b. Hipertensi Sekunder yang telah diketahui penyebabnya. Terdapat sekitar 5-10 kasus. Pada sekitar 1-2 penyebabnya adalah
kelainan hormonal atau pemakain obat-obatan tertentu. Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder yaitu kelainan ginjal, sumbatan pada arteri
ginjal, koarktasio aorta, feokromositoma, hipertiroidisme, hipotiroidisme, sindrom Chusing, aldosteronisme, penggunaan obat-obatan Ruhyanudin,
2007. Menurut Susantry 2004 hipertensi sekunder atau hipertensi renal terjadi pada 5-10 yang penyebab fisiknya sudah diketahui, yaitu gangguan
hormonal, penyakit jantung, diabetes, ginjal, penyakit pembuluh darah atau juga berhubungan dengan kehamilan.
2.1.5 Klasifikasi Tekanan Darah
Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa menurut JNC VII terbagi menjadi kelompok normal, prehipertensi, hipertensi derajat satu dan dua.
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Umur
Kelompok Umur Hipertensi Bermakna
Hipertensi Berat
Neonatus -7 hari Neonates 8-30 hari
TD S ≥ 96 TD S ≥ 104
TD S ≥106 TD S ≥ 110
Bayi TD S ≥ 112
TD D ≥ 74 TD S ≥ 118
TD D ≥ 82 Anak-anak
TD S ≥ 116 TD D ≥ 75
TD S ≥ 124 TD D ≥ 84
Remaja TD S ≥ 122
TD D ≥ 78 TD S ≥ 130
TD D ≥ 86 Dewasa
TD S ≥ 136 TD D ≥ 86
TD S ≥ 144 TD D ≥ 92
Lansia TD S ≥ 142
TD D ≥ 92 TD S ≥ 150
TD D ≥ 98
Tabel 2.2 Klasifikasi Tekanan Darah
Klasifikasi tekanan darah
TD S mmHg TD D mmHg
Normal 120
80 Prehipertensi
120-139 80-89
Hipertensi derajat I 140-159
90-99 Hipertensi derajat II
≥160 ≥100
Tabel 2.3 Klasifikasi Tekanan Darah Berdasarkan Umur
Kelompok usia Normal mmHg
Hipertensi mmHg
Bayi Anak 7-11 tahun
Remaja 12-17 tahun Dewasa 20-45 tahun
45-65 tahun 65 tahun
8040 10060
11570 120-12575-80
135-14085 15085
9060 12080
13080 13590
14090-16095 16095
The Joint National Community on Preventation, Detection evaluation and treatment of High Blood Preassure dari Amerika Serikat dan badan dunia WHO
dengan International Society of Hipertention membuat definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah seseorang tekanan sistoliknya 140 mmHg atau lebih atau
tekanan diastoliknya 90 mmHg atau lebih atau sedang memakai obat anti hipertensi. Pada anak-anak, definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah lebih
dari 95 persentil dilihat dari umur, jenis kelamin, dan tinggi badan yang diukur sekurang-kurangnya tiga kali pada pengukuran yang terpisah Bakri, 2008.
2.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah
Menurut Kozier 2005, ada beberapa hal yang mempengaruhi tekanan darah, diantaranya adalah:
a. Umur Tingkat normal tekanan darah bervariasi sepanjang kehidupan.
Tingkat tekanan darah pada anak-anak atau remaja dikaji dengan
memperhitungkan ukuran tubuh dan usia. Sedangkan tekanan darah orang dewasa cenderung meningkat seiring dengan pertambahan usia. Penyakit
jantung dan pembuluh darah seperti hipertensi biasanya terjadi pada usia di atas 40 tahun Wiryowidagdo, 2002 dalam Agrina, 2011.
b. Jenis kelamin Hipertensi banyak diderita pada jenis kelamin laki-laki dikarenakan
laki-laki memiliki gaya hidup yang cenderung meningkatkan tekanan darah. Sejumlah fakta menyatakan hormon seks dapat mempengaruhi sistem renin
angiotensin. Pada perempuan risiko hipertensi akan meningkat setelah masa menopause yang menunjukkan adanya pengaruh hormon Julius, 2008.
c. Aktivitas fisik Aktivitas fisik sangat mempengaruhi stabilitas tekanan darah. Pada
orang yang tidak melakukan kegiatan fisik cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi. Hal tersebut mengakibatkan otot jantung
bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras usaha otot jantung dalam memompa darah, makin besar pula tekanan yang dibebankan pada
dinding arteri sehingga meningkatkan tahanan perifer yang menyebabkan kenaikan tekanan darah Sugiarto, 2007.
d. Kualitas tidur Kualitas tidur juga dapat menyebabkan meningkatnya tekanan darah,
karena kualitas tidur yang buruk dapat meningkatkan aktivitas dalam korteks otak dan menyebabkan otot-otot menjadi berkontraksi. Pada saat seseorang
mengalami gangguan tidur, jantung akan berdetak lebih cepat dan pembuluh darah akan mengalami vasokontriksi sehingga menyebabkan tekanan darah
meningkat Epstein, 2008.
2.1.7 Penatalaksanaan Hipertensi