Ketidaktahuan Tentang Hukum Budaya Hukum

wewenang dan jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi, merugikan kepentingan umum. Korupsi juga sering dimengerti sebagai penyalahgunaan kekuasaan dan kepercayaan untuk keuntungan pribadi, Selain itu, korupsi juga dapat dikatakan sebagai representasi dari rendahnya akuntabilitas birokrasi publik Wahyudi Kumorotomo

4. Ketidaktahuan Tentang Hukum

Ketidak tahuan Substansi Hukum, merupakan penyebab yang paling besar terjadinya pelanggaran hukum, ketidak tahuanselalu membawa sikap sembrono yang mencelakakan. Itulah ungkapan yang pas untuk orang yang tidak tahu akan Hukum yang berlaku.

5. Budaya Hukum

Membicarakan mengenai budaya hukum tentu tidak dapat menghindarkan diri dari pembicaraan tentang sistem hukum secara keseluruhan, karena budaya hukum merupakan unsur dari sistem hukum itu pula. Dalam konteks pembicaraan tentang celah pelanggaran hukum bagi Pegawai Negeri Sipil, Budaya hukum dapat diberikan batasan yang sama dengan kesadaran hukum, keterkaitan antara sistem hukum dan budaya hukum karena ada interaksi yang terjalin yaitu diantara penegakan hukumnya, pranata hukumnya, dan budaya kerja yang sudah terbangun. Dalam hal ini faktor budaya kerja PNS perlu mendapat perhatian khusus dalam sistem kepegawaian. Mengenai budaya kerja yang sering dilakukan oleh PNS adalah antara lain : a. Tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas ; b. Terlambat masuk kantor tanpa alasan yang jelas ; c. Pulang kantor lebih awal tanpa alasan yang jelas ; Universitas Sumatera Utara d. Pada Saat di kantor sering melakukan pekerjaan diluar pekerjaan kantor; e. Menyalah gunakan wewenang. Berdasarkan hal tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa adanya celah pelanggaran hukum yang dilakukan oleh PNS dikarenakan aspek budaya hukum, sangat mempengaruhi perbuatan pelanggaran hukum seseorang PNS, sehingga perlu perubahan pada paradigma yang dibangun dalam hukum kepegawaian sesuai konteks yang kekinian. a. Lingkungan kerja yang bersifat toleren Permisif, Adanya suatu pengaruh yang signifikan antara kondisi lingkungan kerja, dalam arti kecenderungan PNS untuk membiarkan terjadinya pelanggaran karena menganggap bahwa hal tersebut merupakan perbuatan yang masih bisa ditolerir ; b. Adanya pengaruh yang signifikan antara fungsi penerapan hukum dan perbuatan pegawai yang melanggar peraturan hukum, karena kurangnya pengawasan sehingga dapat diasumsikan, bahwa : 1. Kurang responnya aparat terhadap sanksi, lemahnya sistem controling dan evaluating dari pihak yang terkait sehingga sering terjadi pembiaran terhadap pelanggaran yang terjadi; 2. Terdapatnya motivasi yang kurang dari PNS karena sistem yang tidak mewajibkan setiap PNS untuk bekerja mengambil keuntungan institusinya, karenanya hasil yang diterimanya untuk setiap bulan tidak Pentingnya pemahaman PNS tentang hakekat profesi yang diemban seorang PNS harus mampu bekerja dengan sungguh-sungguh dengan menaati semua peraturan kepegawaian sehingga diharapkan tidak menimbulkan masalah di kemudian Universitas Sumatera Utara hari “Para PNS harus dapat memelihara profesinya dengan baik tanpa diciderai dengan perbuatan yang tidak terpuji. Misalnya terlibat tindak kejahatan fisik, kriminalitas, penipuan, penggunaan maupun peredaran Narkoba, atau berpikir ke lain yang menyimpang dari ketentuan yang ada, misalnya terlibat praktik KKN korupsi, kolusi dan nepotisme,” Yang menjadi hal yang harus diusahakan ialah pentingnya kewaspadaan diri dalam melaksanakan tugas. Sebab, permasalahan tindak pidana atau pelanggaran hukum bisa terjadi pada siapa saja, termasuk kalangan PNS, baik disengaja atau tidak, dan atau karena kelalaiannya bisa merugikan orang lain, masyarakat dan negara. Untuk penegakkan hukum dikalangan Pegawai negeri Sipil diperlukan sistem hukum