Triwahyuningtias dan Muharam, 2012. Menurut
Organization for Economic Corporation and Development
OECD, 2004,
corporate governance
merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk mengendalikan dan mengarahkan perusahaan supaya dapat
mendistribusikan hak dan kewajiban pihak-pihak yang terlibat dengan perusahaan sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi
pihak-pihak yang berkepentingan.
b. Mekanisme
Corporate Governance
Mekanisme
corporate governance
adalah suatu pola hubungan, sistem dan proses yang digunakan oleh organ
perusahaan direksi, dewan komisaris, RUPS guna memberikan nilai tambah kepada pemegang saham secara berkesinambungan
dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya, berlandaskan peraturan dan perundangan
serta norma yang berlaku Daniri, 2005. Babic 2001 dalam Nuryaman 2009 menyatakan bahwa mekanisme
corporate governance
terbagi menjadi dua kelompok. Pertama, berupa
internal mechanisms
mekanisme internal seperti proporsi dewan direksi atau komisaris, kepemilikan manajeral dan komposisi
eksekutif. Kedua,
external mechanisms
mekanisme eksternal seperti pengendalian oleh pasar, kepemilikan institusional serta
audit oleh auditor eksternal. Dalam penelitian ini, terdapat 3 mekanisme
corporate governance
yang digunakan yaitu: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 Proporsi Dewan Komisaris Independen
Proporsi dewan komisaris independen merupakan bagian perusahaan
yang mempunyai
peran penting
dalam melaksanakan GCG secara efektif dan merupakan pihak yang
mempunyai peranan penting dalam menyediakan laporan keuangan yang
reliable
KNKG, 2006. Keberadaan komisaris independen diperlukan dalam perusahaan untuk menengahi atau
mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat benturan berbagai kepentingan yang mengabaikan kepntingan pemegang saham
publik pemegang saham minoritas serta
stakeholder
lainnya, terutama pada perusahaan di Indonesia yang menggunakan
dana masyarakat di dalam pembiayaan usahanya KNKG, 2006.
Perusahaan yang memiliki
corporate governance
yang baik, seperti yang diatur dalam peraturan OJK No. 33 tahun
2014 wajib memiliki komisaris independen yang berjumlah secara proporsional minimal 30 tiga puluh persen dari
jumlah seluruh komisaris. Prooporsi dewan komisaris independen dinyatakan dengan perbandingan jumlah anggota
dewan komisaris independen dengan jumlah seluruh dewan komisaris Lins dan Warnock, 2014. Adapun cara untuk
menghitung proporsi dewan komisaris independen adalah : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI