2.2.3. Citra warna color image
Citra warna memiliki piksel dimana warna yang dimiliki oleh tiap piksel tersebut merupakan kombinasi dari tiga warna dasar, yaitu merah, hijau, dan biru. Tiap warna
dasar menggunakan 8 bit penyimpanan, sehingga tingkatan warna yang tersedia adalah 256. Jadi untuk tiga warna dasar pada setiap piksel memiliki kombinasi warna
sebanyak 2
24
atau sekitar 16777216 warna. Contoh citra warna ditunjukkan pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7. Citra warna
2.3. Pengolahan Citra
Pengolahan citra adalah metode yang digunakan untuk memproses atau memanipulasi citra digital sehingga menghasil citra baru Gonzales at al., 2002. Tujuan utama dari
pengolahan citra adalah bagaimana mengolah dan menganalisis citra sebaik mungkin sehingga dapat memberikan informasi baru yang lebih bermanfaat. Beberapa teknik
pengolahan citra yang digunakan adalah sebagai berikut.
2.3.1. Cropping
Cropping berfungsi untuk menghasil bagian spesifik dari sebuah citra dengan cara memotong area yang tidak diinginkan atau area berisi informasi yang tidak
diperlukan. Cropping dapat digunakan untuk menambah fokus pada objek, membuang bagian citra yang tidak diperlukan, memperbesar area tertentu pada citra, mengubah
Universitas Sumatera Utara
orientasi citra, dan mengubah aspect ratio dari sebuah citra. Cropping menghasilkan citra baru yang merupakan bagian dari citra asli dengan ukuran yang lebih kecil. Jika
citra cropping digunakan untuk proses lain, waktu pemrosesan akan lebih cepat karena bagian yang diproses hanya bagian yang diperlukan saja.
2.3.2. Scaling
Scaling merupakan salah satu operasi yang paling banyak digunakan dalam pengolahan citra. Scaling digunakan untuk mengubah resolusi dari sebuah citra, baik
itu memperkecil atau memperbesar resolusi citra Pratt, 2007. Scaling juga dapat digunakan untuk menormalisasi ukuran semua citra sehingga memiliki ukuran yang
sama.
2.3.3. Grayscaling
Grayscaling merupakan proses mengubah citra warna RGB menjadi citra keabuan. Grayscaling digunakan untuk menyederhanakan model citra RGB yang memiliki 3
layer matriks, yaitu layer matriks red, green, dan blue menjadi 1 layer matriks keabuan. Grayscaling dilakukan dengan cara mengalikan masing-masing nilai red,
green, dan blue dengan konstanta yang jumlahnya 1, seperti ditunjukkan pada persamaan 2.1.
2.1 Dimana :
= piksel citra hasil grayscaling = konstanta yang hasil penjumlahannya 1
= nilai red dari sebuah piksel = nilai green dari sebuah piksel
= nilai blue dari sebuah piksel
Green channel merupakan salah satu jenis grayscaling yang mengganti nilai setiap piksel pada citra hanya dengan nilai green dari piksel citra tersebut, seperti
ditunjukkan pada persamaan 2.2.
Universitas Sumatera Utara
2.2
Grayscaling pada citra retina menggunakan green channel dikarenakan citra green channel memiliki contrast yang lebih baik sehingga mampu membedakan
antara fitur pembuluh darah, eksudat, mikroneurisma dengan permukaan retina
secara lebih jelas Putra, 2010.
2.3.4. Perbaikan citra Image enhancement
Perbaikan citra merupakan proses yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas citra dengan cara memanipulasi parameter pada citra sehingga ciri pada citra dapat lebih
ditonjolkan. Perbaikan citra memungkinkan informasi yang ingin ditampilkan atau diambil dari sebuah citra menjadi lebih baik dan jelas. Perbaikan citra yang dilakukan
adalah perbaikan kontras dengan menggunakan metode contrast stretching. Contrast Stretching mampu mengatasi kekurangan cahaya atau kelebihan cahaya pada citra
dengan memperluas sebaran nilai keabuan piksel Gonzales at al., 2002. Contrast stretching merupakan metode perbaikan citra yang bersifat point processing, yaitu
pemrosesan hanya bergantung pada nilai intensitas keabuan masing-masing piksel, tidak tergantung dari piksel lain yang ada disekitarnya. Contrast stretching dilakukan
dengan persamaan 2.3.
