Landasan Teori Metode Penelitian

8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Teori Fundamental

1. Teori Keagenan

Agency Theory Teori keagenan menggambarkan adanya hubungan agensi sebagai suatu kontrak di bawah satu atau lebih prinsipal yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan pendelegasian wewenang keputusan kepada agen Jensen dan Meckling, 1976. Prinsipal maupun agen adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam pengelolaan perusahaan dan memiliki kepentingan maupun motivasi tersendiri dalam menjalankan tugasnya. Pihak prinsipal atau pemilik atau pemegang saham memberikan kekuasaan kepada manajer dalam pengambilan keputusan pengelolaan perusahaan. Namun, para manajer yang mengambil keputusan terkadang lebih mementingkan pencapaian hasil yang tinggi dalam rangka mencapai kepuasan dirinya dan mengabaikan kepentingan pemegang saham serta bertentangan dengan tujuan perusahaan. Pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan tersebut, menimbulkan adanya konflik keagenan. Konflik keagenan yang timbul antara berbagai pihak yang memiliki beragam kepentingan ini dapat menyulitkan dan menghambat perusahaan dalam mencapai kinerja yang positif guna menghasilkan nilai perusahaan itu sendiri dan bagi shareholders Oktadella, 2011. Masalah keagenan ini terjadi oleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI adanya informasi yang tidak simetris antara pihak agen dan prinsipal. Artinya, salah satu pihak tidak memiliki informasi sama seperti pihak lainnya sehingga beberapa konsekuensi dari pemilihan keputusan yang dilakukan tidak dapat dipertimbangkan oleh salah satu dari pihak tersebut. Menurut Jensen dan Meckling 1976, adanya masalah keagenan memunculkan adanya biaya agensi. Biaya agensi meliputi : a. The Monitoring Expenditure by The Principle monitoring cost , yaitu biaya pengawasan yang dikeluarkan oleh prinsipal untuk mengawasi perilaku dari agen dalam mengelola perusahaan. b. The Bounding Expenditure by The Agent bounding cost, yaitu biaya yang dikeluarkan oleh agen untuk menjamin bahwa agen tidak bertindak yang merugikan prinsipal. c. The Residual Loss , yaitu penurunan tingkat utilitas prinsipal maupun agen karena adanya hubungan agensi. Adanya good corporate governance ini diharapkan dapat meminimalkan masalah agensi antara pihak principal dan agen. Oleh karena itu, good corporate governance sebagai sebuah konsep yang didasarkan pada teori keagenan, diharapkan dapat berfungsi sebagai alat untuk memberi keyakinan kepada pihak principal atas kinerja agen. Lebih lanjut lagi, good corporate governance berkaitan dengan bagaimana investor yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi investor dan yakin bahwa manajer tidak melakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI