Asal Mula dan Perkembangan Wisata

7

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN

DAN KONSEP EKOWISATA

2.1 Asal Mula dan Perkembangan Wisata

Kata wisata tourism pertama kali muncul dalam Oxford English Dictionary tahun 1811 Otto, 2004 yang mendeskripsikan atau menerangkan tentang perjalanan untuk mengisi waktu luang. Namun konsepnya mungkin dapat dilacak balik dari budaya nenek moyang Yunani dan Romawi yang sering melakukan perjalanan menuju negeri-negeri tertentu untuk mencari tempat-tempat indah di Eropa atau Mediterania. Orang pertama yang membuat sebuah petunjuk perjalanan wisata adalah Aimeri de Picaud, warga Perancis yang mempublikasikan bukunya tahun 1130 tentang perjalanan ke Spanyol. Awalnya, perjalanan atau wisata sering berkaitan dengan perjalanan ibadah, eksplorasi geografis, expedisi ilmu pengetahuan, studi antropologi dan budaya, serta keinginan-keinginan untuk melihat tentang alam yang indah, Fandeli, 2002 Sampai pertengahan abad ke-12, pertumbuhan wisata sangat rendah. Biasanya, transportasi wisata menggunakan kapal laut, kuda, unta, kereta kuda, atau alat-alat transportasi yang ada saat itu. Selanjutnya, dalam abad ke-18 dan ke-19, kebutuhan wisata mulai meningkat. Pertumbuhan tersebut juga sangat dipengaruhi oleh Revolusi Industri. Tahun 1841 industri wisata di Inggris mulai dijalankan, sementara Amerika memulai industri wisata tahun 1950-an Lindberg, 1995 Universitas Sumatera Utara Perkembangan wisata selanjutnya semakin menggembirakan. Pada tahun 1948 sebuah perusahaan penerbangan Amerika, Pan Amerika World Airways memperkenalkan tourist class pada penerbangannya. Di sini, mass tourism mulai berkembang dengan adanya transportasi udara. Tujuan perjalanan mulai beralih ke negara berkembang. Tahun 1970, arus kunjungan dari negara maju ke negara berkembang sudah mencatat angka 8. Pertumbuhan wisatawan ke negara berkembang semakin menjanjikan, ketika tahun 1980 arus kunjungan wisatawan ke negara berkembang mencapai 17 dan tahun 1990 mencapai angka 20. Tahun 1990, industri wisata telah di pandang sama nilainya dengan industri minyak. Perkembangan wisata secara besar-besaran ini, pada awalnya diyakini tidak menggangu lingkungan dan tidak menimbulkan polusi. Namun, banyak temuan- temuan yang mengindikasikan bahwa aktivitas wisata dalam banyak hal sangat merugikan ekosistem, terutama ekosistem destinasi wisata setempat. Dalam banyak kasus, tempat-tempat yang dulunya indah dan digunakan sebagai tujuan favorit wisata menjadi tercemar oleh logam berat dan bahan-bahan kimia berbahaya lainnya. Perkembangan dan pertumbuhan wisatawan yang besar dan tidak dikontrol, telah mendorong laju kerusakan habitat dan erosi pantai. Dampak tidak langsung lainnya, yakni eksploitasi terhadap bentuk-bentuk kehidupan yang ada di daerah wisata, Lindberg, 1995. Universitas Sumatera Utara

2.2 Pengertian Pariwisata