yang baik dengan cara merubah paradigma dalam hukum kepegawaian yang bukan hanya berorientasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Hal ini akan berkaitan dengan prinsif meritokrasi dimana inti dari prinsif ini adalah jenis penguatannya reinforcement melalui reward dan punishment. Prinsif tersebut akan mengarah pada penegakan hukuman disiplin yang natural dan berimbang, yang didalamnya akan terkandung aspek kompetensi dan aspek peningkatan kualitas SDM aparatur yang berorientasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya Untuk solusi yang dapat dilakukan berkaitan dengan celah-celah pelanggaran hukum yang dilakukan PNS tersebut tidak terjadi lagi maka dapat ditempuh melalui tindakan 1 Promotif Melalui Sosialisasi penyuluhan hukum, seminar dan pengkajian-pengkajian hukum. Universitas Sumatera Utara 2 Preventif Tindakan pengawasan dan pengendalian yang dilakukan secara melekat dan berkala oleh pihak Atasan secara langsung dan dari rekan kerja, juga dapat dilakukan melalui kerjasama dengan instansi terkait seperti BPKP, Polri dan lain-lain 3 Refresif Tindakan hukum melalui penegakan hukum agar dapat memberikan efek jera dan ketakutan bagi PNS lain untuk melakukan pelanggaran. Dalam tindakan Promotif dan Preventif merupakan tindakan pencegahan, peranan yang paling besar adalah lingkungan kerja dan Pimpinan tempat mereka bekerja untuk melakukan pengawasan secara melekat sebagaimana Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 46 Tahun 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat. Mengenai ketidak tahuan akan hukum seyogyanya dilakukan sosialisasi hukum dan penyuluhan hukum terhadap penerapan-penerapan hukum bagi PNS termasuk hukum-hukum yang bersifat umum, dengan dapat melibatkan pihak-pihak terkait seperti Penegak Hukum, Akademisi Hukum, dan lain-lain.Pihak Kepolisian sebagai ujung tombak penegakan hukum dapat melakukan strategi pemberantasan pelanggaran hukum yang bersifat tindak pidana saja yang dapat dilakukan secara sistemik dan konsisten melalui pendekatan integral antara upaya represif dan upaya preventif. Upaya represif atau sering disebut upaya penal, dilakukan dengan menerapkan hukum pidana guna menimbulkan efek jera bagi pelaku dan menimbulkan daya cegah bagi masyarakat agar menghindari segala bentuk tindak pidana Sedangkan upaya pre’emtif dilakukan melalui sarana di luar hukum pidana non-penal.Yaitu melalui pemberian pemahaman Universitas Sumatera Utara mengenai hukum baik melalui penyuluhan sosialisasi maupun seminar-seminar hukum. Khusus untuk penyelesaian masalah korupsi Bila melihat perkembangan kondisi tindak pidana korupsi yang tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga telah melanggar hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat secara luas, telah menjadikan Indonesia mendapat perhatian internasional.Tentu saja Pemerintah Indonesia menyadari bahwa perhatian internasional terhadap permasalahan ini adalah sangat penting karena dapat mempengaruhi kepercayaan luar negeri terhadap stabilitas politik dan ekonomi di Indonesia.Oleh karena itu upaya-upaya untuk memberantas tindak pidana korupsi menjadi perhatian utama bagi pemerintah, diantaranya dengan melakukan perubahan secara terus menerus terhadap peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan pemberantasan korupsi. Hal ini dapat dilihat dari amandemen Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang meratifikasi United Nations Against Corruption 2003 dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006. Berkaitan dengan hal tersebut diatas tentunya perlu diperhatikan pula mengenai pemahaman PNS mengenai peraturan-peraturan yang mengatur mengenai keuangan yang juga sering berubah, hal ini perlu selalu diperhatikan dan disampaikan dari PNS tingkat atas sampai bawah. Universitas Sumatera Utara

