Kriteria seseorang dapat dikatakan memahami konsep menurut Euwe van den Berg 1991:11 yaitu:
a. Dapat mendefinisikan konsep yang bersangkutan dengan kata-kata sendiri
b. Dapat menjelaskan perbedaan antara konsep yang bersangkutan dengan konsep-konsep yang lain
c. Dapat menjelaskan hubungan konsep yang satu dengan konsep yang lain d. Dapat menjelaskan arti konsep dalam kehidupan sehari-hari
E. Miskonsepsi
Menurut Suparno 2005:4 miskonsepsi menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah. Bentuk miskonsepsi dapat berupa
konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan yang naif.
Miskonsepsi disebabkan oleh beberapa hal, antara lain berasal dari siswa sendiri; miskonsepsi yang dibawa oleh guru pengajar yang dikarenakan guru
tidak menguasai bahan fisika secara tidak benar; buku teks yang bahasanya sulit atau penjelasannya tidak benar; serta metode mengajar yang digunakan
guru yang dapat memunculkan miskonsepsi siswa Suparno, 2005.
F. Mengungkap Pemahaman
Beberapa cara untuk mengungkap pemahaman seseorang secara bebas dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
1. Wawancara Menurut Taber 1999, untuk mengungkap pemahaman seseorang
dapat dilakukan dengan cara wawancara klinis atau wawancara kelas. Wawancara klinis lebih mementingkan situasi dan kondisi yang tenang
tanpa gangguan untuk mengetahui pemikiran seseorang terhadap sebuah permasalahan, sedangkan wawancara kelas dapat dilakukan di kelas saat
proses pembelajaran berlangsung. Keuntungan menggunakan teknik wawancara klinis yaitu guru atau peneliti dapat mengajukan pertanyaan
secara lebih mendalam, mengulangi pertanyaan pada bagian tertentu, menanggapi dan mengeksplorasi komentar atau jawaban siswa.
Menurut Suparno 2005 wawancara dapat berbentuk bebas dan terstruktur. Dalam wawancara bebas, peneliti bebas bertanya dan siswa
bebas menjawab. Dalam wawancara terstruktur, pertanyaan sudah disiapkan dan urutannya sudah disusun sehingga mempermudah dalam
praktek. Keuntungan wawancara terstruktur ini adalah peneliti dapat secara sistematis bertanya dan mengorek pemikiran siswa
2. Peta Konsep Peta konsep adalah suatu gambaran skematis untuk merepresentasikan
suatu rangkaian konsep dan kaitan antar konsep-konsep. Dalam peta konsep, siswa menuliskan gagasan pokoknya dadn relasi konsep-
konsepnya. Siswa diminta menjelaskan peta konsep dan dapat menanyakan konsep yang tidak sesuai dan hubungan antar konsep yang
tidak cocok dengan pengertian para ahli Suparno, 2007: 146, 150.