Gejala Manifestasi Klinis Appendicitis

mengalami fibrosis dan pembentukan jaringan parut ini disebut sebagai appendicitis kronis, di mana biasanya hal ini ditandai dengan nyeri kanan bawah yang hilang timbul, dan riwayat nyeri pertama kali yang tidak ditangani dengan terapi bedah, di mana nyerinya kemudian berkurang dan menjadi hilang timbul. Pada pemeriksaan USG juga akan nampak appendix yang mengalami penebalan dan fibrosis. Gambar 3. Patofisiologi terjadinya Appendicitis

II.6 Gejala Manifestasi Klinis Appendicitis

Gejala awal yang khas, yang merupakan gejala klasik appendicitis adalah nyeri samar nyeri tumpul di daerah epigastrium, di sekitar umbilikus atau periumbilikus. Keluhan ini biasanya disertai dengan rasa mual dan muntah, dan pada umumnya nafsu makan menurun anorexia. Kemudian dalam beberapa jam 4 – 6 jam, nyeri akan beralih ke kuadran kanan bawah, ke titik McBurney Migratory pain. Di titik ini nyeri terasa lebih tajam dan jelas letaknya, sehingga merupakan nyeri somatik setempat. Terkadang appendicitis juga disertai dengan low-grade fever sekitar 37,5 -38,5 C. Biasanya urutan gejala juga berpengaruh, di mana pada 95 kasus urutannya adalah sebagai berikut : Anorexia == Abd. pain == Vomiting muntah, walaupun demikian urutan gejala ini bukanlah patokan untuk penegakan diagnosa. Selain gejala klasik, ada beberapa gejala lain yang dapat timbul sebagai akibat dari appendicitis. Timbulnya gejala ini bergantung pada letak appendix ketika meradang. Berikut gejala yang timbul tersebut. 1. Bila letak appendix retrocaecal – retroperitoneal, yaitu di belakang caecum terlindung oleh caecum, tanda nyeri perut kanan bawah tidak begitu jelas dan tidak ada tanda rangsangan peritoneal. Rasa nyeri lebih kearah perut kanan atau nyeri timbul pada saat melakukan gerakan seperti berjalan, bernapas dalam, batuk, dan mengedan. Nyeri ini timbul karena adanya kontraksi m.psoas mayor yang menegang dari dorsal. 2. Bila appendix terletak di rongga pelvis :  Bila appendix terletak di dekat atau menempel pada rektum, akan timbul gejala dan rangsangan sigmoid atau rektum, sehingga peristalsis meningkat, pengosongan rektum akan menjadi lebih cepat dan berulang-ulang diare.  Bila appendix terletak di dekat atau menempel pada kandung kemih, dapat terjadi peningkatan frekuensi kemih, karena rangsangannya dindingnya. Gejala appendicitis terkadang tidak jelas dan tidak khas, sehingga sulit dilakukan diagnosis, dan akibatnya appendicitis tidak ditangani tepat pada waktunya, sehingga biasanya baru diketahui setelah terjadi perforasi. Berikut beberapa keadaan dimana gejala appendicitis tidak jelas dan tidak khas :  Anak-anak Gejala awalnya sering hanya menangis dan tidak mau makan. Seringkali anak tidak bisa menjelaskan rasa nyerinya. Dan beberapa jam kemudian akan terjadi muntah- muntah dan anak menjadi lemah dan letargik. Karena ketidakjelasan gejala ini, sering appendicitis diketahui setelah perforasi. Begitupun pada bayi, 80-90 appendicitis baru diketahui setelah terjadi perforasi.  Orang tua berusia lanjut Gejala sering samar-samar saja dan tidak khas, sehingga lebih dari separuh penderita baru dapat didiagnosis setelah terjadi perforasi.  Wanita Gejala appendicitis sering dikacaukan dengan adanya gangguan yang gejalanya serupa dengan appendicitis, yaitu mulai dari alat genital proses ovulasi, menstruasi, radang panggul, atau penyakit kandungan lainnya. Pada wanita hamil dengan usia kehamilan trimester, gejala appendicitis berupa nyeri perut, mual, dan muntah, dikacaukan dengan gejala serupa yang biasa timbul pada kehamilan usia ini. Sedangkan pada kehamilan lanjut, sekum dan appendix terdorong ke kraniolateral, sehingga keluhan tidak dirasakan di perut kanan bawah tetapi lebih ke regio lumbal kanan. Gambar 4. Perubahan Posisi Appendix pada Wanita Hamil Tabel 2. Gejala Appendicitis Akut Gejala Appendicitis Akut Frekuensi Nyeri perut 100 Anorexia 100 Mual 90 Muntah 75 Nyeri berpindah 50 Gejala sisa klasik nyeri periumbilikal kemudian anorexiamualmuntah kemudian nyeri berpindah ke RLQ kemudian demam yang tidak terlalu tinggi 50 -- Onset gejala khas terdapat dalam 24-36 jam II.7 Penegakan Diagnosa Appendicitis II.7.1 Anamnesis