b. Penatalaksanaan non farmakologis Menurut Dalimartha 2008, upaya pengobatan hipertensi dapat
dilakukan dengan pengobatan non farmakologis, termasuk mengubah gaya hidup yang tidak sehat. Penderita hipertensi membutuhkan perubahan gaya
hidup yang sulit dilakukan dalam jangka pendek. Oleh karena itu, faktor yang menentukan dan membantu kesembuhan pada dasarnya adalah diri sendiri.
2.2 Kualitas Tidur
2.2.1 Definisi Kualitas Tidur
Kualitas tidur adalah suatu keadaan tidur yang dijalani seorang individu untuk mendapatkan kesegaran dan kebugaran saat terbangun. Kualitas tidur
mencakup aspek kuantitatif dari tidur, seperti durasi tidur, latensi tidur serta aspek subjektif dari tidur. Kualitas tidur yang buruk sering dikaitkan dengan kesehatan
yang buruk Buysse, 2008. Menurut American Psychiatric Association 2000 dalam Wavy 2008,
kualitas tidur didefinisikan sebagai suatu fenomena kompleks yang melibatkan beberapa dimensi. Kualitas tidur meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif tidur,
seperti lamanya tidur, waktu yang diperlukan untuk bisa tertidur, frekuensi terbangun, dan aspek subjektif seperti kedalaman dan kepulasan tidur.
Menurut Lai 2001 dalam Wavy 2008, menyebutkan bahwa kualitas tidur ditentukan oleh bagaimana seseorang mempersiapkan pola tidurnya pada
malam hari seperti kedalaman tidur, kemampuan tinggal tidur, dan kemudahan untuk tertidur tanpa bantuan medis.
2.2.2 Fisiologi Tidur
Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur yang menghubungkan mekanisme serebral secara bergantian agar mengaktifkan dan menekan pusat otak
untuk dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis. Sistem pengaktivasi retikularis mengatur seluruh
tingkatan kegiatan susunan saraf pusat, termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. Pusat pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidur terletak dalam
mesensefalon dan bagian atas pons. Dalam keadaan sadar, neuron dalam Reticular Activating System RAS akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin
Hidayat, 2006. Tidur diatur oleh tiga proses, yaitu: mekanisme homeostasis, irama sirkadian dan irama ultradian.
a. Mekanisme homeostasis Mekanisme homeostasis merupakan sebuah mekanisme yang
menyebabkan seseorang terjaga dalam tidurnya Potter Perry, 2005. b. Irama Sirkadian
Irama sirkadian adalah pola bioritme yang berulang selama rentang waktu 24 jam. Fluktuasi dan prakiraan suhu tubuh, denyut jantung, tekanan
darah, sekresi hormon, kemampuan sensorik dan suasana hati tergantung pada pemeliharaan siklus sirkadian dalam 24 jam Potter Perry, 2005.
c. Irama Ultradian Irama ultradian merupakan kejadian berulang pada jam biologis yang
kurang dari 24 jam. Siklus ultradian pada tahap tidur terdapat dua tahapan yaitu REM dan NREM.
2.2.3 Tidur Berkualitas