Upaya Hukum Melalui Lembaga Peninjauan Kembali

sesingkat mungkin. Keputusan yang diambil oleh Badan Pertimbangan Kepegawaian sifatnya mengikat dan wajib dilaksanakan oleh semua pihak yang bersangkutan.

F. Upaya Hukum Melalui Lembaga Peninjauan Kembali

Lembaga peninjauan kembali merupakan kewenangan menteri yang terkait. Menteri yang bersangkutan dapat meninjau kembali hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum atau pejabat bawahannya. Apabila terdapat bukti-bukti atau alasan-alasan yang kuat tentang adanya hal-hal yang tidak wajar mengenai penjatuhan hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil PNS, maka hukuman disiplin yang dijatuhkan bisa saja dibatalkan. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara PERATUN, maka sengketa-sengketa tentang kepegawaian banyak yang diselesaikan di pengadilan, sehingga apabila terdapat Pegawai Negeri Sipil PNS yang merasa diperlakukan dan dijatuhkan hukuman disiplin yang tidak sesuai dengan prinsip keadilan atau tata aturan yag berlaku, maka Pegawai Negeri Sipil PNS yag bersangkutan dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 5 Tahu 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara PERATUN, keputusan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil PNS yang berkekuatan hukum tetap dapat saja ditindaklanjuti dengan upaya hukum dari Pegawai Negeri Sipil PNS yang bersangkutan. Upaya hukum terhadap keputusan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil PNS tersebut dapat diajukan ke Peradilan Tata Usaha Negara PERATUN. Keputusan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil PNS yang diajukan ke Universitas Sumatera Utara Peradilan Tata Usaha Negara PERATUN tersebut merupakan sengketa Tata Usaha Negara. Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara PERATUN, yang dimaksud dengan Sengketa Tata Usaha Negara ialah : “Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang Tata Usaha Negara antara orang atau badan hukum perdata dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, baik dipusat maupun didaerah, sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku”. 17 Upaya tersebut didasarkan pada Pasal 47 1 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara PERATUN yang menyebutkan bahwa : “Pemgadilan bertugas dan berwenang memerikas, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara”. Kemudian Pasal 48 1 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara PERATUN juga mengatur hal demikian yang menyebutkan bahwa : 1 Dalam hal suatu Badan atau pejabat Tata Usaha Negara diberi wewenang oleh atau berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk menyelesaikan secara administratif ssengketa Tata Usaha Negara tertentu, maka sengketa Tata Usaha Negara tersebut harus diselesaikan melalui upaya administratif yang tersedia. 17 Pasal 1 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara PERATUN Universitas Sumatera Utara 2 Pengadilan baru berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud ayat 1 jika seluruh upaya administratif yang bersangkutan telah digunakan. Dalam Pasal 50 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara PERATUN menyebutkan bahwa : “Pengadilan Tata Usaha Negara bertugas dan berwenag memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara di tingkat pertama”. Pasal-pasal dalam 1 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara PERATUN tersebut memberikan kepastian bagi semua pihak yang dirugikan dengan keputusan yang diberikan oleh pejabat Tata Usaha Negara termasuk tentang pemberhentian Pegawai Negeri Sipil PNS dapat diselesaikan melalui Pengadilan Tata Usaha Negaara untuk mencari keputusan yang seadil-adilnya. Upaya hukum ke Pengadilan Tata Usaha Negara memang dapat dilakukan Pegawai Negeri Sipil PNS mengingat peraturan yag mengatur mengenai hal pemberhentian Pegawai Negeri Sipil PNS secara hirarki perundang-undangan hanya berupa Peraturan Pemerintah PP, sedangkan upaya hukum Pegawai Negeri Sipil PNS ke Pengadilan Tata Usaha Negara diatur didalam undang-undang. Mengenai upaya untuk meminimalkan terjadinya pelanggara ketentuan kepegawaian oleh Pegawai Negeri Sipil PNS yang dapat diancam pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil PNS, pejabat yang terkait harus melakukan sosialisasi dan penegakan peraturan disiplin terhadap pegawai. Penegakan peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil PNS mempunyai dua sisi yang saling berpengaruh dan berkaitan yang harus bisa berjalan secara kooperatif dan berdampingan, yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Pembina, yaitu para pemimpin yang secara hirarki bertugas mengawasi dan membina bawahannya secara langsung dengan norma-norma pembinaan dan norma pengawasan, atau yang lazim diebut dengan pengawasan melekat. 2. Pegawai Negeri Sipil PNS itu sendiru yang berkewajiban untuk menaati segala peraturan yang mengatur mengenai hal disiplin Pegawai Negeri Sipil PNS. Upaya untuk penegakan peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil PNS harus menaati dan melaksanakan hal-hal sebgai berikut : 1 Menaati Tata Tertib diantaranya ialah TertibDisiplin Kerja Demi terpeliharanya produktivitas dan kenyamanan pelaksanaan tugas serta untuk menegaakan citra dan penilaian yang baik mengenai tugas pelayanan, maka unsur keteratuan dan ketertiban adalah sangat vital dan penting. Untuk itu aspek manajerial dari penyelenggaraan tugas staf, pengendalian, serta pengawasan perlu lebih diperhatikan secara seksama, yakni diarahkan kepada ditegakannya disiplin kerja yang tinggi serta sistem kerja yang berdaya guna dan berhasil guna di masing-masing unit organisasi, agar dengan demikian dapat diperoleh jaminan terselengaranya produktivitas atau hasil kerja yang tepat, cepat dan cermat di seluruh jajaran instansi-instansi pemerintah. Kemudian menaati ketentuan jam kerja adalah salah satu unsur yang terpenting dalam pelaksanaan disiplin kerja. Untuk itu pengawasan terhadap absensi jam masuk kerja dan pulang kerja bagi seluruh Pegawai Negeri Sipil PNS harus senantiasa diperhatikan dan ditingkatkan kearah disiplin yang tinggi. 2 Melaksanakan butir-butir Panca Prasetya Korps Pegawai Republik Indonesia KORPRI yaitu mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat diatas Universitas Sumatera Utara kepentingan pribadi dan golongan serta berjuang menegakkan kejujuran dan keadilan serta meningkatkan kesejahteraan dan profesionalisme. 3 Melaksanakan nilai-nilai Pancasila sebagaimana terdapat pada sila kelima yaitu menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta bekerja keras demi tercapainya keadilan sosial bagi seluru rakyat Indonesia. 4 Asas-asas hukum yaitu melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab serta bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat demi kepentingan negara. Pada kenyataannya memang masih sulit untuk menciptakan Pegawai Negeri Sipil PNS yang jujur, taat, bersih, dam berwibawa serta profesionalisme dalam melaksanakan segala tugas dan tanggung jawabnya bekerja. Banyak faktor-faktor yang belum mendukung penegakan didiplin Pegawai Negeri Sipil PNS seperti rendahnya gaji dan kurangnya sarana dan prasarana yang tersedia dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalisme kerja. Namun demikian, sebagaimana sorang abdi negara yang baik, sudah barang tentu harus melaksanakan segala tugas dengan penuh tanggung jawab dan tetap apabila ada pegawai Pegawai Negeri Sipil PNS yang melakukan pelangaran disiplin akan diteaah kebenarannya dan ditindaklanjuti sesuai dengan peraturan yag berlaku. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

