2. Dinding apendiks nampak jelas, dapat dibedakan. 3. Diameter luar appendix lebih dari 6 mm.
4. Adanya gambaran “target” 5. Adanya appendicolith fecalith.
6. Adanya timbunan cairan periappendicular 7. Tampak lemak pericaecal echogenic prominent.
Keadaan apendiks supurasi atau gangren ditandai dengan distensi lumen oleh cairan, penebalan dinding apendiks dengan
atau tanpa apendikolit. Keadaan apendiks perforasi ditandai dengan tebal dinding apendiks yang asimetris, cairan bebas
intraperitonial, dan abses tunggal atau multipel.
1,5
Pada wanita, USG dapat dipakai untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti kehamilan ektopik, adneksitis, dan sebagainya.
CT – Scan :
Diameter appendix akan nampak lebih dari 6mm, ada penebalan dinding appendiks, setelah pemberian kontras akan nampak enhancement
gambaran dinding appendix. CT scan juga dapat menampakkan gambaran perubahan inflamasi periappendicular, termasuk diantaranya
inflammatory fat stranding, phlegmon, free fluid, free air bubbles, abscess, dan adenopathy. CT-Scan mempunyai sensitivitas dan
spesifisitas yang tinggi yaitu 90 – 100 dan 96 – 97, serta akurasi 94 –
100. Ct-Scan sangat baik untuk mendeteksi apendiks dengan abses atau flegmon
Tabel 4. Perbandingan pemeriksaan penunjang apendisitis akut:
Ultrasonografi CT-Scan
Sensitivitas 85
90 – 100 Spesifisitas
92 95 - 97
Akurasi 90 – 94
94 – 100 Keuntungan
Aman Lebih akurat
relatif tidak mahal Mengidentifikasi abses dan flegmon
lebih baik Dapat mendignosis kelainan lain
pada wanita Mengidentifikasi apendiks normal
lebih baik Baik untuk anak-anak
Kerugian Tergantung operator
Mahal Sulit secara tehnik
Radiasi ion Nyeri
Kontras Sulit di RS daerah
Sulit di RS daerah
Gambar 5. Algoritma Diagnostik Appendicitis
Histopatologi Appendicitis Akut Pemeriksaan histopatologi adalah salah satu standar emas gold
standard untuk diagnosis appendicitis akut. Ada beberapa perbedaan pendapat
mengenai gambaran histopatologi appendicitis akut. Perbedaan ini didasarkan pada kenyataan bahwa belum adanya kriteria gambaran histopatologi
appendicitis akut secara universal dan tidak ada gambaran histopatologi apendisitis akut pada orang yang tidak dilakukan opersi Riber et al, pernah
meneliti variasi diagnosis histopatologi apendisitis akut. Tabel 5. Definisi histopatologi appendicitis akut:
1 Sel granulosit pada mukosa dengan ulserasi fokal atau difus di lapisan epitel.
2 Abses pada kripte dengan sel granulosit dilapisan epitel.
3 Sel granulosit dalam lumen apendiks dengan infiltrasi ke dalam lapisan epitel.
4 Sel granulosit diatas lapisan serosa apendiks dengan abses apendikuler,
dengan atau tanpa terlibatnya lapisan mukusa. 5
Sel granulosit pada lapisan serosa atau muskuler tanpa abses mukosa dan keterlibatan lapisan mukosa, bukan apendisitis akut tetapi periapendisitis.
Skor Alvarado
Semua penderita dengan suspek Apendisitis acuta dibuat skor Alvarado dan diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu: skor 66. Selanjutnya
dilakukan Appendectomy, setelah operasi dilakukan pemeriksaan PA terhadap jaringan Apendiks dan hasilnya diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu:
radang akut dan bukan radang akut. Tabel 6. Alvarado Score untuk membantu menegakkan diagnosis
Manifestasi Skor
Gejala Adanya migrasi nyeri
1 Anoreksia
1 Mualmuntah
1 Tanda
Nyeri RLQ 2
Nyeri lepas 1
Febris 1
Laboratorium Leukositosis 2
Shift to the left 1
Total poin 10
Keterangan: 0-4 : bukan appendicitis
5-6 : kemungkinan kecil 7-8 : kemungkinan besar appendicitis
9-10 : hampir pasti appendicitis
Penanganan berdasarkan skor Alvarado : 1 – 4 : observasi
5 – 6 : antibiotik diobservasi di rumah sakit 7 – 10 : operasi dini
II.8 Diagnosa Banding Appendicitis