atau tetap menyala. Suhu yang panas atau dingin menyebabkan klien mengalami kegelisahan. Beberapa orang menyukai kondisi tenang untuk tidur
dan ada yang menyukai suara untuk membantu tidurnya seperti dengan musik yang lembut Potter Perry, 2005.
e. Gaya hidup Seseorang yang sering berganti jam kerja dapat menyebabkan
terganggunya pola tidur, sebaiknya aktivitas tersebut diatur agar tidur bisa pada waktu yang tepat Mubarak, 2007. Menurut Rafiudin 2004, kebiasaan
mengkonsumsi kafein dan alkohol juga mempunyai efek insomnia. Makan dalam porsi besar, berat dan berbumbu pada makan malam juga menyebabkan
makanan sulit dicerna sehingga dapat mengganggu tidur.
2.2.5 Mekanisme Tidur
Tidur yang normal melibatkan dua fase yaitu gerakan bola mata cepat REM dan tidur dengan gerakan bola lambat NREM. Pada waktu REM jam
pertama prosesnya berlangsung lebih cepat dan menjadi lebih intens dan panjang saat menjelang pagi atau bangun. Pola tidur REM ditandai dengan adanya gerakan
bola mata yang cepat dan tonus otot yang sangat rendah Potter, 2005. Tidur diawali dengan fase NREM yang terdiri dari empat stadium, yaitu tidur stadium
satu, tidur stadium dua, tidur stadium tiga dan tidur stadium empat, lalu diikuti oleh fase REM Patlak, 2005. Fase NREM dan REM terjadi secara bergantian
sekitar empat sampai enam siklus dalam semalam Potter Perry, 2005. Tidur dibagi dalam empat stadium diantaranya :
a. Tidur stadium satu Pada tahap ini seseorang akan mengalami tidur yang dangkal dan dapat
terbangun dengan mudah oleh karena suara atau gangguan lain. Selama tahap pertama tidur, mata akan bergerak peralahan-lahan, dan aktivitas otot
melambat Patlak, 2005. Menurut Potter Perry 2005 pada tahap ini akan terjadi pengurangan aktivitas fisiologis yang dimulai dengan penurunan tanda-
tanda vital dan metabolisme secara bertahap. b. Tidur stadium dua
Biasanya berlangsung selama 10 hingga 25 menit. Denyut jantung melambat dan suhu tubuh menurun Smith Segal, 2010. Menurut Patlak
2005, pada tahap ini didapatkan gerakan bola mata berhenti. c. Tidur stadium tiga
Tahap tiga merupakan tahap awal tidur yang dalam, yang berakhir 15 hingga 30 menit. Pada tahap ini individu sulit untuk dibangunkan, dan jika
terbangun, individu tersebut tidak dapat segera menyesuaikan diri dan sering merasa bingung selama beberapa menit Smith Segal, 2010.
d. Tidur stadium empat Tahap ini merupakan tahap tidur yang paling dalam. Gelombang otak
sangat lambat. Aliran darah diarahkan jauh dari otak dan menuju otot, untuk memulihkan energi fisik Smith Segal, 2010. Menurut Potter 2005 pada
tahap ini akan sangat sulit dibangunkan. Jika terjadi kurang tidur, maka orang yang tidur akan mengahabiskan waktu tidur malam yang seimbang pada tahap
ini.
2.2.6 Pola Tidur Normal