2.3
Dimana : = piksel citra hasil perbaikan
= piksel citra asal = nilai minimum dari piksel citra input
= nilai maksimum dari piksel citra input = nilai grayscale maksimum
Universitas Sumatera Utara
2.3.5. Thresholding
Salah satu teknik yang digunakan untuk mengubah citra keabuan menjadi citra biner adalah thresholding. Thresholding sering disebut dengan proses binerisasi.
Thresholding dapat digunakan dalam proses segmentasi citra untuk mengidentifikasi dan memisahkan objek yang diinginkan dari background berdasarkan distribusi
tingkat keabuan atau tekstur citra Liao, 2001. Proses thresholding menggunakan nilai batas threshold untuk mengubah
nilai piksel pada citra keabuan menjadi hitam atau putih. Jika nilai piksel pada citra keabuan lebih besar dari threshold, maka nilai piksel akan diganti dengan 1 putih,
sebaliknya jika nilai piksel citra keabuan lebih kecil dari threshold maka nilai piksel akan diganti dengan 0 hitam. Proses thresholding dilakukan dengan persamaan 2.4.
2.4
Dimana : = piksel citra hasil binerisasi
= piksel citra asal T
= nilai threshold
2.3.6. Erosi
Erosi merupakan salah satu operasi morfologi citra. Operasi morfologi citra merupakan teknik pengolahan citra yang didasari pada bentuk atau morfologi fitur
dalam sebuah citra. Operasi morfologi diterapkan pada citra biner karena berorientasi pada bentuk objek.
Erosi digunakan untuk menghapus titik-titik objek menjadi bagian dari background berdasarkan structure element yang digunakan. Selain dapat menghapus
titik-titik objek kecil, erosi juga dapat memperkecil ukuran objek berukuran besar dengan cara menghapus piksel pada tepi objek tersebut Phillips, 2000. Structure
element merupakan matriks berukuran m × n yang memiliki titik pusat. Erosi dilakukan dengan persamaan 2.5.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Dimana :
= citra hasil erosi = citra asal
= structure element = himpunan titik
= structure element yang ditranslasi oleh
Proses erosi dilakukan dengan cara membandingkan setiap piksel pada citra asal dengan titik pusat structure element. Structure element digeser dari piksel awal
sampai piksel akhir citra asal. Jika ada bagian structure element yang berada diluar citra asal, maka piksel citra asal yang berada di titik poros structure element akan
dihapus dijadikan background.
2.3.7. Inversi
Inversi merupakan proses negatif pada citra, dimana setiap nilai piksel pada citra dibalik dengan acuan threshold yang diberikan. Inversi sering digunakan untuk
memperjelas warna putih atau abu-abu pada bagian gelap di sebuah citra Jain, 1989. Untuk citra 8 bit atau citra dengan derajat keabuan 256, proses inversi dilakukan
dengan persamaan 2.6.
2.6
Dimana : = piksel setelah inversi
= piksel citra asal
2.3.8. Perkalian citra
Perkalian citra merupakan operasi pada piksel yang digunakan untuk mengatur tingkat kontras pada citra Solomon, 2011. Perkalian citra juga dapat digunakan untuk
menghilangkan bagian tertentu pada citra dengan cara mengalikan citra dengan citra mask yang merupakan citra biner. Perkalian citra dilakukan dengan persamaan 2.7.
Universitas Sumatera Utara
2.7
Dimana : = piksel citra hasil perkalian
= piksel citra asal = piksel citra mask
2.4. Gray Level Co-occurence Matrix GLCM