POLITIK HUKUM UNDANG - UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

5 44 66

KAJIAN YURIDIS TERHADAP HAK PENYANDANG DISABILITAS UNTUK MENJADI PEGAWAI NEGERI SIPIL SESUAI KETENTUAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA.

0 2 14

PENDAHULUAN KAJIAN YURIDIS TERHADAP HAK PENYANDANG DISABILITAS UNTUK MENJADI PEGAWAI NEGERI SIPIL SESUAI KETENTUAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA.

0 3 19

PENUTUP KAJIAN YURIDIS TERHADAP HAK PENYANDANG DISABILITAS UNTUK MENJADI PEGAWAI NEGERI SIPIL SESUAI KETENTUAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA.

0 3 8

PELAKSANAAN PENDIDIKAN POLITIK OLEH PARTAI POLITIK MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DI KOTA SURAKARTA.

0 0 14

PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG MENJADI ANGGOTA PARTAI POLITIK - Repositori Universitas Andalas PNS Menjadi Parpol

0 0 7

Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2004 tentang Larangan Pegawai Negeri Sipil Menjadi Anggota Partai Politik

0 0 8

PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG MENJADI ANGGOTA PARTAI POLITIK

0 0 8

BAB II LANDASAN HUKUM PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JIKA MENJADI ANGGOTA PARTAI POLITIK A. Kewajiban, Larangan Dan Sanksi Bagi Pegawai Negeri Sipil Menurut Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PP No. 53 tahun 2010) - Prosedur Pemberhentian Pegawa

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Prosedur Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Jika Menjadi Anggota Partai Politik Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014

0 0 18