undang-undang. Upaya hukum terhadap putusan pengadilan ialah usaha untuk mencari keadilan pada tingkat pengadilan yang lebih tinggi dari pengadilan yang menjatuhkan
putusan tersebut. Upaya hukum bukanlah dimaksudkan untuk memperlama penyelesaian sengketa suatu perkara, apalagi dimakudkan untuk mengenyampingkan
kepastian hukum. Namun, upaya hukum diperlukan karena hal ini merupakan hak dari masing-masing pihak untuk memberi kepastian bagi dirinya melalui cara yang telah di
akomodasi oleh undang-undang. Dapatlah dilihat ketika keputusan pemberhentian yang diterima maka aparatur sipil Negara dapat melakukan upaya hukum ke Pengadilan Tata
Usaha Negara Karena itu adalah hak setiap PNS. Lembaga Peradilan Tata Usaha Negara adalan sarana untuk mencari keadilan bagi PNS apabila mengalami masalah
seperti pemberhentian secara tidak hormat. UU Nomor 43 tahun 1999 dan PP 372004 tidak jelas mengatur tentang upaya-upaya hukum bagi PNS apabila terkena sanksi
pemberhentian akibat menjadi anggota partai politik. Menurut PP 301980, Pegawai Negeri Sipil diberi kesempatan mengajukan keberatan. Upaya yang dilakukan adalah
melawan maupun mengajukan keberatan atas keputusan hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukumnya.
E. Upaya Hukum Melalui Lembaga Banding
Apabila penyelesaian sengketa Tata Usaha Negara tersbut dilakukan oleh instansi lain dari BadanPejabat Tata Usaha Negara yang menerbitkan Keputusan Tata
Usaha Negara yang bersangkutan. Upaya hukum melalui lembaga banding menurut Peraturan Pemerintah PP Nomor 30 Tahun 1980 sangat selektif dan hanya dilakukan
oleh seorang pejabat saja. Selektifnya lembaga banding yang dianut dalam Peraturan
Universitas Sumatera Utara
Pemerintah PP Nomor 30 Tahun 1980 juga ditandai dengan adanya kriteria sebagai berikut :
a. Terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Presiden tidak diajukan keberatan.
b. Terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang
menghukum yang berupa jenis hukuman disiplin, antara lain yaitu : 1
Teguran lisan 2
Teguran tertulis 3
Pernyataan tidak puas secara tertulis tidak dapat dijatuhkan keberatan c.
Terhadap hukuman disiplin berupa : 1
Penundaan kenaikan gaji berkala 2
Penurunan gaji 3
Penundaak kenaikan pangkat 4
Penurunan pangkat d.
Terhadap jenis hukuman disiplin yang berupa pembebasan dari pejabat tidak dapat diajukan keberatan.
Diluar kriteria yang telah ditentukan diatas, bagi pegawai yang dijatuhkan hukuman disiplin dapat mengajukan keberatan kepada atasan pejabat yang berwenang
menghukum melalui saluran hirarki, apabila menurut pegawai yang bersangkutan hukuman tersebut tidak atau kurang setimpal, ataupun pelanggaran disiplin yang
menjadi alasan penjatuhan hukuman tersebut ternyata tidak atau kurang benar. Pengajuan keberatan itu harus sdah disampaikan dalam jangka waktu 14 empat
belas hari terhitung mulai tanggal menerima keputusan hukuman disiplin, apabila keberatan tersebut diajukan setelah melewati jangka waktu yag telah ditentukan maka
Universitas Sumatera Utara
keberatan tidak dapat dipertimbagkan atau dianggap telah tidak berlaku kadaluarsa, akibatnya keputusan hukuman disiplin telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap
dan tidak dapat diganggu gugat. Keberatan yang diajukan untuk banding harus tertulis dengan mencantumkan alasan-alasan keberatan tersebut secara lengkap.
Setiap surat keberatan yang diterima oleh pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman harus diteruskan kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum melalui
saluran hirarki dalam jangka waktu 3 tiga hari yang dihitung mulai tanggal menerima surat keberatan tersebut yang dilengkapi dengan tanggapan atas keberata yang
diajukan, berita acara pemeriksaan BAP, keputusan hukuman disiplin, dan bahan- bahan lain yang diperlukan.
Alasan pejabat yang berwenang menghukum wajib mengambil keputusan atas surat keberatan tersebut dalam jangka waktu 1 satu bulan terhitung mulai tangal
diterimanya surat keberatan tersebut. Apabila dipandang perlu, maka atasan pejabat yang berwenang menghukum dapat memanggil dan mendengar keterangan dari pejabat
yang berwenang menghukum, pegawai yang dijatuhi hukuman atau orang lain yang dianggap perlu untuk ditanya atau dimintai keterangannya. Atasan pejabat yang
berwenang menghukum tersebut dapat memperkuat atau mengubah hukuman disiplin yang diberikan kepada pegawai yang mengajukan keberatan terhadap keputusan
hukuman disiplin yag ditetapkan oleh atasan pejabat yang berwenang menghukum, baik yang memperberat, menguatkan ataupun meringankan tidak dapat diajukan
keberatan.
Universitas Sumatera Utara
Selain upaya hukum yang berupa pengajuan surat keberatan kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum, dikenal juga upaya hukum yag berupa
pengiriman surat keberatan kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian dengan catatan bahwa keberatan ini diajukan oleh Pegawai Negeri Sipil PNS yang berpangkat
Pembina IVa kebawah yang mendapatkan hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas permintan sendiru pengunduran diri, atau pemberhentian
tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil PNS . Kedua jenis hukuman disiplin ini adalah merupakan kewenanga menteri pda instansi atau departmen tempat
Pegawai Negeri Sipil PNS tersebut bekerja. Keberatan ini diajukan secara tertulis melalui saluran hirarki dalam jangka
waktu 14 empat belas hari terhitung mulai tanggal ia menerima keputusan hukuman disiplin itu, dengan mencantumkan alasan-alasan dari keberatan tersebat secara
lengkap. Setiap pejabat yang menerima surat keberatan ini wajib menyampaikan kepada Badan
Pertimbangan Kepegawaian melalui saluran hirarki dalam jangka waktu 3 tiga hari kerja teritung mulai tanggal menerima surat keberatan tersebut yang disertai dengan
tanggapan tertulis terhadap keberatan yang diajukan, dilengkapi dengan surat-surat keberatan, berita acara pemeriksaan BAP, dan keputusan hukuman disiplin.
Badan Pertimbangan Kepegawaian akan memeriksa dan mempertimbangkan dengan seksama keberatan yang diajukan dan tanggapan yag disampaikan menteri yang
terkait dan mengambil keputusan atas keberatan tersebut dalam jangka waktu yang
Universitas Sumatera Utara
sesingkat mungkin. Keputusan yang diambil oleh Badan Pertimbangan Kepegawaian sifatnya mengikat dan wajib dilaksanakan oleh semua pihak yang bersangkutan.
F. Upaya Hukum Melalui Lembaga Peninjauan Kembali