Pemeriksaan Fisik Penegakan Diagnosa Appendicitis .1 Anamnesis

pada bayi yang dikandung mencapai 2-8,5 dan meningkat menjadi 35 jika terjadi perforasi disertai peritonitis generalisata. 6

II.7.2 Pemeriksaan Fisik

Demam biasanya ringan, dengan suhu sekitar 37,5-38,5 o C. Bila suhu lebih tinggi, mungkin sudah terjadi perforasi. Bisa ditemui perbedaan suhu aksila dan rectal = 1 o C. 1  Inspeksi Kadang sudah terlihat waktu penderita berjalan sambil bungkuk dan memegang perut. Penderita tampak kesakitan. Pada inspeksi perut tidak ditemukan gambaran spesifik. Kembung sering terlihat pada penderita dengan komplikasi perforasi. Penonjolan perut kanan bawah bisa dilihat pada massa atau abses appendikuler yang besar.  Palpasi Beberapa tanda penting yang dapat ditemukan saat melakukan palpasi pada pemeriksaan abdomen kuadran kanan bawah : 1,4,6  Nyeri tekan Mc.Burney : Pada palpasi didapatkan titik nyeri tekan kuadran kanan bawah atau titik Mc Burney dan ini merupakan tanda kunci diagnosis.  Nyeri lepas : Rebound tenderness nyeri lepas tekan adalah rasa nyeri yang terjadi akibat rangsangan pada peritoneum.  Defans muskuler : Defence muscular adalah nyeri tekan seluruh lapangan abdomen yang menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietalis. Rangsangan ini kemudian menyebabkan rangsangan pada muskulus rektus abdominis sehinggga otot ini mengalami kontraksi.  Rovsing sign : Penekanan perut sebelah kiri akan menyebabkan nyeri sebelah kanan. Hal ini disebabkan karena tekanan tersebut menyebabkan organ dalam terdorong kearah kanan dan memberikan tekanan pada apendiks yang meradang.  Blumberg Sign : nyeri kanan bawah bila tekanan sebelah kiri dilepaskan.  Dunphys sign : Nyeri bertambah saat batuk.  KocherKoshers sign : Didapati saat anamnesis, nyeri muncul pertama kali di regio epigastrium atau di sekitar lambung, kemudian menjalar berpindah ke regio iliaka dextra.  Psoas sign: tanda ini biasanya ditemukan pada apendiks yang terletak retrosekal. Psoas sign terjadi karena adanya rangsangan m. psoas oleh peradangan yang terjadi pada apendiks. Ada 2 cara memeriksa :  Aktif: Pasien telentang, tungkai kanan lurus ditahan pemeriksa, pasien memfleksikan articulatio coxaekanan dan nyeri dirasakan di perut kanan bawah.  Pasif: Pasien berbaring pada posisi lateral dekubitus kiri kemudian pemeriksa melakukan ekstensi pasif paha kanan sambil menahan pinggul kanan penderita tanda bintang.  Obturator Sign: Obturator sign adalah rasa nyeri yang terjadi bila panggul dan lutut difleksikan kemudian dirotasikan kearah dalam, terjadi karena peradangan appendiksmenyentuh m.Obturator Internus yang merupakan dinding panggul kecil. Hal tersebut menunjukkan bahwa apendiks terletak pada rongga pelvis.  Auskultasi Peristaltik biasanya normal, peristaltik yang menghilang akan ditemukan pada illeus paralitik karena peritonitis generalisata akibat perforasi apendiks. Auskultasi tidak banyak membantu dalam menegakkan diagnosis apendisitis, tetapi kalau sudah terjadi peritonitis maka tidak terdengar bunyi peristaltik usus.  Pemeriksaan Colok Dubur Rectal Touche Pemeriksaan ini dilakukan pada appendicitis, untuk menentukan letak apendiks, apabila letaknya sulit diketahui. Jika saat dilakukan pemeriksaan ini dan terasa nyeri, maka kemungkinan apendiks yang meradang terletak didaerah pelvis. Pemeriksaan ini merupakan kunci diagnosis pada appendicitis pelvika. 1,3

II.7.3 Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium