Keterkaitan Antarunsur Intrinsik KAJIAN STRUKTURAL-SEMIOTIK

Wujud hubungan tanda dan acuannya yang berupa ikon topologis terlihat pada gambar sampul novel L’Enfant Noir karya Camara Laye yaitu anak kecil berkulit hitam. Dia memakai kemeja yang berkerah. Dari kondisi fisik yang dilihat dari gambar tersebut, dapat disimpulkan bahwa ikon tersebut mengacu pada tokoh Aku tokoh utama ketika dia masih kecil. Dalam novel L’Enfant Noir , tokoh aku dideskripsikan sebagai anak berambut hitam, berpostur tubuh kurus, dan berpakaian modern, seperti pada kutipan berikut ini. Mes petits camarades me regardent avec des yeux avides passer ma chemise khaki à manches courtes, enfiler une culotte de même nuance et chausser des sandales p. 50. Teman-teman kecilku menatapku dengan mata bersemangat melihat kemeja khaki lengan pendekku, celana dengan warna yang sama dan sepatu sandal hlm. 50 Kemeja yang dikenakan oleh anak berkulit hitam yang ada pada gambar tersebut merupakan sebuah indeks. Pakaian tradisional yang dipakai oleh masyarakat Guinea adalah boubou. Kemeja merupakan pakaian yang dikenakan oleh orang- orang Eropa. Kemeja tersebut mengindikasikan adanya adaptasi identitas penjajah yang digunakan oleh masyarakat Guinea sebagai negara yang dijajah. Pakaian tradisional yang mulai ditinggalkan oleh tokoh Aku, mengindikasikan bahwa tokoh Aku lebih bangga dengan budaya orang Eropa daripada dengan budaya dari negaranya sendiri. Dinding yang terbuat dari kayu yang sudah usang di belakang anak kecil hitam berdiri adalah sebuah ikon topologis. Di dalam sampul tersebut, tidak diperlihatkan secara keseluruhan bangunan di belakang tokoh Aku tersebut. Meskipun tidak diperlihatkan secara keseluruhan bagaimana bangunan tersebut, dilihat dari latar cerita yang terdapat di dalam novel ketika tokoh Aku masih kecil, dapat disimpulkan bahwa bangunan tersebut mengacu pada sekolah dasar tempat Aku bersekolah. Di dalam cerita novel ini, latar yang disebutkan ketika aku masih kecil adalah rumah la case dan sekolah. Tokoh Aku menceritakan rumahnya terbuat dari batu bata. Jadi, gambar tersebut tidak mengacu pada rumah. Meskipun tokoh Aku tidak menceritakan bagaimana wujud fisik sekolahnya di dalam novel, sekolah dasar pada saat aku sekolah adalah terbuat dari kayu. Sekolah dasar tersebut mengacu pada sekolah dasar Prancis l’école française yang diceritakan oleh tokoh Aku. Sekolah tersebut merupakan indeks yang menandakan kehadiran penjajahan negara Prancis di Guinea. L’école française merupakan produk konstruksi kultural kolonial Prancis yang mau tetap membagi identitas murni asli mereka kepada Guinea. Hal ini merupakan strategi dari proses dominasi kekuasaan negara Prancis atas Guinea. Selama menjajah di Guinea sejak tahun 1895-1955, pemerintah Prancis menguasai seluruh sektor atau bidang dalam pemerintahan, termasuk pendidikan. Sekolah yang terdapat di Guinea pada waktu dibangun oleh pemerintah Prancis pada masa penjajahannya. Indeks yang selanjutnya ditemukan di dalam novel adalah sistem pendidikan di Guinea. Dalam alur cerita, diketahui bahwa tokoh Aku berangkat ke 2 sekolah, yaitu sekolah Al Quran dan sekolah formal dari pemerintah Prancis. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut ini. J’ai fréquenté très tôt l’école. Je commençai par aller à l’école coranique, puis, un peu plus tard, j’entrai à l’école français e. p. 81 Aku pergi ke sekolah lebih awal. Aku mulai dengan pergi ke sekolah Al- Quran, kemudian, Aku masuk sekolah Prancis. hlm. 81