Fisiologi Appendix Insiden Epidemiologi Appendicitis Etiologi Appendicitis

Posisi terbanyak adalah retrocaecal, namun demikian posisi appendix dapat ditemukan dengan menelusuri ketiga taenia yang terdapat pada caecum dan colon, yaitu taenia colica, taenia libera, dan taenia omental. Vaskularisasi appendix berasal dari arteri ileocolica yang merupakan cabang dari arteri mesenterika superior. Cabang arteri ileokolika ini disebut arteri appendicularis, dengan aliran venanya berasal dari vena ileocolica dan akan kembali ke vena mesenterika superior. A. appendicularis ini tidak memiliki kolateral sehingga ketika terjadi oklusi apapun penyebabnya, maka mudah terjadi iskemia dan gangren, hingga akhirnya perforasi. Persarafan parasimpatis berasal dari cabang n. vagus yang mengikuti a. mesenterica superior dan a. appendicularis, sedangkan persarafan simpatis berasal dari n. torakalis X. Oleh karena itu, nyeri visceral pada appendicitis bermula di sekitar umbilicus.

II.2 Fisiologi Appendix

Appendix menghasilkan lendir mucus setiap harinya sejumlah 1 – 2 cc per hari, di mana kelebihan dari mucus akan mengalir dari lumen ke caecum. Adanya obstruksi pada jalur inilah yang menyebabkan terjadinya peradangan pada appendix. Salah satu hal lain yang dilakukan appendix adalah menghasilkan Immunoglobulin sekretoar, yang dihasilkan oleh GALT gut associated lymphoid tissue yang terdapat di sepanjang saluran cerna termasuk appendix, yaitu IgA. Immunoglobulin berfungsi sebagai pertahanan terhadap infeksi. Namun demikian, pengangkatan appendix tidak mempengaruhi sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfoid disini sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlahnya di saluran cerna dan di seluruh tubuh, sehingga hilangnya appendix tidak menimbulkan perubahan yang bermakna.

II.3 Insiden Epidemiologi Appendicitis

Terdapat sekitar 250.000 kasus appendicitisyang terjadi di Amerika Serikat setiap tahunnya dan terutama terjadi pada anak usia 6-10 tahun. Appendicitis lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan dengan perbandingan 3:2. Bangsa Kaukasia lebih sering terkena dibandingkan dengan kelompok ras lainnya. Appendicitis akut lebih sering terjadi selama musim panas. Insidensi Appendicitis akut di negara maju lebih tinggi daripada di negara berkembang, tetapi beberapa tahun terakhir angka kejadiannya menurun, sementara di negara berkembang juga terus meningkat. Appendicitis dapat ditemukan pada semua umur, hanya pada anak kurang dari satu tahun jarang dilaporkan. Insidensi tertinggi pada kelompok umur 20-30 tahun, setelah itu menurun. Insidensi pada laki- laki dan perempuan umumnya sebanding, dengan jumlah penderita pria lebih banyak sedikit daripada wanita.

II.4 Etiologi Appendicitis

Penyebab appendicitis yang terutama adalah infeksi bakteri yang didahului dengan obstruksi pada lumen appendix. Obstruksi ini menyebabkan stasis cairan dan distensi dari appendix sehingga menyebabkan pendarahan terganggu akibat vena dan arteri tertekan oleh distensi dan edema yang terjadi. Akibatnya terjadi stasis mucus dan penurunan suplai darah appendix yang memudahkan terjadinya infeksi sekunder oleh bakteri yang kemudian menyebabkan terjadinya peradangan appendix. Penyebab obstruksi lumen appendix antara lain adalah :  Fecalith  Parasit  Benda – benda asing  Hiperplasia jaringan limfoid Insidensi terjadinya appendicitis yang berhubungan dengan hyperplasia jaringan limfoid biasanya disebabkan oleh reaksi limfatik baik lokal atau general, misalnya akibat infeksi Yersinia, Salmonella, dan Shigella; atau akibat invasi parasit seperti Entamoeba, Strongyloides, Enterobius vermicularis, Schistosoma, atau Ascaris. Appendicitis juga dapat diakibatkan oleh infeksi virus enteric atau sistemik, seperti measles, chicken pox, dan cytomegalovirus.  Tumor Carcinoid tumor Adalah neoplasma yang sering ditemui pada usus halus dan appendix, bila carcinoid tumor ini mengobstruksi lumen appendix maka dapat terjadi appendicitis juga. Obstruksi dari hal – hal ini menyebabkan terjadinya stasis dan penimbunan mukus pada lumen appendix yang kemudian menyebabkan gejala – gejala, di mana biasanya akan terjadi infeksi sekunder oleh bakteri, bakteri yang sering dapat ditemukan antara lain adalah : Tabel 1. Bakteri yang diisolasi sering ditemui pada appendicitis Bakteri aerob fakultatif Bakteri anaerob  Escherichia coli  Viridans streptococci  Pseudomonas aeruginosa  Enterococcus  Bacteroides fragilis  Peptostreptococcus micros  Bilophila species  Lactobacillus species Jadi etiologi terbanyak dari appendicitis adalah obstruksi, namun bukan tidak mungkin terjadi proses inflamasi yang tidak melibatkan obstruksi lumen terlebih dahulu, hal in dapat terjadi jika memang ada penyebaran infeksi langsung ke appendix misalnya, baik virus maupun bakteri.

II.5 Patofisiologi Patogenesis Appendicitis