaha, kemudian peneliti mengumpulkan data yang berkaitan dengan potensi dan permasasalahan yang ada. Setelah data terkumpul dilanjutkan dengan membuat desain produk selanjutnya divalidasikan oleh para ahli. Desain produk yang telah divalidasi tersebut kemudian direvisi lalu diuji cobakan produknya. Selain diuji cobakan kemudian dilakukan revisi produk lagi, kemudian diuji cobakan pemakaian. Selanjutnya langkah yang perlu dilakukan adalah revsi produk dan diakhiri dengan produk massal. 32 Pada penelitian ini, peneliti memodifikasi langkah-langkah tersebut menjadi enam langkah agar sesuai dengan langkah peneliti yang dilakukan. Peneliti memodifikasi langkah penelitian menjadi enam langkah karena dalam pengembangan produk ini hanya dilakukan pada uji terbatas yaitu kelas I SD Kanisius Gamping. Keenam langkah tersebut meliputi 1 potensi masalah, 2 pengumpulan data 3 desain produk, 4 validasi desain, 5 revisi desain, dan 6 uji coba produk. Prosedur pengembangan dan penelitian ini dijelaskan dalam gambar berikut: Gambar 3.2 Prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan peneliti Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang digunakan oleh peneliti: 1. Potensi dan masalah Langkah pengembangan yang pertama, peneliti melihat potensi yang terkait dengan membaca dan menulis permulaan di sekolah dasar. Potensi yang ada adalah membaca dan menulis permulaan merupakan dua aspek yang harus 33 dikuasai di SD. Masalah yang dihadapi siswa adalah mengalami kesulitan membaca dan menulis terutama mengenal huruf. Peneliti kemudian mencari tahu penyebab muncul masalah tersebut. Masalah bermunculan karena guru belum mampu menciptakan metode pembelajaran untuk membantu siswa melatih membaca dan menulis. Peneliti melakukan identifikasi masalah dengan melakukan wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah, guru kelas I, dan siswa kelas I. Sedangkan observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran di kelas. 2. Pengumpulan data Pada tahap kedua, peneliti mengumpulkan data hasil wawancara, observasi, dan kuesioner. Wawancara dilakukan di kelas I sekolah dasar pada tanggal 24 Oktober 2016. Data awal yang diperoleh melalui wawancara tersebut dijadikan sebagai acuan dalam mempertimbangkan desain produk yang akan dikembangkan peneliti. Observasi dilakukan di kelas I pada tanggal 13 Agustus 2016 saat pelajaran Bahasa Indonesia. Pedoman observasi dibuat sebagai panduan ketika melakukan observasi di kelas. Langkah selanjutnya menyusun instrumen analisis kebutuhan berupa kuesioner dan wawancara. Wawancara ditunjukkan untuk mengambil data dengan siswa. Sedangkan kuesioner ditunjukkan untuk guru. Hasil analisis data terkait dengan karakteristik alat peraga Montessori dan karakteristik siswa. Instrumen sebelumnya divaliadsi oleh guru dari SD untuk mengetahui kelayakan instrumen. Setelah divalidasi, barulah peneliti melakukan revisi. Selanjunya instrumen analisis kebutuhan guru dan siswa yang sudah direvisi akan disebarkan kepada guru dan siswa. 34 3. Desain produk Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah alat peraga kartu abjad berbasis metode Montessori untuk latihan membaca dan menulis permulaan. Komponen dalam alat peraga terdapat papan huruf a-z, kartu huruf a-z, kartu gambar, benda konkret mainan alfabet, tongkat kayu, petunjuk penulisan huruf, dan buku petunjuk penggunaan alat peraga. Pengembangan alat peraga sesuai dengan lima karakteristik Montessori yang memiliki ciri-ciri menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction, dan kontekstual. 4. Validasi desain produk Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk secara rasional efektif utuk digunakan. Pada validasi ini dilakukan dengan menghadirkan beberapa pakar yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang. Produk hasil pengembangan akan divalidasi oleh ahli pembelajaran bahasa Indonesia, ahli pembelajaran Montessori, dan guru kelas I SD Kanisius Gamping. Validasi pertama dilakukan pada tanggal 22 Maret 2017 oleh seorang dosen yang berkompeten dalam bidang Bahasa dan Sastra Indonesia. Pada validasi tahap kedua dilakukan pada tanggal 28 Maret oleh seorang dosen yang berkompeten dalam bidang Montessori. Lalu validasi tahap ketiga dilakukan pada tanggal 25 Maret 2017 oleh guru kelas I di SD Kanisius Gamping. Selanjutnya, hasil validasi dianalisis sebagai pertimbangan revisi produk alat peraga. 35 5. Revisi desain produk Pada tahap ini, desain produk yang telah divalidasi oleh ahli bahasa Indonesia, ahli Montessori, dan guru kelas I SD Kanisius Gamping kemudian direvisi oleh peneliti. Kritikan dan masukkan yang diberikan oleh validator dijadikan sebagai acuan dalam merevisi desain produk alat peraga kartu abjad berbasis metode Montessori untuk latihan membaca dan menulis permulaan. 6. Uji coba produk Desain produk yang telah direvisi kemudian diuji cobakan kepada siswa kelas I SD Kanisius Gamping. Produk yang dibuat akan diujikan kepada lima siswa yang terdiri dari 2 laki-laki dan 3 perempuan. Dengan dilaksanakannya uji coba produk dapat mengetahui keefektifan alat peraga yang dikembangkan oleh peneliti. Berikut adalah langkah-langkah pengembangan yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini yang digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut. 36 Gambar 3.3 Langkah-langkah prosedur pengembangan yang digunakan peneliti 37

D. Teknik Pengumpulan Data