BAB IV UPAYA-UPAYA YANG DILAKUKAN OLEH APARATUR SIPIL

NEGARA AKIBAT SANKSI PEMBERHENTIAN KARENA MENJADI ANGGOTA PARTAI POLITIK

D. Upaya Hukum Melalui Lembaga Pengadilan Tata Usaha Negara PTUN

Dalam pelaksanaan tugas administrasi pemerintahan yang baik yang menyangkut urusan eksternal pelayanan umum maupun yang berkaitan dengan urusan internal seperti urusan kepegawaian, suatu instansi pemerintah BadanPejabat TUN tidak dapat dilepaskan dari tugas pembuatan Keputusan Tata Usaha Negara. Dengan semakin kompleksnya urusan pemerintahan serta semakin meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat, tidak tertutup kemungkinan timbulnya benturan kepentingan Conflict of Interest antara pemerintah BadanPejabat TUN dengan seseorangBadan Hukum Perdata yang merasa dirugikan oleh Keputusan Tata Usaha Negara tersebut, sehingga menimbulkan suatu sengketa Tata Usaha Negara. Penyelesaian sengketa Tata Usaha Negara sebagai akibat terjadinya benturan kepentingan antara pemerintah BadanPejabat TUN dengan seseorang Badan Hukum Perdata tersebut, ada kalanya dapat diselesaikan secara damai melalui musyawarah dan mufakat, akan tetapi ada kalanya pula berkembang menjadi sengketa hokum yang memerlukan penyelsaian lewat pengadilan. Sebagai Negara yang berdasarkan atas hukum rechtstaat, maka timbulnya suatu sengketa Tata Usaha Negara tersebut, bukanlah hal yang harus dianggap sebagai Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

POLITIK HUKUM UNDANG - UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

5 44 66

KAJIAN YURIDIS TERHADAP HAK PENYANDANG DISABILITAS UNTUK MENJADI PEGAWAI NEGERI SIPIL SESUAI KETENTUAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA.

0 2 14

PENDAHULUAN KAJIAN YURIDIS TERHADAP HAK PENYANDANG DISABILITAS UNTUK MENJADI PEGAWAI NEGERI SIPIL SESUAI KETENTUAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA.

0 3 19

PENUTUP KAJIAN YURIDIS TERHADAP HAK PENYANDANG DISABILITAS UNTUK MENJADI PEGAWAI NEGERI SIPIL SESUAI KETENTUAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA.

0 3 8

PELAKSANAAN PENDIDIKAN POLITIK OLEH PARTAI POLITIK MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DI KOTA SURAKARTA.

0 0 14

PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG MENJADI ANGGOTA PARTAI POLITIK - Repositori Universitas Andalas PNS Menjadi Parpol

0 0 7

Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2004 tentang Larangan Pegawai Negeri Sipil Menjadi Anggota Partai Politik

0 0 8

PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG MENJADI ANGGOTA PARTAI POLITIK

0 0 8

BAB II LANDASAN HUKUM PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JIKA MENJADI ANGGOTA PARTAI POLITIK A. Kewajiban, Larangan Dan Sanksi Bagi Pegawai Negeri Sipil Menurut Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PP No. 53 tahun 2010) - Prosedur Pemberhentian Pegawa

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Prosedur Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Jika Menjadi Anggota Partai Politik Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014

0 0 18