2.2 Pengertian Pariwisata
Pengertian pariwisata hingga sekarang masih belum begitu memasyarakat. Umpamanya masyarakat mengatakan bahwa piknik adalah pariwisata, seperti kita
ketahui bahwa “picnic” hanya merupakan salah satu aktivitas dalam kepariwisataan , fenomena ini berkaitan pula dengan kenyataan yang ada di Indonesia. Kata
“Pariwisata” sesungguhnya baru popular di Indonesia setelah diselenggarakan Musyawarah Nasional Tourism ke-2 di Tretes, Jawa Timur pada tanggal 12 sampai
dengan 14 Juni 1958 Yoeti, 1983 : 102. Peninjauan pengertian pariwisata secara Etymologis
Menurut pengertian ini, kata “pariwisata” yang berasal dari bahasa Sanskerta, sesungguhnya bukanlah berarti “tourisme” bahasa Belanda atau “tourism” bahasa
Inggris. Kata pariwisata, menurut pengertian ini, sinonim dengan “tour”. Pendapat ini berdasarkan pemikiran sebagai berikut: kata pariwisata terdiri dari dua suku kata
yaitu masing-masing kata “pari” dan “wisata”.
Pari, berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap ingat kata paripurna
Wisata, berarti perjalanan, berpergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata
“travel” dalam bahasa Inggris Yoeti, 1985 : 103. Ada beberapa definisi dari para pakar tentang pariwisata, berikut paparannya.
Herman V Schulalard dalam Yoeti, 1983 : 105 memberikan batasan sebagai berikut: “Tourism is the sum of operation, mainly of an economic nature, which
directly related to the entry, stay and movement of foreigner inside certain country, city or region
”.
Universitas Sumatera Utara
E. G uyer Freuler merumuskan, “Pariwisata dalam artian modern adalah merupakan fenomena dari zaman sekarang yang disarankan atas kebutuhan akan
kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya
pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil daripada perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan dari pada alat-
alat pengangkutan” Yoeti, 1983 : 105-106 Kemudian Prof. Salah Wahab dalam bukunya “An Introduction on Tourism
Theory ” mengemukakan bahwa batasan pariwisata hendaknya memperlihatkan
anatomi dari gejala-gejala yang terdiri dari tiga unsur, yaitu:
Manusia man, yaitu orang yang melakukan perjalanan wisata
Ruang space, yaitu daerah atau ruang lingkup tempat melakukan perjalanan.
Waktu time, yaitu waktu yang digunakan salama dalam perjalanan dan tinggal didaerah tujuan wisata
Lebih lengkapnya pendapat Prof. Salah Wahab mengenai pariwisata adalah: “suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan
secara berganti di antara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri di luar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain daerah tertentu suatu negara atau
benua untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beranekaragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh pekerjaan tetap” Yoeti
1983 : 107.
Universitas Sumatera Utara
Pengertian yang lebih modern lagi tentang definisi pariwisata adalah apa yang dikatakan oleh H. Kodhyat dan Ramaini, “Pariwisata adalah segala yang
berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut.”
Berikutnya menurut I made Suradnya yang dimaksud dengan pariwisata adalah keseluruhan rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan gerakan manusia
yang melakukan perjalanan atau persinggahan sementara dari tempat tinggalnya ke suatu atau beberapa tempat tujuan di luar lingkungan tempat tinggalnya yang
didorong oleh beberapa keperluan atau motif tanpa bermaksud mencari nafkah. Dari beberapa definsi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pariwisata
adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk
berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau untuk memenuhi
keinginan yang beraneka ragam.
2.3 Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata