PENUTUP Pemahaman siswa tentang konsep gaya : sebuah studi kasus.

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Untuk memahami dengan baik materi fisika, siswa perlu memiliki pemahaman yang kuat tentang konsep-konsep fisika. Pemahaman konsep sangat penting dikuasai agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Pengetahuan merupakan suatu proses pembentukan dari seseorang atas apa yang dipelajari. Untuk dapat memiliki pemahaman konsep yang kuat, guru memegang peranan yang juga tidak kalah penting. Guru membantu siswa membangun pengetahuannya sendiri secara aktif. Salah satu cara yang dapat digunakan guru untuk mengungkap pemahaman siswa seperti teori konstruktivisme yaitu dengan bertanya. Pertanyaan menjadi hal yang sangat penting karena dapat digunakan untuk mengetahui apa yang diketahui dan dipikirkan siswa tentang konsep tertentu. Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin melaksanakan sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengungkap pemahaman siswa dalam materi gaya.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pemahaman siswa mengenai konsep gaya?

B. Tujuan Penelitan

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pemahaman siswa tentang gaya

C. Manfaat Penlitian

1. Bagi guru dan calon guru Sebagai media bagi guru dan calon guru dalam memberikan pengajaran yang dapat mengembangkan kognitif anak. 2. Bagi peneliti Bagi peneliti penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengalaman peneliti dalam mengungkap pemahaman siswa. 3

BAB II LANDASAN TEORI

A. Konsep dan Konsepsi

Konsep adalah abstraksi dari pemikiran seseorang yang dilambangkan dalam bentuk kata, yang mewakili suatu pengertian tertentu dan menggambarkan peristiwa, benda, atau fakta yang dapat mempermudah komunikasi antar manusia Pusat Bahasa,2002 ; Berg, 1991 ; Winkel,1987. Contoh konsep dalam fisika antara lain adalah konsep gaya, gaya apung, kalor, gerak, usaha dan energi. Konsep awal yang dimiliki oleh siswa yang berasal dari pengalaman sehari-hari disebut dengan prakonsepsi Berg 1991:10. Konsep-konsep berfungsi sebagai batu-batu dalam berpikir dimana batu- batu itu dapat disusun menjadi suatu bangunan dengan menghubungkan konsep yang satu dengan konsep yang lain. Tafsiran konsep yang dimiliki oleh seseorang yang diperoleh melalui interaksi dengan lingkungan dan melalui pendidikan formal disebut dengan konsepsi Berg, 1991 Suparno, 2005:5.

B. Filsafat Konstruktivisme

Menurut Von Glaserfeld dalam Suparno, 1997:21 teori konstruktivisme menjelaskan bahwa pengetahuan seseorang adalah konstruksi bentukan seseorang sendiri. Suparno 1997 mengungkapkan bahwa pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri dan pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid. Bila seorang guru bermaksud mentransfer konsep dan ide kepada seorang siswa, pemindahan itu harus dikonstruksikan oleh siswa oleh pengalamannya Battencourt dalam Suparno, 1997. Proses pembentukan pengetahuan terjadi apabila seseorang mengubah atau mengembangkan skema yang telah dimiliki dalam berhadapan tantangan, rangsangan, atau persoalan. Proses pembentukan ini berjalan terus-menerus dengan setiap kali mengadakan reorganisasi karena adanya suatu pemahaman baru Piaget dalam Suparno, 1997.

C. Teori Perubahan Konsep

Menurut Posner dkk dalam Suparno, 1997 terdapat dua proses perubahan konsep dalam proses belajar. Tahap perubahan pertama yaitu asimilasi dan tahap kedua disebut akomodasi. Dalam asimilasi siswa menggunakan konsep- konsep yang telah ada untuk menghadapi gejala baru dengan suatu perubahan kecil berupa penyesuaian. Dalam akomodasi, siswa harus mengganti atau mengubah konsep-konsep pokok mereka karena tidak cocok lagi dengan persoalan yang baru. Bila pengalaman baru yang dimiliki sesuai dengan skema yang dimiliki oleh seseorang maka skema tersebut hanya dikembangkan melalui proses asimilasi. Bila pengalaman baru tersebut berlawanan atau sangat berbeda dengan skema yang ada sehingga skema lama tidak cocok lagi untuk berhadapan dengan pengalaman baru maka skema lama di ubah sampai ada kesetimbangan lagi dengan proses akomodasi Suparno, 2001: 113. Kesetimbangan antara proses asimilasi dan akomodasi ini disebut dengan equilibrium. Bila terjadi ketidakseimbangan antara asimilasi dan akomodasi seseorang tersebut mengalami Disequilibrium Suparno,1997. Proses asimilasi dan akomodasi ini dialami ketika seorang anak memasuki usia 12 tahun ke atas atau berada didalam tahap operasi formal, yaitu fase dimana seorang anak sudah dapat berpikir logis, berpikir dengan pemikiran teoritis formal berdasarkan proporsi-proporsi dan hipotesis, dan dapat mengambil kesimpulan lepas dari apa yang diamati saat itu. Dalam tahap ini, proses asimilasi dan akomodasi terus berperan dalam membentuk skema yang lebih menyeluruh pada pemikiran anak Suparno, 2001.

D. Pemahaman Konsep Fisika

Salah satu hakikat fisika dalam ilmu pengetahuan adalah sebagai produk tentang gejala alam yang telah dikumpulkan melalui observasi berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori Suranto, 2009. a. Fakta Fakta merupakan keadaan atau kenyataan yang sesungguhnya dari segala peristiwa yang terjadi di alam Sutrisno, 2006. Contoh fakta dalam fisika misalnya, fakta bahwa batu yang dimasukkan ke dalam air tenggelam, benda yang dijatuhkan mengarah ke bawah, dan besi yang dipanasi akan terasa panas.