Variabel Penelitian Teknik Analisis Data
b. Menghitung Proporsi Kepemilikan Manajerial
Rasio kepemilikan manajerial dalam penelitian ini dinyatakan dengan perbandingan antara saham yang dimiliki oleh manajemen
dengan total saham beredar. Kepemilikan Manajerial =
Saham yang dimiliki manajemen Total saham beredar
Berikut contoh perhitungannya : PT. Selamet Sempurna Tbk. 2013 SMSM
KM 2013 =
x 100 = 7,95
c. Menghitung Proporsi Kepemilikan Institusional
Rasio kepemilikan institusional dalam penelitian ini dinyatakan dengan perbandingan antara saham yang dimiliki oleh suatu
institusi dengan total saham beredar. Kepemilikan institusional = Saham yang dimiliki institusi
Total saham beredar Berikut contoh perhitungannya :
PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk. ULTJ 2013 KI 2013
= x 100
= 64,5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Menghitung Nilai Perusahaan
Penelitian ini mengukur nilai perusahaan menggunakan nilai Tobin’s Q. Nilai rasio Tobin’s Q diatas satu menunjukkan bahwa
investasi dalam asset menghasilkan laba lebih tinggi dibandingkan besaran pengeluaran investasi tersebut. Sebaliknya, nilai rasio
dibawah satu menunjukkan bahwa laba yang dihasilkan tidak lebih besar dari biaya yang harus dikeluarkan untuk berinvestasi. Secara
u mum dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi nilai Tobin’s Q
maka semakin tinggi prospek pertumbuhan suatu perusahaan. Tobin’s Q
=
Keterangan : MVE = harga saham x jumlah saham beredar
DEBT = total hutang perusahaan TA
= Total Aktiva Berikut contoh Perhitungannya :
PT. Alkindo Naratama Tbk. ALDO 2013 NP 2013
= NP 2013
= =
=
= 1,74 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Melakukan Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif
merupakan teknik
pengumpulan dan
peringkasan data, serta penyajian hasil peringkasan data. Dalam tahap ini, pengolahan statistik deskriptif menggunakan software
aplikasi SPSS 16.0. Data –data statistik yang diperoleh dari data
sekunder umumnya masih acak, “mentah” dan tidak terorganisir dengan baik. Data
–data tersebut harus diringkas dengan baik dan teratur, baik dalam bentuk tabung atau presentasi grafik sebagai
dasar untuk pengambilan keputusan Santoso, 2016. 4.
Mengklasifikasikan Data a.
Mengklasifikasikan Data Dewan Komisaris Independen Klasifikasi data dewan komisaris independen didasarkan pada
peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33 Tahun 2014 yang mneyatakan bahwa perusahaan wajib memiliki komisaris
independen paling sedikit 30 dari jumlah seluruh anggota dewan komisaris. Hasil klasifikasi dewan komisaris dikelompokkan
menjadi : 1
Tidak sesuai ketentuan : 0,00 - 29,99 2
Sesuai ketentuan : 30,00 - 100
b. Mengklasifikasikan Data Kepemilikan Manajerial
Klasifikasi data kepemilikan manajerial didasarkan pada jumlah saham yang dimiliki oleh manajer.
Hasil klasifikasi kepemilikan manajerial dibagi menjadi : 1
Tidak ada : Kepemilikan manajerial 0 2
Ada : Kepemilikan manajerial 0
c. Mengklasifikasikan Data Kepemilikan Institusional
Klasifikasi data kepemilikan institusional didasarkan pada ketentuan PSAK 15 tahun 2015 yang mengatur tentang Investasi
pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama serta PSAK 65 tahun 2015 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian.
Maka, hasil klasifikasi kepemilikan institusional dikelompokkan menjadi :
1 Tidak memiliki pengaruh signifikan : 20
2 Memiliki pengaruh signifikan : 20 - 50
3 Hak pengendalian control : 50
d. Mengklasifikasikan Data
Financial Distress
Data
Financial Distress
diklasifikasikan menjadi : 1
Non Financial Distress
: apabila perusahaan memperoleh
earning per share
EPS positif pada periode 2013-2015. 2
Financial Distress
: apabila perusahaan memperoleh
earning per share
EPS negatif pada periode 2013-2015. e.
Mengklasifikasikan Data Nilai Perusahaan J
ika rasio Tobin’s Q diatas satu 1, maka menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai
yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi. Jik a rasio Tobin’s
Q dibawah satu 1, investasi dalam aktiva tidak menarik Fahmi, 2011.
Data nilai perusahaan diklasifikasikan menjadi : 1
Rendah : Tobin’s Q 1
2 Sedang
: Tobin’s Q 1 - 3 3
Tinggi : Tobin’s Q 3
5. Melakukan Analisis Tabulasi Silang
Crosstabs
Analisis tabulasi silang
crosstabs
adalah sebuah tabel silang yang terdiri atas satu baris atau lebih dan satu kolom atau lebih. Data
untuk penyajian crosstabs adalah data berskala nominal atau kategori Ghozali, 2011. Jadi, analisis
crosstabs
merupakan suatu bentuk analisis deskriptif yang dipergunakan untuk mengetahui
korelasi antar variabel dimana hasil tabulasi yang dilakukan disajikan dalam bentuk tabel.
6. Menarik Kesimpulan
Kesimpulan pada penelitian ini adalah hasil analisis pada tabel tabulasi silang
crosstabs
antara variabel dengan melihat kekuatan hubungan dan arah hubungan berdasarkan nilai koefisien.
a. Menganalisis arah hubungan antar variabel
1 Korelasi positif ditunjukan dengan tanda positif + yang
menunjukkan hubungan antar dua variabel berjalan searah. Hal ini menandakan bahwa dengan adanya kenaikan satu
variabel, akan diikuti pula dengan kenaikan variabel yang lain.
2 Korelasi negatif ditunjukkan dengan tanda - negatif yang
menunjukkan hubungan antar dua variabel berjalan berlawanan, bertentangan atau berkebalikan. Hal ini
menandakan bahwa dengan adanya kenaikan satu variabel, akan diikuti dengan penurunan atau pengurangan pada
variabel lain. b.
Menganalisis kekuatan hubungan antar variabel Koefisien korelasi adalah bilangan yang menyatakan kekuatan
hubungan antar dua variabel. Adapun untuk kepentingan pengambilan keputusan dalam pengujian kekuatan hubungan
antar dua variabel ini, akan didasarkan pada nilai koefisien korelasi sebagai berikut :
Tabel 3.1 Pedoman Interpretasi Hubungan Antar Variabel Interval Koefisisen
Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat Lemah
0,20 - 0,399 Lemah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,00 Sangat Kuat
Sumber : Sofyan Siregar 2014
41